Changbin berdiri di depan sebuah kantor besar berlantai 20. Changbin memasuki kantor itu semua orang memberi hormat padanya. Changbin masuk kesebuah ruangan dimna orang yang dia cari berada di sana.
Tok tok
"Masuk."
Changbin masuk dengan wajah datar.
"Changbin? Ngapain kamu disini?"
"Aku mau ngomong, pa."
"Duduk. Kamu mau ngomong apa?"
"Ini hal bodoh yang changbin lakuin. Tapi terserah abis ini papa mau usir changbin atau mau ambil semua aset yang udah papa kasih, gapapa changbin akan terima."
"Maksud kamu apa sih?"
"Sebenarnya... yang menghamili y/n itu aku, pa."
"APA?!!"
"Jadi y/n itu hamil anak kamu bukan chan?""Iya." Papa changbin mengetahui jika y/n hamil anak chan karena chan adalah teman changbin dan orang tua nya juga berteman jadi saat kamu dan chan menikah orang tua changbin di undang.
"Kamu mau bikin malu papa, hah? Papa udah merendahkan chan dengan melakukan itu tapi ternyata pelakunya itu kamu. Papa gak habis pikir."
"Jadi, maksud kamu bilang ini kenapa?"
"Aku mau y/n kembali sama aku, pa. Aku mau bertanggung jawab."
"Kamu gila changbin. Kalo semua orang tau ternyata kamu yang menghamili y/n mau ditaro dimana muka papa, bin."
"Pa, changbin mohon. Changbin mau y/n dan anak changbin kembali."
"Gak, gak ini konsekuensinya terlalu besar. Lebih baik kamu pergi dari sini dan jangan pernah lagi lihatin muka kamu lagi."
Changbin kesal lalu pergi keluar ruangan.
"Tunggu." Changbin berhenti.
"Mana kunci mobil sama mobil kamu."
Dengan kesal changbin berbalik dan melemparkan kunci itu kelantai lalu pergi.
Sementara itu di rumah bangchan, kamu dan putrimu sedang bermain tiba-tiba chan menghampiri.
"Kalian ngapain disini?"
"Gak ada cuma ngajak main chaery aja." Chaery adalah nama bayi mu
"Aku mau tanya sesuatu."
"Apa itu?"
"Jika suatu saat changbin ingin kamu balikan sama dia. Kamu pilih changbin atau aku?"
"Kenapa kamu nanya gitu."
"Enggak sih nanya aja."
"Jujur, perasaan aku untuk changbin memang masih ada. Tapi, saat ini aku berusaha untuk nerima kamu chan. Karna kamu mau bertanggung jawab atas apa yang enggak kamu lakuin."
"Jujur aku kecewa sama keputusan changbin yang menjauh dan tanpa ngasih tau kalo dia gamau tanggung jawab. coba aja dia bilang kalo dia gak mau tanggung jawab, kan aku bisa gugurin chaery dan kamu gak perlu nanggung semuanya."
"Kamu udah gila? Anak ini gak salah, kamu tau kenapa aku mau tanggung jawab? Karena aku takut kalo kamu ngelakuin hal itu."
"Sekarang jangan mikirin apapun. Fokus aja sama anak kita."
"Makasih ya chan, aku ga tau kalo kamu gak ada aku gimana."
"Sama-sama. Aku berangkat kerja dulu ya. Takut telat nanti papa marah."
"Iya, hati-hati."
Kamu mengantar chan sampai depan rumah, setelah chan pergi kamu langsung masuk.
Baru beberapa meter dari rumah chan bertemu changbin yang sedang berjalan sendirian.
"Changbin. Mau kemana lo?"
"Mau kerumah lo, y/n ada?"
"Ada. Tapi, dimana motor lo."
"Disita bokap."
"Memangnya kenapa?"
"Panjang ceritanya."
"Yaudah gue pergi kerja dulu. Mereka ada di rumah ketuk aja pintu nya."
Chan kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor papanya.
Changbin tiba di depan pintu rumahmu, dia sedikit ragu untuk mengetuk pintu tapi setelah beberapa kali berfikir dia akhirnya mengetuk pintu.
Tok tok
"Sayang, kok balik lagi ada yang..." Ucap y/n kaget saat membuka pintu, yang ia kita chan rupanya changbin yang datang.
Changbin tersenyum.
"Udah panggil sayang-sayang aja."
"Ada apa ya, bin?"
"Gue mau ngomong sesuatu."
"Tapi... Chan..."
"Gue udah ngomong kok sama chan tadi ketemu di jalan."
"Oh gitu yaudah masuk aja."
Changbin duduk di sofa ruang tamu, sofa nya tidak terlalu nyaman terlihat dari tingkah changbin yang sedikit gelisah.
"Maaf ya sofanya gak senyaman dirumah kamu. Chan cuma mampu beli sofa yang gini."
"Gapapa."
"Oh ya tadi mau ngomong apa?"
Changbin menarik nafas.
"Gue udah jujur semuanya ke bokap gue. Ya seperti yang gue duga bokap marah besar dan ambil semua aset gue."
"Tapi gapapa gue siap nanggung semuanya. Gue mau kembali sama lo dan bertanggung jawab sama anak kita.""Maaf, bin. Gue gak bisa."
"Kenapa? Lo udah jatuh cinta sama chan?"
"Belum, gue memang belum punya perasaan sama chan. Gue udah janji sama chan untuk gak ninggalin dia demi apapun. Chan udah berkorban sejauh ini, chan kerja mati-matian demi aku sama anakku mana mungkin aku tega ninggalin dia atas semua pengorbanan nya."
"Maafin gue udah lari dari tanggung jawab. Gue nyesel."
"Soal semuanya gue udah lupain, bin. Gue mau mulai yang baru sama chan tapi tenang gue gak bakalan halangi lo untuk ketemu chaery."
"Gue mohon kasih gue kesempatan."
"No more chances, bin. Gue yakin kita sama-sama bisa move on."
"Lo taukan gue sayang banget sama lo."
"Kalo lo sayang sama gue, lo gak akan lari dari tanggung jawab, bin."
"Gue pernah bermimpi kalo hidup yang gue jalani saat ini itu sama lo bin bukan sama chan. Tapi Chan berani mengambil keputusan dan tanggung jawab yang seharusnya gak dia lakuin. Gue udah ngerusak masa depan chan dengan membebani dia.""Gue selalu nangis tiap malem kenapa bukan lo yang tanggung jawab. Gue cinta banget sama lo tapi apa gue ngecewain gue gitu aja."
Kamu beranjak dari sofa dan meninggalkan changbin.
"Kalo lo gak ada keperluan lagi silahkan pergi." Ucapmu lalu pergi
Dengan berat hati changbin pergi dari rumahmu. Changbin gatau harus kemana, dia di usir, aset di ambil kehidupannya sangat kacau saat ini. Changbin hanya bisa ke basecamp tempat dimana dia diterima tanpa peduli masalah, atau kekurangan changbin.
Y/n menjalani hidup bahagianya dengan chan, melupakan masa lalunya dengan changbin. Setelah lulus SMA y/n melanjutkan kuliah sambil bekerja untuk membantu keungan chan, sementara chaery di asuh oleh pengasuh yang di beri oleh ibu chan.
![](https://img.wattpad.com/cover/342213521-288-k556094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
responsibility || Bangchan,Changbin ft. you
Fanfictionbaca aja... bingung nulis deskripsi