Part 12

14.4K 624 2
                                    

Vote and komen juseyo💚

Di ruang bawah tanah, Kyler sedang menyiksa orang-orang yang sudah berani melukai adik kesayangannya.

Di ruang bawah tanah itu minim pencahayaan dan tempatnya juga bau amis akibat banyak tahanan keluarga Alvarendra yang di siksa di sana. contohnya kelima remaja yang sudah berani memukul Galvin di sekolah tadi.

Dengan menggunakan pisau lipatnya, Kyler tengah mengukir sesuatu di wajah Darren hingga darah terus mengalir di wajah tampan remaja itu. bau darah yang anyir begitu candu di indera penciuman Kyler.

Terlebih mendengar suara ringisan dari mereka. ah, itu terdengar seperti sebuah alunan musik yang sangat indah. Kyler suka dengan suara itu.

Adelard, Liam dan Delon menatap Kyler yang sedang bermain-main dengan Darren. "Brengsek, lepasin gue!" teriak Darren.

"Turunkan nada bicara mu, atau ku potong lidah mu"

Darren meneguk saliva nya susah payah mendengar ucapan sekaligus ancaman dari Kyler.

Ancaman itu terdengar menyeramkan. terlebih ketika mengatakan itu Kyler masih tetap menampilkan wajah datar dan tenang. suaranya juga rendah. namun itulah yang membuatnya semakin seram dan berhasil membuat Darren bergidik ngeri.

Kini yang tersisa hanya Darren saja. karena teman-temannya sudah tewas di penggal oleh Kyler setelah pemuda itu memberikan beberapa cambukan ke mereka.

Untuk kali ini, Kyler yang turun tangan untuk menghukum orang-orang yang sudah berani melukai Galvin. bahkan dia melarang Adelard dan Liam untuk tidak ikut campur dalam masalah ini. jiwa psikopat Kyler sedang bergejolak sekarang ini. ini adalah salah satu sisi gelap dari pemuda tampan itu.

"Kau tau? karena ulah konyol mu adik ku sampai terluka. aku paling tidak suka melihat orang lain menyakiti adik ku apalagi sampai membuatnya menangis. tapi kau malah membuat kedua kesalahan itu pada adik ku. argh, kesalahan mu ini benar-benar sangat fatal dan tidak bisa ku maafkan. bahkan jika aku memotong kedua tangan dan kaki mu saja itu tidak cukup" ucap Kyler masih sibuk menyayat wajah Darren.

Darren melotot sempurna mendengar itu. badannya bergerak untuk memberontak. tapi sayang tidak bisa karena kedua tangan dan kakinya sedang di rantai sekarang ini. dan tenaganya juga sudah mulai habis sekarang. terlalu banyak darah yang keluar dari tubuh remaja itu, yang membuat kepalanya pusing.

"Arghh!"

Daren berteriak kesakitan begitu Kyler menekan luka sayatannya. "Gu-gue mohon lepasin gue! arghh gue janji gak akan ngulangin kesalahan gue!"

"Saya tidak butuh janji dari mulut kotor mu"

Tanpa aba-aba Kyler langsung mengeluarkan revolver nya dari jas hitam formal yang ia kenakan. menodongkan tepat di kening remaja itu. "Ucapkan selamat tinggal" ucap Kyler tersenyum smirk.

Tepat ketika Kyler ingin menarik pelatuknya, tiba-tiba saja suara seseorang terdengar hingga Kyler menghentikan niat nya untuk menembak kepala Darren.

"Daddy!"

Semua yang ada di sana menoleh ke ambang pintu. di sana ada Kai yang sedang ngos-ngosan. Adelard menghampiri nya dengan senyum tipis. "Ada apa boy?" tanyanya.

"Adik! adik, dad!"

Mendengar itu Kyler langsung menghampiri Kai, membuat Darren menghela nafas lega. setidaknya dia tidak akan mati sekarang, bukan?

Kyler mendorong bahu Kai, menatap tajam adik keempatnya. "Bicara dengan benar! katakan apa yang terjadi pada Galvin?!"

Liam ikut berjalan ke arah Kai. "Kak, Galvin tidak ada di dalam kamarnya" ucapan Kai berhasil membuat Adelard, Kyler dan Liam terkejut.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang