Nala menghembuskan nafas perlahan, gadis itu sejak tadi sibuk memperhatikan mikroskop yang ada di hadapannya. Hampir tiga jam lamanya, Nala tidak merubah posisi duduknya membuat gadis itu merasa lelah.
Di tempat Nala bekerja, gadis itu memiliki dua orang teman laki laki. Ya, hanya Nala lah yang perempuan disana. Sejak tadi, dua orang teman Nala sibuk bekerja sembari bercerita, tidak jarang gadis itu menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh teman laki lakinya itu.
"Anak baru itu hobi Voli juga ya?" Tanya Andre, diantara mereka bertiga Andre lah yang paling tua usianya hampir kepala tiga.
Azril mengangguk, membenarkan pertanyaan temannya itu.
"Iya," jawab Azril, laki laki itu masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Tidak lama, Azril kembali menimpali pertanyaan Andre.
"Semalam, dia WA aku, padahal aku enggak kenal. Tapi emang gitu sih, kebanyakan kalau sesama anak voli pasti saling kenal. Entah itu dari temannya, bisa saja."
Nala hanya menyimak tanpa mau ikut campur dalam percakapan kedua temannya tersebut.
"Kayaknya cocok ya sama Nala, dia tinggi Nala juga tinggi. Nala kurus, dia juga kurus. Wah, cocok nih!" Seru Andre, entah kenapa laki laki itu ingin mengenalkan Nala pada anak baru itu.
Mendengar penuturan Andre, Azril hanya terdiam sepertinya tahu Nala dan anak baru itu tipikal orang yang seperti apa.
Mendengar namanya di sebut, gadis itu menghentikan pekerjaannya sembari meraih hp yang tergeletak di atas meja sejak tadi. Nala membuka pola Hp nya sambil bertanya pada Andre.
"Siapa?" Tanya gadis itu singkat.
Merasa Nala terpancing, Andre langsung menceritakan tentang anak baru tersebut.
"Kayaknya cocok sama kamu." Ucap Andre, mengakhiri acara promosi kepada Nala. Ya, tentu saja Andre sibuk mempromosikan anak baru itu pada Nala. Karena sejauh ini, Nala tergolong gadis yang sopan dan pendiam. Namun, sampai saat ini Nala belum pernah terdengar kabar dekat dengan siapapun di tempatnya bekerja.
Nala tersenyum tipis, hampir tidak terlihat apalagi gadis itu selalu menggunakan masker di tempatnya bekerja.
(Cerita Nala ini, 2022 masih ada Covid 19 ya guys, walaupun udah enggak separah 2020 tapi di tempat Nala kerja masih wajib pakai masker).
"Enggak deh, lagian aku enggak kenal."
"Ya makanya kenalan, gini deh La. Aku kenalin aja gimana? Daripada kamu jomblo terus?"
Nala mendengus sebal, apa Andre tidak memiliki kaca di rumah? Coba lihat dirinya, sudah berapa lama laki laki itu sendiri?
"Belum tentu juga dia mau kenalan sama aku, ngapain juga kenalan. Males deh, nambah-nambahin urusanku aja." Sahut Nala, baginya untuk memulai cerita dengan orang baru itu amat sangat melelahkan. Harus memulai semuanya dari awal, Nala sudah menyerah sebelum berkenalan.
"Ya namanya juga usaha La."
"Yang cantik banyak mas, enggak mungkin dia mau kenalan sama aku. Apalagi, dia anak baru. Pasti udah punya pacar dia. Bisa jadi dia lagi LDR, ck." Nala berdecak, zaman sekarang memang banyak laki laki yang sudah memiliki pacar bahkan istri. Tetapi, mereka mengaku lajang. Membayangkan hal itu, membuat Nala bergidik ngeri. Bagaimana jika mereka berkenalan, dan ternyata laki laki itu sudah memiliki pacar? Sial, belum tentu mereka berkenalan pikiran Nala sudah berkelana sangat jauh.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, dimana setiap pekerja mendapatkan jam istirahat sampai jam setengah 2 siang.
"Pulang enggak mas? Kalau pulang, aku kunci semua pintunya." Tanya Nala pada Andre dan Azril, biasanya mereka akan menghabiskan jam istirahat di tempat kerja. Hal itu tidak berlaku pada Nala, gadis itu memilih untuk pulang setiap jam istirahat. Bukan tanpa alasan, Nala sudah merindukan kasur kesayangannya dan tentu saja Nala menghindari fitnah yang bisa saja terjadi kapanpun itu.
Azril menggeleng pelan. "Enggak, aku bawa makan siang sekalian tadi." Jawab Azril, yang langsung di angguki oleh Andre.
Nala mengacungkan jempolnya.
"Yaudah, aku pulang duluan. Awas nanti siang kebablasan tidurnya lupa enggak absen." Ujar Nala, sambil membuka pintu loker dan mengambil tasnya. Gadis itu mengeluarkan kunci motor, lalu memasukkan ponselnya kedalam tas.
Di sepanjang jalan, Nala banyak sekali bertemu orang. Biasa, di jam istirahat seperti ini, memang banyak yang pulang.
"Bapak gimana kabarnya Nduk?"
Nala menoleh, gadis itu tidak tahu siapa nama orang yang sedang menyapanya itu. Namun, jika sudah menanyakan kabar orang tuanya berarti keluarga Nala mengenal orang tersebut.
"Alhamdulillah baik pak." Jawab Nala sopan, senang rasanya jika masih ada yang menanyakan kabar sang bapak. Dulu, Nala disana tinggal bersama kedua orang tuanya. Hampir sepuluh tahun, orang tua Nala bekerja disini untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Mulai dari makan, sekolah sampai sekarang Nala kuliah. Dua bulan setelah Nala di terima bekerja, bapak memutuskan untuk resign. Sebenarnya Nala tidak sanggup jika harus hidup di perantauan seorang diri, gadis itu tergolong introvert. Namun, Nala tidak bisa berbuat apa-apa. Asalkan orang tuanya sehat dan hidup nyaman di kampung halamannya itu sudah cukup membuat Nala tenang.
"Salam ya buat bapak."
Nala mengangguk, kembali melajukan motornya. Siang itu begitu panas, jalanan penuh debu. Nala bersyukur, karena selalu menggunakan masker membuatnya tidak terlalu mempermasalahkan debu jalanan.
"Huft, panas banget lagi. Mau hujan deh kayaknya." Batin Nala, gadis itu hampir sampai di perumahan khusus pekerja harian.
Sebelum masuk perumahan, Nala harus melewati pos satpam. Disana, ada seorang laki laki asing yang membuat Nala berfikir apakah Nala terlalu lama tidak keluar rumah selain bekerja? Sehingga banyak satpam baru yang sama sekali Nala baru melihatnya.
Tidak mau berfikir panjang, Nala membuang muka saat keduanya tidak sengaja saling pandang. Hal itu tidak membuat Nala tertarik, gadis itu kemudian ingat perkataan Andre tadi pagi.
Sesampainya di parkiran, Nala bertemu teman yang tinggal satu rumah dengannya. Gadis itu berbeda suku dengan Nala, tapi mereka bisa hidup berdampingan dengan baik selama hampir satu tahun ini. Berbeda pendapat memang sering, tapi tidak akan berlangsung lama.
"Kayaknya tadi kamu udah pulang duluan deh."
"Iya, aku mampir ke warung beli minuman dingin. Nih, aku beliin kamu pocari sweet. Kamu kan enggak suka minuman yang lain," jawab Bella.
Nala menerima pocari sweet pemberian Bella itu.
"Tumben baik," cibir Nala.
"Aku sih baik terus, cuma cowok cowok pada gila aja menyia-nyiakan cewek sebaik dan secantik aku. Emang buta mata mereka, lebih memilih cabe cabean."
"Curhat terus, udah ayo masuk."
Mereka berdua masuk kedalam rumah, menghabiskan waktu istirahat dengan makan siang dan di lanjutkan dengan rebahan. Tidak lupa, Bella sibuk menceritakan gebetannya pada Nala.
📍Lpg, 25 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu
Non-FictionBahkan, aku masih ingat bagaimana rasanya menahan tangis dan gemetar di saat yang bersamaan saat tau kamu mempunyai perempuan lain. Hai Mbak. Siapapun kamu, selamat ya. Selamat karena kamu berhasil menghancurkan mimpi yang ku bangun selama ini dal...