Keributan di pagi hari itu sangat wajar, apalagi teriakan sang ibu di pagi hari, untuk membangun kan anak-anak nya agar cepat mandi, makan habis itu pergi ke sekolah.
Seperti sekarang, di kediaman keluarga Mahatma. Wanita berusia 30 tahun itu, sejak tadi memanggil-manggil anak-anak nya yang tak kunjung datang ke meja makan.
"Ya ampun ini pada kemana, ini dah siang ayo sarapan, abang, rasya, rasyi. Heran deh, nanti kalo telat sekolah gimana, abang juga nanti kalo telat kerja gimana. " Ngomel ibu.
"Iya ibu, ini abang datang. " Saut anak sulungnya.
"Kamu ini, udah tau kerja bangun siang terus. " Omel nya.
"Loh, abang kan pergi sama ayah. Lagian ayah juga belum siap, jadi santai aja dulu hehehe. " Jawab sang anak.
"Ayah kamu jangan di ikutin, jelek banget emang sifat nya. "
"Jelek-jelek gini juga, kamu sayang sama aku. " Balas sang ayah.
"Aku sayang sama uang kamu aja si mas."
"Gak papa bu, matre itu wajar. " Ucap si sulung.
"Gak papa, uang aku semuanya buat kamu sayang. " Gombal sang ayah.
"Idih apa sih ayah, masih pagi juga udh gombal. " Anak kedua nya datang dari arah kamar, menuju meja makan.
"Loh rasyi nya mana asya? " Tanya ibu.
"Ya di kamar nya dong bu, masa di kamar asya. "
"Tumben, biasanya dia tidur di kamar kamu. "
"Bosen kali, semalem soalnya gak ke kamar asya. "
"Yaudah kalian makan, ibu mau panggil rasyi dulu. " Ibu berjalan ke arah kamar rasyi yang berada di lanti atas.
"Hari ini ada les gak? " Tanya dimas sang abang rasya.
"Engga, habis sekolah aku langsung pulang. "
"Ayah asyi sakit. " Ucap Ibu dri arah tangga.
Mereka bertiga yang ada di meja makan, langsung berlari ke atas menuju kamar rasyi.
"Abang tolong telfon dokter keluarga kita, suruh dia ke rumah buat periksa asyi. " Titah sang ayah.
"Iya yah. "
Dimas menelfon dokter, sedangkan ibu dan ayah menemani rasyi yang sejak tadi menggigil di bawah selimut.
"Asyi kok gak bilang sakit? " Tanya rasya di samping sang ayah.
"Mana bisa asya, asyi kalo sakit tuh pasti diem di kamar terus. " Ibu.
"Tapi kan bisa telfon asya, jadi asya bisa nemenin asyi bobo. "
"Udah mending kamu sekolah, ini udh siang nanti telat. " Ujar sang ibu.
"Iya bu, asyi aku sekolah dulu ya. Cepet sembuh, aku gak bisa liat kamu sakit gini. "
"Abang ayo. " Ajak rasya pada dimas, agar pergi bersama.
"Kamu pergi naik ojek atau angkot aja, abang gak pergi kerja dulu. Abang mau pastiin keadaan asyi. "
"Yah abang, aku kan takut. "
"Jangan manja asya." Ibu.
"Asya gak manja ibu, orang asya kan emang takut. Terakhir asya naik bus, asya hampir kecelakaan gara-gara bus nya ugal-ugalan. "
Asya tak bohong, waktu SMP ia pernah pulang sendiri, karena tidak ada yang bisa jemput. Ia naik bus saat itu.
Itu pertama kali nya ia menggunakan bus karena ke pepet, bus saat itu berjalan normal saja sampai di mana tiba-tiba bus oleng, supir bus kehilangan kendali kemudi nya, tapi takdir saat itu masih berpihak padanya, rasya selamat dari kecelakaan itu, hanya mendapati luka lecet saja, tak ada korban jiwa juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love Two Side
Short StoryProlog Bukan hal yang aneh jika kita memiliki kembaran, kita hidup dalam satu rahim bersama dalam kurun waktu 9 bulan. Makanan dan minum yang kita makan sama, asupan yang kita terima juga sama. Tapi, perihal nasib di dunia nanti, belum tentu sama b...