Senyum Jeonghan merekah lebar melihat wanita cantik di sebelahnya tampak menikmati perjalan mereka. Tak hentinya Jeonghan memperhatikan Joohyun dan memikirkan apakah wanita itu happy berjalan bersamanya. Menghabiskan waktu liburannya bersama-sama.
Jeonghan hanya takut, Joohyun tidak menikmati perjalanan mereka ini.
Namun, melihat wanita itu terus tersenyum membuat kekhawatirannya perlahan sirna.
Jeonghan memasukkan satu tangannya ke kantong celananya. Mereka baru saja keluar dari Minimarket, membeli Ice cream sembari menikmati perjalanannya ke Oia.
"Kau tidak lelah berjalan kaki?" Tanya Jeonghan memastikan keadaan Joohyun.
Wanita itu tersenyum lebar, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, lagipula sebentar lagi sampai." Katanya dengan percaya diri.
Jeonghan sedikit ragu, pasalnya mereka sudah terlalu lama berjalan kaki menuju Oia. Minimarket tadi adalah pemberhentian pertama mereka untuk perbekalan mereka di jalan.
Berjalan menuruni bukit, keduanya menyusuri jalan berbatu dan pinggir kaldera dengan pemandangan luar biasa. Beberapa turis berhenti sejenak sekedar mengambil foto, salah satu dari mereka berdiri di batu curam , sementara yang lainnya memilih untuk mengambil foto menatap lautan. Kebetulan matahari mulai terbenam, laut dan langit seolah menyatu layaknya lukisan berharga miliaran.
"Berapa lama kau berlibur?" Tanya Jeonghan.
Joohyun menoleh, "Semingguan. Bisa lebih kalau aku betah." Ia tersenyum lebar lalu melempar pertanyaan untuk Jeonghan. "Bagaimana denganmu?"
"Disini Seminggu juga, sisanya aku habiskan di rumah."
"Ohoo, mau bersantai dengan orang tercinta ya.." goda Joohyun sembari Naik turun alisnya.
Jeonghan hanya terkekeh, menghindari perkataan Joohyun dengan mengalihkan pandanganya pada lautan.
"Kau tidak ingin berfoto?"
"Boleh…" Joohyun memberikan sony rx100 vii nya yang sejak tadi menggantung di lehernya kepada Jeonghan. Lalu ia berlari kecil mendekati tebing dan membelakangi Jeonghan agar pria itu segera mengambil gambarnya dengan bagus.
Jeonghan mulai mengambil gambarnya. Joohyun yang memang pada dasarnya seorang aktris dan model, ia dengan mudah bergaya di depan Kamera. Tanpa perintah apapun dari Jeonghan, wanita itu mulai mengubah gayanya dan membiarkan Jeonghan hanya mengambil fotonya.
Jeonghan tersenyum lebar, Joohyun pun yang melihat itu turut tersenyum.
Manis sekali. Pikirnya.
Liburan kali ini terasa menyenangkan. Baik Jeonghan dan Joohyun tidak akan pernah melupakan hari ini.
Setelah puas berpose, Joohyun mendekati Jeonghan. "Bagaimana denganmu? Aku akan mengambil gambar untuk mu." Ujarnya.
Jeonghan langsung menggeleng. Ia tidak suka di foto, tubuhnya terlalu kaku untuk mengambil pose. Pose yang ia tahu pun hanya mengangkat dua jari atau memberi love finger.
"Tidak, terima kasih tawarannya." Ujarnya tersenyum canggung. "Aku tidak pintar berpose sepertimu."
Joohyun menutup mulut. Tentu menahan tawanya. Oh ayolah siapa yang percaya Jeonghan tak pandai berpose. Bahkan ketika pria itu hanya diam, Jeonghan sudah terlihat sangat mempesona.
"Kita disini dulu, setelah matahari terbenam kita lanjutkan perjalanan." Ujarnya. Joohyun mengiyakan. Ia pun sangat menyukai pemandangan yang ada di depan matanya, mubasir sekali jika ia harus melewatkan hanya untuk mencapai kota Oia tepat waktu. Telat sedikit tidak akan menjadi masalah bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Scandal
Fanfic"Menutup Scandal dengan scandal lainnya." Choi Joohyun membuat masalahnya kian membesar. Dirinya tak menyangka bahwa rumor yang sengaja ia buat membawa dirinya ke dalam sandiwara tanpa skenario.