8. Setitik

14 3 0
                                    

Hari ini Leksa menikah dengan Oscar. Dean menepati ucapannya untuk tidak datang ke acara pernikahan mantan kekasihnya itu. Dean memilih menyibukkan diri hari ini.

Sejak subuh, Dean sudah berada di rumah sakit karena ada salah satu pasien yang melahirkan. Selesai menangani pasien, Dean menikmati sarapannya di kantin.

Tidak banyak orang yang makan di kantin karena ini masih jam 8 pagi, hanya ada beberapa perawat dan dokter yang menikmati sarapan setelah jaga malam.

Dean melihat jam di tangannya, masih ada waktu untuk istirahat sebelum operasi selanjutnya. Dean lalu melahap makananya dengan semangat. Dia selalu senang setiap membantu para ibu melahirkan bayi-bayi mungil mereka.

Baru akan memasukan suapan terakhirnya, teleponnya bergetar. Ada panggilan dari salah satu perawat di bangsal.

"Dokter ada pasien pendarahan," ucap seseorang di seberang sana.

Dean lalu bergegas membereskan alat makannya dan meletakkan di tempat yang disediakan di kantin. Dean berlari menuju kamar yang diinfokan oleh perawatnya tadi.

Tiba di sana, Dean langsung menangani pasien tersebut sebelum terlambat.

Hari ini nyatanya Dean menjadi sangat sibuk tidak seperti yang dibayangkan. Dia sudah mencari-cari kegiatan lain jika tidak sibuk di rumah sakit.

Dean tidak mau mengingat bahwa hari ini menjadi hari yang bisa membuatnya sangat patah hati.

Menjelang malam, Dean baru bisa bernafas tenang. Pasien-pasien sudah dia tangani semua, Dean bisa istirahat sekarang.

Dean melihat langit terlihat mendung, sepertinya akan turun hujan. Dean mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Dia ingin segera mandi air hangat dan istirahat, namun sepertinya dia harus bersabar karena saat ini Jakarta sedang padat-padatnya.

"Orang-orang kenapa nggak pengin di rumah aja sih," ucap Dean bete.

Dean lalu menghidupkan radio di mobilnya, berusaha memecahkan keheningan dan tak terlalu mendengar suara-suara bising kendaraan di sekitarnya.

Dean yang awalnya bete sekarang menjadi menikmati macetnya Jakarta. Dengan diiringi suara penyiar dan lagu-lagu yang enak, Dean mulai bernyanyi juga.

Dean membuka ponselnya dan berselancar di akun Instagramnya, dia menemukan satu foto yang diunggah salah satu WO. Foto Leksa setelah pemberkatan dengan Oscar.

Dean terpaku pada foto yang dihindarinya itu, Leksa terlihat cantik tapi tidak memancarkan aura pengantin yang bahagia.

Kamu cantik

Dean mengusap layar ponselnya, memandangi foto Leksa dan Oscar yang berdiri di altar.

Tepat saat itu terdengar suara Duta Sheila on 7 menyanyikan lagu Lapang Dada. Cocok banget untuk Dean saat ini.

"Kok lo pas aja sih nyanyinya," Dean tersenyum kecil.

Melihat mobil depan sudah maju terlalu jauh, Dean lalu melajukan mobilnya. Dean memilih meletakkan ponselnya dan ikut bernyanyi.

Dia sepertinya harus puasa sosmed agar tidak melihat foto-foto cantik Leksa tapi membuatnya menangis.

**

Dean tersenyum ramah pada pasiennya yang pamit setelah diperiksa. Dean terlihat bersemangat bekerja hari ini setelah kemarin galau melihat foto pernikahan Leksa.

"Pasien selanjutnya?" tanya Dean sembari membersihkan tangannya dengan menggunakan handsanitizer.

Salah seorang perawat lalu memanggil pasien berikutnya. Saat membaca nama pasien yang akan diperiksanya, Dean terkejut. Terlebih saat melihat pasien itu masuk ke dalam ruangan dan menyapanya.

"Leksa," ucap Dean lirih.

.

.

Dean memberikan sebotol air putih dingin ke Leksa yang duduk di kursi taman. Dean terkejut dengan kedatangan Leksa ke tempatnya. Yang semakin membuat Dean terkejut adalah Leksa menjadi pasiennya, dia hamil.

Dean dan Leksa terlihat sama-sama kaku dan frustasi saat ini. Mereka melupakan ini, seharusnya Dean sadar apa yang dilakukannya bisa membuat Leksa hamil. Seharusnya dia tidak melakukannya, hal yang seharusnya sudah selesai dengan dia mundur justru sekarang menimbulkan masalah baru.

"Oscar tahu?"

Leksa menggeleng,"aku baru cek tadi pagi".

Dean mengusap wajahnya, dia bingung sekarang. Tapi di sisi lain, Dean merasa senang dia akan memiliki anak.

"Aku bakal kasih tahu dia, dan urus perceraian aku," ucap Leksa setelah meminum air putihnya.

Dean menatap Leksa tak percaya, dia takut itu justru membuat masalah yang lebih rumit.

"Leks...."

"Aku bisa atasi ini kok, kamu tenang aja. Oscar pasti setuju untuk cerai," kata Leksa.

Dean tersenyum, dia lalu mengusap perut Leksa. Anaknya ada di sana, tanpa dia sadari.

"Hay sayang," Dean menyapa anaknya.

Leksa terharu mendengarnya, seharusnya dia tahu dari kemarin-kemarin jika dia hamil maka pernikahannya dengan Oscar tidak terjadi.

"Minum vitaminnya jangan telat ya," pesan Dean setelah dia menghentikan usapannya di perut Leksa.

Leksa mengangguk patuh.

"Aku bingung, ada bahagianya tapi aku tau bakal jadi masalah di keluarga kamu, maafin aku," ucap Dean.

Leksa tersenyum, dia mengusap pipi Dean dengan penuh rasa sayang dan rindu. Sudah lama mereka tidak bertemu. Semenjak Dean memutuskan untuk mundur kala itu, setelah itu keduanya tidak pernah bertemu bahkan mencari.

Keputusan Leksa ke rumah sakit ini karena ingin memberitahukan kehamilannya ke Dean, dia tahu Dean juga dokter yang baik.

**

Leksa meletakkan foto usg di meja, Oscar menatapnya. Dia meminta penjelasan dari Leksa tentang barang apa yang ada di depannya ini.

"Gue hamil, anak Dean," ucap Leksa yang duduk di depannya.

Oscar melotot. Dia lalu mengambil foto usg tersebut, dilihatnya ada bulatan kecil di sana.

"Gue mau kita cerai," ucap Leksa.

Oscar lalu meletakkan foto usg itu di meja. Dia menatap Leksa dengan ekspresi datarnya.

"Besok gue bakal urus berkasnya," kata Leksa.

Oscar lalu berdiri dari duduknya dan melepaskan jas hitam yang dikenakannya. Tangan Oscar lalu menarik rambut Leksa kencang membuat wanita itu mengaduh.

"Aww!! Lo apa-apaan sih?!!" ucap Leksa marah.

"Wanita menjijikkan," ucap Oscar lirih tepat di telinga Leksa.

Leksa terpaku mendengarnya, dia tidak menyangka Oscar sekasar ini.

"Ga usah mimpi bisa lepas dari gue. Lo lari, anak lo gue bunuh," ancam Oscar lalu melepas tangannya yang menjambak rambut Leksa.

Leksa terdiam, dia ketakutan. Leksa takut anaknya dalam bahaya. Dia tidak tahu harus apa sekarang selain menangis. Leksa hanya bisa menangis sambil menatap foto usg anaknya.

"Lo pengin cerai dan balik ke cowo brengsek itu? Jangan harap Leksa," ucap Oscar sembari melepaskan rambut istrinya.

Oscar meninggalkan Leksa sendirian di kamar dan sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Masalah baru muncul, Leksa sepertinya akan sulit untuk keluar dari sini. Sekarang dia hanya bisa menangis sejadi-jadinya.

Leksa memegang perutnya, dia mengusap anaknya yang ada di sana.

Mama bakal jagain kamu nak

.

.

.

Tbc

SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang