[END] (BL) Aku Tidak Terlahir Beruntung

Chapter 235: Penjara Pengadilan

Xiao Li mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku. Dia membaca kembali pemberitahuan yang dipasang di pintu masuk rumah sakit dan terkejut saat mengetahui bahwa kalimatnya seharusnya seperti ini:

[Waspadalah. Saat kamu melewati pintu ini, kamu telah meninggalkan tempat yang aman.]

Hanya saja pengingat ini diubah paksa oleh pemilik rumah sakit.

Zheng Yi tidak melihat nama buku di dalamnya karena pandangannya terhalang oleh Xiao Li. Dia melihat bahwa orang ini tidak bergerak dan mau tidak mau berbisik, "Apa kamu tidak masuk?"

Dia belum pernah melihat wajah dokter itu, tapi Xiao Li sudah merasakan udara 'tidak bisa diandalkan' yang kuat. Sebelum dia bisa menjawab, suara optimis datang dari dalam. "Apakah ada pasien yang mengantri di luar? Silakan masuk, silakan masuk. Kamu tidak perlu mendaftar di sini."

Xiao Li, "......"

Shen Chenzhi berkata, "Masuk dan oleskan obat cair. Tidak perlu operasi lain."

Shen Chenzhi mengulurkan tangan dan mendorong membuka pintu rumah sakit. Xiao Li melirik pergelangan tangannya dan menemukan bahwa orang lain memiliki bekas luka yang sama di pergelangan tangannya. Gerakan Xiao Li berhenti sejenak sebelum dia mengikuti Shen Chenzhi dan memasuki rumah sakit.

Mereka mengitari layar di pintu dan melihat seperti apa rupa dokter pemula itu. Dia mengenakan jubah hitam dengan topeng paruh di wajahnya. Mulutnya menjulur ke luar dan topi hitam yang layak ada di kepalanya. Matanya adalah dua lubang hitam tak berdasar dan dia memakai sarung tangan. Lencana nama mall disematkan di dadanya: Dr. J (scp-049-j).

Dari luar, dia tampak seperti dokter wabah yang cukup terkenal di dunia manapun. Tapi, buku di atas meja dengan jelas menjelaskan identitasnya. Dia adalah pengagum atau peniru dokter wabah.

Sebelum reinkarnator masuk, dia telah membaca buku di tangannya dengan sangat serius. Kini dia menutupnya dan berusaha menutupi tumpukan buku itu dengan memindahkannya ke bawah kursinya.

Hanya ada satu kursi di seberang dokter. Zheng Yi awalnya ingin membiarkan Xiao Li duduk tapi orang lain tidak berniat melakukannya. Sebaliknya, dia melambai untuk membiarkan Zheng Yi duduk terlebih dahulu. Zheng Yi tidak menolak dan duduk.

"Oh, tiga pasien datang sekaligus. Hebat sekali." Dokter menggosok kedua tangannya dan tampak bersemangat. "Duduklah. Tapi, sebelum memulai, aku akan menyelesaikan pengobatan harian untuk kaktus terlebih dahulu."

Dia membuka laci dan mengeluarkan toples yang ditutupi oleh film hitam dari dalam. Dia membuka tutupnya dan menuangkan toples ke arah kaktus. Cairan kental dituangkan ke tanah kaktus. Terdengar suara mendesis dan kepulan asap putih.

"Kaktus memiliki serangga. Aku mencoba mencari cara untuk mengobatinya. Lihat, tidak ada serangga sekarang." Dr. J dengan bangga pamer.

Xiao Li bergumam, "Itu benar, tapi ada sesuatu yang lebih penting yang hilang."

Misalnya, hidupnya.

Dr. J menghentikan tangan yang menuangkan asam sulfat pekat dan menutup kembali tutupnya dengan susah payah. Sarung tangan kulit di tangannya membuat gerakan ini sulit baginya. Dia memelintirnya sambil berkata, "Jika kamu menginginkan sesuatu maka kamu harus membayar harganya. Ini adalah hukum konservasi."

Dr. J menghela napas lega karena akhirnya mengacaukannya. Dia meletakkan tangannya di atas meja dan mengeluarkan file kasus kosong. "Siapa yang lebih dulu?"

Tiba-tiba ada keheningan di rumah sakit. Shen Chenzhi memandang Xiao Li dan Zheng Yi juga memandang Xiao Li. Mereka melakukan kontak mata tapi tidak ada yang berbicara lebih dulu. Xiao Li hanya berkata, "Kalau begitu aku duluan."