Haechan mengerutkan keningnya, mencoba waspada saat Hyunjin sedang tersenyum setan. Kepalanya bahkan sampai mundur perlahan saking takut apa yang akan Hyunjin katakan.
"Huang Renjun."
Haechan mengernyit, "Siapa tuh?" tanyanya heran.
Hyunjin mengubah ekspresinya menjadi malas, dia berdecak keras.
"Anak IT."
"Setan badut?"
Hyunjin mendatarkan wajahnya menatap Haechan yang kini tertawa geli, lalu mendengus kasar.
"Karena lo milih dare, jadi lo harus deketin si Huang Renjun. Anak IT yang terkenal pendiam seantero kampus."
Mereka berdua tengah berada di kantin fakultas teknik yang kebetulan gedungnya terpisah dengan fakultas lain. Bosan tidak ada kegiatan, Hyunjin tiba-tiba saja mencetuskan ide memainkan turth or dare sembari menunggu teman-temannya yang lain datang.
Kebetulan jadwal mereka dibatalkan karena si dosen mempunyai keperluan mendadak. Dan malas kembali lagi ke tempat kost.
"Gue gak tau orangnya yang mana." Jawab Haechan, meraih minuman jus jeruk yang hanya tinggal esnya saja.
"Gampang, entar gue yang tunjukin." Hyunjin mengibaskan tangannya, lalu terkekeh jahil, "deketin dia, terus lu cium pipinya. Dan gue mau bukti lewat foto."
Haechan mendesis kesal, mengunyah es batu hingga terdengar suara gemeretuk keras.
"Lu mau gue dikira orang mesum? Minta nopenya ajalah, ngapain mesti cium-cium segala." Tolaknya.
Hyunjin menggeleng, "lo gak boleh nolak. Pake cara apa aja buat dapetin foto cium pipi si Huang Renjun. Lagian santai aja kali, dia manis kok, lebih manis dari si Yuna."
Haechan mendengus malas, menyimpan gelas jus dengan sekali hentakan kasar.
"Lu mau gue di gampar terus disangka bakalan perkosa dia?"
Hyunjin malah tertawa ngakak, tertawa sampai mendongak yang mana membuat Haechan kesal bukan main.
Ya walaupun dia ini dicap playboy tapi kalau nyosor duluan bukan gayanya.
"Sialan lu, yang bener ngapa." Kaki Haechan menendang kaki Hyunjin dibawah meja, menghentikan tawa jahat temannya itu.
Hyunjin perlahan terkekeh, memandnag geli Haechan yang merengut sinis.
"Oke, oke maaf. Gue cuma geli aja." Hyunjin berdehem, dia membenarkan duduknya. "percaya sama gue, paling-paling lo kena gampar aja, dia gak bakalan teriak ataupun ngadu sama orang lain. Orangnya beneran pendiem banget, Chan."
"Sependiem apa? gak mungkin gue cuma di gampar doang, pasti dia—"
"Ck, gue bilang percaya sama gue. Orangnya paling cuma gampar mulut lo doang. Serius dah."
Haechan menghela napas kesal, Hyunjin kalau sudah memaksa dia yang akan kerepotan. Satu kost dua tahun dengan anak ini bukan sekali dua kali Haechan tidak bisa menolak, apalagi Hyunjin tau betul bagaimana cara merayunya, yang jujur, Haechan sering kesal dengan diri sendiri yang selalu tergoda.
"Ya udah, tapi stok mie lo buat makan malem gue."
Hyunjin mendesis, tapi sedetik kemudian mengangguk dengan senyuman tengil.
"Oke, sana ke gedung IT. Gue bakalan ngirim foto orangnya lewat WA."
"Sekarang aja ngapa, si!"
"Entaran kalo lo udah disana, sono pergi."
Dengan gerutuan Haechan mengangkat pantatnya untuk segera pergi. Sebelum keluar kantin dia menoleh kebelakang dimana Hyunjin yang sedang melambai ceria, membuatnya berdecak dan langsung pergi sedikit terburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechanxall
Randomberisi oneshoot, twoshoot, atau mungkin berchapter pendek. dulu kan pernah post isinya oneshoot Haechan tapi dihapus, karena banyak yang minta up lagi aku buatin yang baru. bxb boyslove beberapa chapter ada yang ⚠🔞🔞⚠