4. Menyerah?

16 4 0
                                    

Berada di apartemen Leksa, Dean memeluk kekasihnya dari belakang. Leksa sudah cerita ke Dean soal pertemuannya dengan Oscar kemarin.

Leksa menangis sedari tadi, dia ga mau menikah dengan Oscar dan dia ga mau pisah dengan Dean.

"Aku maunya nikah sama kamu," ucap Leksa dengan masih menangis.

"Aku juga," ucap Dean dengan nada lemah.

Leksa memegang tangan Dean yang ada di perutnya. Keduanya saling menguatkan. Hubungannya terancam kandas.

"Aku harus gimana biar orang tua kamu kasih restu ke kita?"

Leksa menggeleng,"aku nggak tahu yank. Mama sama papa jodohin aku karena urusan bisnis yank".

Leksa membalikkan tubuhnya, dia menatap Dean lalu tangannya mengusap lembut pipi kekasihnya. Perlahan dia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Dean.

Dean memeluk erat kekasihnya, dia lalu mencium Leksa semakin dalam. Seolah semua emosi dalam dirinya dia lampiaskan, dia tidak mau melepaskan Leksa sama sekali.

Leksa menyambutnya, ciuman keduanya semakin dalam. Kekasihnya ini memang jadi candu. Tidak pernah bosan Leksa dengan apapun yang ada pada diri Dean.

.

.

Telepon Leksa yang berada di nakas berdering. Pemiliknya masih memejamkan mata setelah pergumulan panas dengan Dean.

Dean memeluknya dari belakang, suara dering telepon Leksa tidak membangunkannya. Mata Leksa perlahan terbuka. Dengan tangan Dean yang masih memeluknya, Leksa berusaha meraih ponselnya.

Mama calling...

Mengetahui siapa yang menghubunginya membuat Leksa malas. Dia melepaskan tangan Dean yang ada di tubuhnya, Leksa berusaha untuk duduk.

"Halo ma," sapa Leksa.

"Besok siang ke rumah ya, mama sama papa mau ngobrolin pernikahan kamu," ucap mamanya di seberang sana.

Leksa menghela nafas, yang ditakutkan terjadi.

"Ma, aku boleh ngomong sesuatu dulu?" Tanya Leksa hati-hati.

"Kalau mau ngomong soal Dean, kamu udah tahu jawabannya Leks," ucap mamanya tegas.

Leksa diam sembari mengusap keningnya. Dia harus mempertahankan hubungannya dengan Dean. Leksa nggak mau ninggalin Dean.

Telepon sudah ditutup, Leksa lalu melirik laki-laki yang masih tidur di sampingnya. Diusapnya wajah Dean, dalam hati Leksa terus memuji wajah tampan kekasihnya itu.

Leksa kembali berbaring dan terus menatap wajah Dean.

Besok, Leksa bertekad untuk memperjuangkan hubungan asmaranya dengan Dean dan menolak perjodohannya dengan Oscar. Harus, tekad Leksa.

**

Leksa mematikan mobilnya yang sudah ia parkir di halaman rumah orang tuanya. Jantungnya berdebar, hari ini Leksa berniat untuk menolak perjodohan itu. Leksa untuk pertama kalinya ingin menolak keinginan orang tuanya.

Leksa keluar dari mobilnya lalu berjalan dengan gugup masuk ke dalam rumah.

"Ibu sama bapak ada di ruang tengah mbak," ucap salah satu pegawai di rumahnya.

Leksa mengangguk lalu menuju tempat di mana orang tuanya berada.

"Mah Pah," sapa Leksa pada kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi.

.
.

Leksa sudah duduk berhadapan dengan mama dan papanya. Mamanya sedari tadi sibuk menunjukkan beberapa foto desain gaun pernikahan serta kebutuhan pesta pernikan lainnya.

SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang