PART 1

30 2 0
                                    

Kriingggg!!!

Bell masuk sekolah pun berbunyi, para siswa pun yang masih didepan sekolah segera mempercepat langkah kakinya. Mendengar bel masuk itu dibunyikan para osis yang berjaga digerbang sekolah pun segera menutup gerbang.

Di waktu yang bersamaan, seorang siswi SMA Derlangga yang sedang mengendarai motor pun mempercepat laju kendaraannya sembari bolak-balik melihat jam yang melingkar ditangannya. Setelah melaju dengan kecepatan maksimal, ia pun sampai didepan sekolah. Ia pun segera memarkirkan motornya ditempat biasa ia parkir dan segera turun dari motor sembari merapihkan baju dan rambutnya yang terlihat 'agak' berantakan.

"Yah udah ditutup ya?" Tanya siswi itu kepada salah satu osis yang berjaga.

"Pake nanya lagi, liat aja udah jam berapa ini" Ketus salah satu osis bernametag Fia. Yang bertanya tadi pun hanya nyengir tak merasa takut.

"Leya Leya, telat lagi telat lagi, ga bosen apa lu telat mulu? Apa alasannya sekarang? Kesiangan lagi? Emang kaga masang alarm napa dikamar, buset deh" Ucap Farhan, ketua osis SMA Derlangga.

Ya, siswi yang telat itu Azaleya Nadhira Wijaya. Sudah berapa minggu belakangan ia seringkali terlambat datang ke sekolah, jadi tak heran para osis pun sudah capek menulis namanya dibuku catetan karena keterlambatannya itu.

Farhan dan Azaleya memang sudah berteman sejak duduk di bangku SMP jadi jangan heran mereka sangat akrab dan tak heran jika Farhan berucap seperti itu, karena Leya pun tak akan ambil hati soal omongan Farhan yang memang dari dulu seperti itu(?).

"Biasa Han gua mah orang sibuk, jadi ngga ada waktu buat tidur lebih awal. Pasang alarm gua ya anjay, bangun kok gua tapi gua ga sengaja matiin terus ketiduran lagi hehe" Jelas Leya sambil ketawa kecil.

"Seterah lu dah Le" Jawab Farhan sambil menghela nafas kasar, ia pun menengok ke teman osis yang lain dan didapati seorang Alreyza yang sedang asik dengan ponselnya.

"Rey! Lu urusin dah nih anak satu, udah capek gua gatau mau diapain lagi gak ada kapok-kapoknya gua heran" Perintah Farhan dengan menggeleng-gelengkan kepala sambil menepuk jidatnya sendiri.

Farhan dan anggota osis yang lainnya pun pergi meninggalkan Alreyza yang masih memikirkan hukuman yang cocok untuk gadis itu dan Azaleya yang masih mematung ditempat.

"Huftt, lo ikut gue! " Perintahnya sambil membuang nafas kasar.

Mereka pun mulai berjalan dengan Alreyza yang memimpin didepan diikuti dengan Azaleya dibelakang yang setia mengikutinya.
Sesampainya didepan ruangan, Rey pun membuka pintu nya dan masuk kedalam diikuti Leya. Terlihat banyak alat musik yang terdapat didalamnya yang diselimuti oleh debu tebal.

"Tugas Lo sekarang, Lo bersihin ruangan ini, kalo bisa alat musiknya sampai bener-bener bersih Lo lap-in" Jelas Rey.

Aduh.. gimana ini, bisa-bisa gua bersin-bersin karna debu apalagi kalau alergi gua kumat, tapi kalo gua bilang juga dia gabakal percaya. Huftt.. Leya yuk lu bisa, lu gaboleh keliatan lemah. Batinnya.

"Malah bengong lagi, udah buruan kerjain!" Titah pria itu lalu langsung keluar dan meninggalkan Leya sendiri didalam bersama debu-debu tebal itu.

Leya pun segera menyelesaikan tugasnya. Meski gadis itu sudah mulai bersin-bersin dan gatal tetapi ia tetap melanjutkan hukuman itu tanpa menghiraukan rasa gatalnya itu.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah menghabiskan waktu setengah jam lebih akhirnya hukumannya pun selesai. Ia pun langsung bergegas pergi ke kelas sebelum jam mapel selanjutnya tiba. Setibanya dikelas ia pun langsung duduk dikursi biasa tempat ia duduk.

"Dari mana aje lo le? Baru nongol jam segini" Tanya Jehan, teman sebangku Leya. Belum sempat Leya menjawab, Jehan pun menyadari muka temannya itu penuh bintik-bintik merah. "Woi, Lu abis ngapain? Alergi lu kambuh lagii tuh" Lanjut Jehan sambil menunjuk muka Leya.

Leya pun dengan cepat mengambil kaca dan ia kaget dengan muka nya yang penuh bintik-bintik merah.
"Astaga! Kok bisa banyak kayak gini, pasti karna debu nya tebel banget tadi" Ucap Leya lemas.

"Debu dimana? Maksudnya gimana?" Tanya Jehan.

Leya membuang nafas kasar lalu bercerita "Tadi gua telat terus dihukum bersihin ruangan musik yang debunya minta ampun sama wakil ketua osis yang nyebelin itu. Udah nyebelin, ga punya hati, kulkas dua pintu, udah gitu nih ya gua dibiarin sendirian didalem" Kesal Leya.

Jehan sedari Leya menjelekkan sang waketos ia sudah menyuruh temannya itu diam dan menyuruh Leya hadap belakang. Leya yang bingung pun langsung berbalik badan. Dan YAA! Yang sedang dijelekkan ada dibelakang nya mendengar semua caci maki yang Leya lontarkan kepadanya.

"E-e-e eh, i-iya ada apa ya?" Tanya Leya dengan muka yang berwarna pucat pasi. Waketos itu pun langsung memberinya kotak P3K yang ditaruh didepan meja gadis itu. "Lain kali kalau jelekkin orang didepannya" Ketus Rey.

Rey pun langsung beranjak dari kelas Leya menuju kelasnya, 12 IPA 3. Leya pun kaget dan sontak bertatapan dengan temannya, Jehan.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bel sekolah pulang pun berbunyi, para siswa pun berhamburan keluar gerbang. Berbeda halnya dengan Leya, dia selalu menjadi orang terakhir yang keluar dari kelas, mungkin karna rasa kesepian nya saat berada di rumah. Meski dikelas dia sendiri dan sepi juga, tapi berbeda vibes nya bila dirumah. Menurutnya rumah sangat membosankan untuk berlama-lama didalamnya, maka dari itu dia memperlama didalam kelas.

Dirasa sekolah sudah mulai sepi, Leya pun keluar dari dalam kelas menuju parkiran. Masih dengan rasa gatal dibadannya ia menelusuri koridor yang cukup sepi. Terlihat dilapangan masih ada anak basket yang fokus latihan. Karena gatal ia menjadi tak fokus berjalan, sampai-sampai ia menubruk seseorang. Ia pun cepat-cepat mendongak melihat siapa yang dia tabrak. "Eh sorry-sorry gua ga sengaja" Ternyata yang barusan ia tubruk adalah Alreyza, si waketos itu?

Rey pun tak memperdulikannya, ia langsung pergi meninggalkan gadis itu. "Cih aneh banget tuh orang, kulkas 4 pintu dasar!" Maki Leya

-

Sesampainya di parkiran ia pun mulai menaiki motornya, tetapi tiba-tiba kunci nya pun langsung direbut oleh Farhan, si ketos kece ceunah.

"EH EH APAAN BANGET LU NGEREBUT KUNCI GUE! SINI KEMBALIIN FARHAN KAMPRET!" Teriak Leya tak suka

"Kampret kampret, gaboleh gitu lu sama gua. Niat gua bae nih mau nganterin lu. Coba aja gimana dari tadi lu gegaruk aja kaya monyet, gimana mau fokus nyetir" Ucap Farhan nyeleneh

"Kalo ngomong ya lu, ngatain gua monyet. Lagian gua bisa sendiri, siapa juga yang nyuruh lu nganterin segala" Judes Leya pada Farhan

"Et cepetan napa hayuk, gausah banyak bacot dah" Ajak Farhan, Leya pun langsung ia tarik untuk naik dibelakang nya.

Sejak awal perjalanan tak habis-habis Leya mendumel dalam hati. Sesampainya didepan rumah, Leya pun turun dari motornya begitupun Farhan.

Saat Farhan ingin pergi dari sana, ia pun dijegat oleh Leya.

"Tugas gua udah selesai, gua balik dulu, ini kunci nya gua balikin, bye!" Jelas Farhan dan langsung jalan pergi

"EH EH EH BENTAR DULU! TUNGGU GUA MAU NANYA DULU SAMA LO!" Titah Leya

"Aduhhh... Apaan lagi sii anjayy, gua sibuk lagipula tugas gua buat nganterin Lo udah kelar" Kesal Farhan

"Darimana Lo tau alergi gua kambuh? Terus lu bilang tugas Lo udah kelar? Emang siapa yang nyuruh Lo buat nganterin gue?" Tanya Leya penasaran.













Hayok siapa ya kira-kira dibalik ini semuaa??

Ditunggu yaa part selanjutnya ~
Semoga kalian sukaa, terimakasii!!

AZALEYAWhere stories live. Discover now