"Bayar kas!"
Hyunjin mendengus, tangannya merogoh saku baju sambil mengeluarkan uang lima ribuan.
"Nih!"
Haechan mengangguk puas, kakinya melangkah ke meja dibelakang Hyunjin.
"Kas, kas, kas!" Serunya kencang.
Kelas yang sedang ribut langsung berhenti sejenak melihat kearah Haechan. Namun tak lama kemudian mereka melanjutkan kegiatan masing-masing seolah tidak peduli.
"Lu nagih kas kayak penagih hutang lu." Han memasang wajah malas, tangannya terulur menyerahkan uang.
Haechan menggedikkan bahu, "lu minggu kemarin kagak bayar. Double sama yang minggu ini." Ucapnya sembari menunjuk buku.
"Ngutang aja lah. Minggu besok baru bayar."
"Elah, bayar goceng aja susahnya minta ampun. Heran gue."
Haechan mendumal didepan Han, rata-rata kas yang ia tagih dari setiap murid di kelasnya pasti banyak sekali yang nunggak. Dan tentu saja banyak juga yang susah membayar terutama murid lelaki.
Han pura-pura tidak mendengar, dia kembali memainkan ponsel dan membiarkan sang bendahara kelas berjalan kebelakang melewati bangkunya.
"Oy, oy, oy! Bayar kas, bayar kas, jangan molor mulu kerjaan lo!" Tangan Haechan memukul meja beberapa kali sampai si empunya terlonjak kaget.
"Kan udah kemarin!"
Haechan berkerut dalam, dia membenarkan kacamatanya yang melorot.
"Kemarin dari mana? Noh, lo liat minggu sekarang lu belum bayar." Katanya seraya menunjukkan isi buku pada Felix.
"Udah, sat. Kemarin gue bayar di kantin." Kekeh Felix.
Haechan mendengus, "heh ege! Lu bayar hutang lu ke gua bukan bayar kas. Beda lagi dong, oon! Cepetan bayar ah!"
Felix berdecak kesal, dia meraih uang kertas lima ribuan dari saku baju dan meletakkannya dengan kasar diatas meja.
"Bangkrut gue lama-lama ditagih kas mulu!"
"Bacot bener, miskin."
Felix mendengus, menendangkan kakinya kearah Haechan walau temannya itu sudah berjalan menghindar. Haechan terus berjalan kebelakang dimana jajaran meja ini paling terakhir yang ia tagih kas.
Dengusan malas keluar dari hidungnya kala melihat siapa orang terakhir yang harus ia tagih.
Si pemuda yang senang sekali tidur di kelas mau ada guru atau tidak ada yang mengajar sekalipun. Kadang dia heran, teman sekelasnya ini punya niatan hidup atau tidak sih?
Hanya bergerak kala sedang pelajar olahraga saja. Selain itu seperti orang yang terkena sindrom putri tidur.
"Oy, oy, oy! Bayar kas, bayar kas!" Haechan menepuk meja tiga kali seraya berseru kencang. Tapi tidak seperti yang lain yang akan memberikan respon. Murid yang duduk paling belakang pojok kiri dari pintu ini tidak bergerak sama sekali.
"Lu belum mati kan? Hoi!" Haechan menjawil bahu itu dengan ujung pulpen.
"Heh, putri tidur! Lu kalau mau molor mending di rumah aja. Atau sekalian aja lu bawa kasur sama selimut kesini."
Haechan lagi-lagi mendengus saat tidak ada respon yang berarti.
"Buset, heh Lix. Gimana bangunin si cindo ini?" Katanya seraya menendang pelan kursi Felix.
"Cium aja pipinya. Bangun dia." Jawab Felix asal.
"Bangsat bener otak mesum lo."
Felix terkekeh pelan, dia menepuk lengan Haechan seraya menggedikkan dagu kearah teman bangku belakangnya yang masih tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechanxall
Randomberisi oneshoot, twoshoot, atau mungkin berchapter pendek. dulu kan pernah post isinya oneshoot Haechan tapi dihapus, karena banyak yang minta up lagi aku buatin yang baru. bxb boyslove beberapa chapter ada yang ⚠🔞🔞⚠