4. Are You Dating?

67 8 0
                                    

"Aigo kamchagiya!" Pekik Jaemin yang sangat terkejut, karena pada saat dirinya keluar dari kamar mandi, dia melihat sahabatnya yang sudah ada diatas ranjangnya. Untung saja dirinya ini selalu memakai baju di dalam kamar mandi, selepas mandi.

"Na! Temenin gue cari makan yuk!" Ajak Jeno dengan santainya dan dengan senyum tanpa dosanya. Berfikir bahwa hal ini bukan lah masalah besar. Melihat temannya yang baru saja selesai mandi, dengan baju santainya yang sangat kebesaran ditubuhnya.

Jaemin yang mendengar ajakan tanpa dosanya yang diberikan sahabatnya, ia langsung mendecak kesal, melemparkan handuk yang baru ia pakai kewajah sahabatnya, tapi tidak mengenai sahabatnya, karena anak itu sudah lebih dulu menangkis lemparannya. "Ck! Emak bapak lo kemana?!" Sarkasnya, yang saat ini sudah duduk dibangku meja riasnya. Bersiap untuk melakukan skin care routinenya sehabis mandi.

"Emak bapak gue lagi bikin anak. Ayolah, Na. Gue traktir lo kok." Balas Jeno, yang masih memaksa sahabatnya ini mau temani dirinya makan. Ia itu tipikal orang yang gak bisa makan sendirian.

"Oke. Tapi hairdyer-rin plus sisirin rambut gue dulu." Pinta Jaemin, yang sudah menunjukkan hairdyer yang sudah ia nyalakan, dan sisir yang ada diatas mejanya.

Jeno yang mendengar syarat yang diberikan sahabatnya pun langsung mendengus kesal. Namun perlahan ia mendekati sahabatnya. Mencolokkan, dan menyalakan hairdyer, dan mulai mengeringkan serta menyisir rambut sahabatnya.

Ini memang sudah menjadi kebiasaan dirinya sehari-hari, kalau dirinya berkunjung ketika sahabatnya yang baru selesai mandi. "Gue masih gak nyangka aja. Anak reman kayak lo, meja riasnya warna pink, terus banyak banget alat make upnya." Ujarnya, yang masih telaten membenahi rambut sahabat panjang sahabatnya.

Decakan penuh kekesalan yang Jaemin keluarkan, begitu mendengar ledekkan yang terus sahabatnya keluarkan, ketika sedang membantu dirinya dalam mengolah rambutnya. "Gue kan udah bilang kalo ini semua ulah Mommy Winwin, dan juga Renjun yang menghasut Mommy gue!" Sarkasnya yang tak terima.

Sementara Jeno langsung terkekeh, begitu melihat sahabatnya yang tengah kesal, melalu pantulan cermin yang ada dihadapannya. Membuat dirinya semakin bersemangat dalam meledek sahabatnya ini "Alah! Kenapa gak lo tolak?! Itu mah cuma alasan lo aja supaya gak dibilang girly!" Serunya, yang masih mau melihat ekspresi kesal yang sahabatnya berikan.

"No. Lo mau diem, atau gue gak jadi temenin lo?!" Ancaman yang Jaemin keluarkan, ketika dia sudah sangat kesal dengan gurauan sahabatnya ini, dan benar-benar sukses membuat sahabatnya bungkam, dan mengusak rambutnya.

"Iya iya, bawel!" Ujar Jeno, yang puas begitu melihat batas kekesalan, dan kepasrahan yang sahabatnya berikan. Sahabatnya kalau sudah skak mat, pasti mengeluarkan ancamannya.
---

Tak butuh waktu lama, Jeno pun sudah menyelesaikan tugasnya, dan mereka jalan bersama. Ke tujuan awal yang telah dirinya tentukan, untuk makan bersama dengan sahabatnya yang baru saja selesai mandi.

"Loh, Jeno? Kapan datang?" Tanya Winwin, yang baru saja keluar dari dapur, begitu melihat sahabat dari anaknya ini, yang tiba-tiba sudah ada didalam rumahnya.

"Hehe... tadi, Mom. Mommy, aku minta izin buat ajak anak mommy keluar ya?" Pinta Jeno kepada ibu dari sahabatnya ini.

Desahan pasrah yang Winwin keluarkan, ketika mendengar jawaban yang sahabat anaknya berikan, dan permintaannya. Ya, Jeno itu seperti jalangkung yang sering masuk-keluar di rumahnya. Bahkan jam 3 malam sahabat anaknya ini suka datang melewati balkon kamar anaknya, yang tepat ada disamping balkon rumahnya.

BE ENEMYNE - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang