Bagian 2

257K 1K 34
                                    

" aldev. " panggil Vierra berbisik kepada lelaki di sebelah nya.

" Hmm. " dehem aldev tanpa menoleh kearah Vierra yang sedang meringis menahan gatal dibagian payudaranya.

" aldev liat sini dulu. " suruh Vierra , dengan terpaksa aldev memalingkan wajahnya kekanan dan melihat raut seperti kesakitan pada wajah Vierra.

" kenapa? " tanya aldev melirik tangan Vierra yang mengusap usap bagian payudaranya sendiri, tidak ada yang melihat itu selain aldev karena bangku Vierra dan aldev berada pada barisan belakang.

" gatel aldev, biasanya nggak pernah gini. " adu Vierra terus mengusap payudaranya sendri, aldev meringis melihatnya, dirinya juga bingung harus melakukan apa.

" Vierra mau garuk, mau usep2 tapi malu disini rame aldev. " cicit Vierra membuat aldev paham apa yang harus dilakukannya sekarang.

" SEMUA YANG ADA DIKELAS INI KELUAR !! " perintah aldev tegas, membuat semua tang fokus belajar menoleh kearah belakang, menatap kearah aldev dan Vierra.

" KENAPA? KELUAR SEKARANG, ATAU KALIAN SEMUA GUE KELUARIN DARI SEKOLAH INI. " ancamnya membuat para siswa didalam kelas itu merinding, daripada keluar sekolah mending keluar kelas kan.

" eh aldev nggak keluar juga? " tanya Vierra menatap aldev yang masih betah duduk dikursi sebelahnya.

" gue juga udah liat, udah sana cepetan, katanya gatel. " Mendengar ucapan aldev Vierra segera membuka kancing bajunya perlahan, melepaskan seragamnya dan juga melepaskan bra merahnya.

" merah, pasti karena bra Vierra udah agak kecil. " gumam Vierra yang dapat didengar aldev, namun Vierra tak perduli hal itu, Vierra dengan segera mengusap usap putingnya yang gatal.

Saat ingin menggaruk putingnya, tangan kekar menahan pergerakan tangan Vierra, membuat Vierra mendongak menatap aldev yang sudah ada dihadapannya.

" jangan digaruk nanti bengkak. " larang aldev tak dihiraukan Vierra, entah kenapa putingnya mendadak gatal sepeti ini.

" ihh aldev lepasin, ini gatel tau. " berontak Vierra membuat aldev menghela nafas, aldev segera menarik dasinya, dan mengikat dasinya ke tangan Vierra. Setelah itu aldev meremas payudara besar milik Vierra membuat gadis itu mendesah.

" Diem, jangan berontak lagi. Ini cara supaya payudara lo nggak gatel lagi. " ucap aldev dengan cepat memasukan puting sebelah kanan Vierra ke dalam mulutnya, seketika Vierra dibuat geli oleh hisapan aldev yang ada disana.

" shhh aldevhh kenapa aldev nyusu lagi sama Vierra? " tanyanya sambil mendesah kegelian. " kata bunda hh nggak boleh. "

" gue ngwak pewduli Vierra. " dengan mulut yang masih menghisap payudara Vierra aldev berbicara sepeti Anak kecil.

" shh aldev udahhh ahh ini geli. " ringisnya menatap hisapan aldev yang makin kuat di payudaranya, sungguh payudaranya jadi sakit, karena tak hanya menyusu aldev juga meremas kuat payudara bedanya itu.

Plop

" bra lo buang aja, katanya kekecilan, beli yang baru aja. " suruh aldev setelah melepaskan hisapan/ kemutannya di puting milik Vierra.

" nggak ah aldev, Vierra malas beli beli terus, mending uang nya ditabung. " jawab Vierra membuat aldev tak habis pikir.

" minta uang lah sama ortu lo. " suruh aldev dijawab gelengan dan senyuman oleh Vierra.

" nggak mau nyusahin mereka yang udah tenang. "

" gue kira lo anak nyokap. " ucapan aldev membuat hati Vierra sakit, mengingat kembali kedua orang tuanya yang sudah meninggal.

" hehe aldev nggak paham ya, sebenarnya Vierra anak sebatang kara aldev, orang tua Vierra udah nggak ada., jadi gimana mau minta, mereka aja udah tenang disana. " dengan kekehan Vierra menjawab ucapan aldev, Vierra tidak boleh sedih nanti orang tuanya akan ikut sedih.

" gue nggak tau, sorry. " ucap aldev tulus, menatap mata Vierra yang nampak menyimpan kesedihan. Dengan cepat aldev menarik tubuh Vierra yang setengah telanjang itu kepelukannya.

" gapapa aldev. " ucap vierra memaklumi " emhh aldev ini apa? Kenapa besar? Terus keras, mana tegak lagi? " tanya Vierra, Vierra tadinya sangat tenang dipeluk oleh aldev, namun tangan Vierra tanpa sengaja memegang sesuatu benda yang keras dan tegang di celana aldev.

" shh bangsat, jangan dipegang Vierra. " ucap aldev dengan cepat melepas pelukannya, aldev menghadap kearah belakang, bagaimana bisa hanya pelukan miliknya itu bangun.

" itu kenapa aldev, apa ada hewan masuk kesana? " tanya Vierra membuat aldev semakin tak tahan. Sungguh itu rasanya sangat sesak.

" Iya, kenapa lo mau bantu gue ngeluarin hewannya nggak? "

Bersambung.....

School 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang