My Laws

28 8 12
                                    

Penglihatannya sangatlah tajam, tubuhnya ingin bergerak begitu saja secara alami hanya saja wanita tua di depannya masih menatapnya. Ini pemandangan yang selalu membuatnya kesal, hingga naluri alaminya membuat ekspresinya keras. Hanya 0.1 detik cukup sulit untuk melihat perubahan ekspresinya jika mereka adalah orang yang ahli.
 
“Tempat ini sangat menyebalkan. Para penjahat itu harusnya dipatahkan kakinya sebelum mereka dikirim ke kantor polisi, 'kan?” Amy mengutuk pencuri yang telah membuat wanita muda itu kesulitan. 

Di Liezta, bahkan di daerah pinggirannya, kejahatan sering sekali terjadi walaupun mereka sudah mengantisipasi dengan berbagai banyak hal. Orang-orang yang terdesak akan membuat kegilaan dalam otak mereka, mereka seolah melupakan kenyataan kalau mereka juga akan tertangkap. Amy dan Ivan sedikit dari orang yang tidak terkena virus gila karena keadaan, walaupun mereka tidak hidup dengan mewah, mereka hidup dengan tenang. 

Dia semakin antusias memperhatikan kejadian di depannya. Amy memegang tangan Ivan. Muncul rasa takut dalam dirinya jika Ivan menjadi terluka karena kejahatan yang berlari di depan mereka. Bahkan wanita tua seperti Amy saja ingin memukulinya, dia selalu ingin ikut campur jika saja di sebelahnya tidak ada Ivan. 

“Archei, bagaimana mungkin tidak ada satu pun orang yang membantu wanita itu? Mereka semua sangat payah, bukankah begitu?” Amy memutar sedikit kepalanya untuk melihat Archei yang dia sangat yakin ada di belakangnya. Namun, pria itu ternyata tidak ada, hingga membuat mulut Amy terbuka. 

“Ah, Archei, Archei! Kau di mana? Jangan bilang kau kabur?” Amy melihat pintu rumah Archei yang tertutup, dia menggerutu denganjiwa tuanya sebagai sosok keibuan, dia kembali masuk ke dalam rumah Archei. 

“Dasar anak itu! Apa dia begitu takut dengan pencuri? Bukankah tubuhnya sangat besar? Kau seharusnya berguna dengan menangkapnya, Archei! Keluar sekarang, dan jangan bersembunyi seperti itu!” 

Amy mengoceh dengan sangat cepat, matanya berpendar mencari keberadaan Archei di lantai dasar. Namun, dia tidak menemukan Archei hingga akhirnya dia kembali duduk sambil menggaruk kepalanya yang sudah ditumbuhi dengan banyak sekali uban. 

**

Ketika suara teriak terdengar, Archei mengamati dengan mata tenang. Dia terbiasa dengan situasi yang menegangkan hingga bisa  memperkirakan ke mana pencuri rendahan itu akan berakhir. 

Dia hanya perlu menghindari semua mata yang bisa saja malah mengungkap identitasnya, untung saja semua perhatian orang-orang yang ada di luar sedang terfokus pada wanita yang berteriak. Saat Amy mengoceh, mengutuk pencuri itu, Archei telah meninggalkannya. 

Bugh! 

Dia melompat dari jalanan yang tinggi dan berlari dengan begitu cepat. Tepat di tempat yang telah dia perkirakan, pencuri itu muncul di sana. Archei langsung mengambil batu yang dia ambil dari jalan dan melakukan lemparan yang tepat di kaki pencuri yang berlari. 

“AAAGH!

Pencuri itu berteriak, dia terjatuh dengan wajah yang menghadap tanah kasar. Dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya, kakinya terasa patah karena sesuatu yang membuatnya terjatuh secara tiba-tiba. Keringat dingin muncul di seluruh tubuhnya, dengan kesulitan dia akhirnya baru bisa mengangkat kepalanya secara perlahan. Archei yang sudah tiba di sampingnya, menginjak kepala pencuri tersebut. Dia memandang rendah pencuri tadi, tanpa ada yang melihatnya berlari untuk mengejar pencuri ini. 

“Tempat ini sangat kacau sekali. Kalian selalu saja muncul seperti rumput liar.” 

Archei menggunakan kakinya untuk mengijak kepala pria tadi seolah itu adalah keset kaki. Rambut pencuri yang cepak memang mirip seperti rumput imitasi murahan, Archei berulang kali menekankan kakinya di sana hingga bisa dipastikan kalau wajah pria itu akan terluka parah karena gaya gesekan pasir-pasir tajam di bawahnya. 

Aries: The Brave Warrior of StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang