Lucu ya, namanya Kaliptra yang artinya lumut. Kaliptra ini sebuah tudung akar yang menjaga meristem ujung akar saat tumbuh dan menembus tanah ataupun bebatuan. Sebenarnya aku pun tidak mengerti kenapa orang tua ku memberi nama Kaliptra, terdengar cukup aneh, saat pertama kali sekolah, banyak teman sekelas yang mengejek ku dengan memanggil Kali.
"Itu Kali bu!"
"Coba tanya Kali bu"
"Bu guru, Kali ngompol!"
Sampai akhirnya aku merengek, meminta orang tua ku mengganti nama ini. Namun, mereka hanya tertawa dan mengelus-elus rambutku.
"Kalau sewaktu-waktu Kali hilang, cepat dicari sama pak Polisi loh karena nama Kali, itu jarang atau bisa jadi gak ada nama kamu di orang lain"
Mungkin.
Hanya itu kalimat pertama yang muncul di benak ku.
***
Seiring berjalannya waktu, aku mengerti apa maksud mereka. Ternyata memang tidak ada di dunia ini yang bernama Kaliptra. Aku juga mulai terbiasa dengan panggilan Kali. Yaa.. meskipun masih banyak yang mengejek nama itu. Tapi tenang, aku masih punya beberapa teman.
Masuk ke era Sekolah Menengah Pertama alias SMP. Aku bertemu banyak teman. Cukup banyak dan membuat ku bahagia.
(Sek.. aku tak ngisep rokok aku dulu)
Sebenarnya aku tidak begitu ingat masa-masa SMP dahulu.
(yah.. maklum.. saya sudah terbilang cukup di usia dewasa)
Mungkin yang paling aku ingat. Saat itu aku kedapatan piket sepulang sekolah. Aku masih tidak begitu hafal nama-nama teman sekelasku, wajar kalau tidak salah ini masih hari ke-4 awal masuk sekolah. Aku ingat menyapa teman baru ku dengan sebutan Hey.
"Hey, mau kamu yang nyapu atau naikin kursi ke atas meja?" Tanyaku yang sedang mengambil sapu di sebelah papan tulis.
"Kamu yang naikin kursi mau? Biar aku yang nyapu"
"Oke, Hey. Oh ya Hey, dulu kamu SD dimana?"
"Di deket rumahku, SD 05"
"Ah.. Aku gak tau hehehe, aku jarang keluar rumah"
"Gak apa-apa. Rumahku juga ya lumayan jauh dari rumah kamu"
"Rumahku?"
"Iya, rumah kamu di Perum Strata kan?"
"Kok tau?"
"Kan awal masuk kelas disuruh isi alamat dan nomor telfon orang tua"
Aku cukup tertegun. Dia sampai se-detail itu kah? Karena aku bukan tipe orang yang suka memperhatikan sekitar. Aku hanya diam.
"Loh, aku ada salah ngomong?"
"Eng-enggak. Aku cuman kagum sama kamu karna sampai lihat biodata punyaku" Diakhiri tertawa garing. Hey hanya tertawa kepadaku.
Sore itu dihiasi canda tawa. Kami saling bertanya satu sama lain untuk saling mendekatkan diri.
***
Meskipun beberapa kali Guru menyebut nama panjang Hey, yang keluar dari mulutku untuk memanggilnya hanya Hey. Aku pun meminta maaf padanya karna terus memanggilnya Hey, karna menurut ku tidak sopan saja memanggil nama orang dengan sebutan Hey, sedangkan orang itu punya nama. Tapi, Hey tidak masalah. Dia malah bilang padaku, bahwa itu nama panggilan pertama dia yang unik dan lucu. Teman-teman sekelas yang lain memanggil nama dia, hanya aku yang memanggil dia Hey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaliptra Si Lumut
Historia CortaPernah di posisi punya pasangan tapi rasanya sakit? Ada bahagianya, namun mungkin yang aku rasakan hanya sakit. Mungkin aku tidak pantas untuk siapapun - Kali