CHAPTER 8
sesampainya dihalaman rumah sudah ada ibu Ning dengan tatapan menghakiminya, Sedangkan ibu Beidou menggaruk kepala yang tidak gatal, canggung.
Kazuha menebak-nebak jika ia sekarang tengah diposisi ketahuan, memakai motor hadiah ulang tahun dari Beidou yang seharusnya untuk dipakainya nanti. catatan dipakai nanti karena memang beberapa bulan lagi ia baru bisa mendapatkan sim. Ningguang selalu tidak setuju dengan usul dari Beidou, namun berbagai alasan ia kemukan karena nyatanya Kazuha adalah anak lelaki satu-satunya.
apapun yang ia inginkan Beidou selalu menyetujui apapun keinginan Kazuha, berbeda dengan Ningguang yang selalu menimbang sekiranya hal-hal yang diberikan pada anak satu-satunya itu. apakah hal baik dan memiliki dampak positif atau tidak.
dengan pasrah Kazuha segera memarkirkan sepeda motornya, menghampiri kedua ibu kesayangannya dengan perasaan gugup. beidou sudah sangat pasrah, sejak tadi ia menjadi korban omel Ningguang. sekarang ia tidak memiliki kewenangan untuk membela anaknya itu.
"ada yang mau diomongin?" tanya Ningguang singkat, meski nada bicaranya yang santai Kazuha tahu jika ibunya tengah menekankan rasa penasarannya. ia ingin mendengar alasan sesungguhnya dari Kazuha. jarang sekali anak itu berontak.
"kak Scara gak ada yang jemput bu." saat ini Kazuha pikir lebih baik berkata jujur daripada memunculkan dampak yang lebih buruk nantinya.
"kok bisa? memangnya Makoto gak ada? bukannya scara juga bisa bawa kendaraan sendiri?" tanya Ningguang heran. Kazuha merasa semakin gugup saat ini, karena jika jujur ia juga merasa heran dengan sikapnya sendiri. setelah mendengar kabar dari Venti jika Scara belum pulang juga ia malah khawatir. sesampainya dirumah pria silver itu segera membawa motornya.
mencegat siapa saja abang-abang gojek dan memintanya untuk bergantian. Scara yang mengambil alih kemudi sungguh diluar prediksinya. Kazuha semakin bingung bagaimana ia menjelaskan perasaannya saat ini.
"tante Makoto keluar kota, Childe rapat osis dan supir pribadinya katanya cuti bu. jadi aku gak tega." ucap Kazuha terpaksa jujur. ia takut masalah ini semakin runyam.
"ya sudah. lain kali kau bilang pada ibu, atau gak pak sopir saja. ibu gak keberatan kok kalau kamu mau ngejemput nak Scara. bahkan kalau kalian mau main juga tinggal pake pak sopir saja tidak apa." Ningguang bicara Panjang lebar, Sedangkan Beidou tertawa pelan. bagaimana ceritanya orang pacaran diantar sopir. ia tahu betul bagaimana isi otak Kazuha saat ini.
"sana mandi." keputusan final perempuan berambut silver itu. membiarkan anaknya segera masuk untuk membersihkan diri. kedua orang itu segera kabur, Ningguang memang pemegang tahta tertinggi dirumah ini. perempuan itu memang tegas tapi setiap keputusan yang ia ambil memang demi kebaikan masing-masing.
Kazuha membenamkan wajahnya pada bantal setelah ia mandi, rambutnya terurai setengah kering. ia memang malas jika masalah mengeringkan rambut. aroma sabun menguar dari tubuhnya, kemarin ia baru saja membeli sabun dan deterjen yang direkomendasikan Scara. namun baunya memang terasa berbeda.
Kazuha sedikit kecewa, ia berasumsi bahwa wangi itu memang wangi khas seniornya. sangat lembut dan memabukan, apalagi setelah tadi Scara duduk dikemudi sehingga ia bisa dengan puas menghirup aroma pria ungu itu. tapi tadi Scara gak sadar kan kalau abang gojek itu dirinya? kan...
ia jadi berpikir bagaimana jika ia kelak menjadi kekasihnya, mendekap tubuh kecil itu dipelukannya seharian.
***
"lepaskan!!" Scara berujar tegas, pasalnya Childe sedari tadi tidak ingin lepas. anak itu menjebak Scara dipelukannya, hanya memberi sedikit kesempatan untuk mandi. bahkan makanpun ia masih saja menempel.
"gak mau Scara, aku bener-bener minta maaf." Childe semakin mengeratkan pelukannya pada yang lebih pendek. menghirup aroma shampoo yang menguar dari surai ungu Scara. menjadi sebuah rutinitas untuknya mengeringkan rambut yang semakin hari terasa lembut itu. Scara sudah seperti separuh hidupnya.
"kau tahu Childe," ucap Scara terpotong.
"apa?" Childe bergumam penasaran. sibuk menyisir rambut yang lebih kecil.
"orang-orang mikir kita pacaran." Scara memilin ujung bajunya. ia pikir saatnya Mereka menaggapi rumor-rumor yang semakin lama semakin beredar tidak jelas. karena sebentar lagi ia akan menginjak kelas tiga. otomatis ia perlu untuk lebih focus dibandingkan dengan meanggapi hal-hal tidak perlu.
"bukannya dari dulu? apa kau merasa risih sekarang?" tanya Childe dengan nada sesantai mungkin.
"ya kamu pikir saja, fans kamu makin banyak. bahkan dari anak baru saja sudah banyak. aku kewalahan nanggepin teror Mereka yang nanya emang kamu beneran pacar kak Childe katanya." Scara tampak kesal mengingat semua itu.
"iya nanti aku bilang ke mereka biar gak ganggu kamu lagi." ucap Childe menenangkan.
"kenapa kamu gak bilang kita gak pacaran aja? kan gampang. kalau aku yang ngomong Mereka suka gak percaya. tinggal kamu aja yang klarifikasi." Scara geram dengan jawaban Childe yang tidak tegas. entah kenapa ia merasa statusnya digantungkan dan ia sangat tidak suka itu.
jika memang Childe menyukainya kenapa Mereka gak pacaran beneran aja? bukan dengan sikapnya yang ditunjukan padanya cukup untuk meluluhkan Scara. tapi pria itu tidak menunjukan keseriusannya.
"Scara, aku takut nanti kamu diganggu kalau Mereka tahu kamu bukan pacar aku." ucap Childe.
"memangnya kenapa? aku bisa jaga diri aku sendiri. kamu selalu menyimpulkan hal-hal negatif dari pemikiran aneh dikepala kamu sendiri. lagipula siapa yang bakal ganggu aku haahh?" Scara semakin kesal dibuatnya.
Childe menghela nafas kasar, Scara memang tidak tahu lingkungan saja. ia tidak tahu betapa populernya dirinya, apalagi setelah ia bergabung dengan tim basket. menjadi anak emas diekstrakulikuler tersebut lalu menjadi pusat perhatian. terkadang ucapan yang tidak pantas terlontar Ketika Mereka menatap paras sahabatnya. Childe tidak suka itu.
tapi pria bersurai indigo itu menatap segalanya hanya melalui sudut pandangnya saja, lagipula jika dipikir memang ada orang yang sengaja melontarkan kata buruk tentangnya tepat didepan mukanya? tentu saja tidak. kenapa Scara tidak mau mengerti dan sangat keras kepala.
"besok berangkat bareng aku ya." seperti biasa Childe pandai mengalihkan topik pembicaraan. selalu saja begini, Scara Lelah. ia Lelah dengan sikap overprotektif Childe yang membuatnya kesulitan setiap hari.
rasanya hubungan ia dan Childe semakin tidak jelas, semakin toxic dan semakin membosankan. padahal sejak dulu Scara tidak pernah membayangkan hubungannya dengan Childe akan berubah drastis seperti sekarang. Scara lupa sejak kapan Childe egois tentangnya. Scara ingin bebas sekalian tanpa harus terikat. tapi ia tidak tahu apa isi kepala teman masa kecilnya itu.
Childe semakin menempel pada Scara, tidak ingin melepaskan pria indigo itu barang sekejap. bahkan dalam benaknya ia merasa rindu pada sosok yang sudah jelas ada didekapannya. sejujurnya Childe merasa jika sahabat masa kecilnya itu terasa semakin jauh.
ia takut untuk kehilangan Scara, teman masa kecilnya itu. entah tembok darimana, ia merasa semakin jauh dan kesepian. menghirup aroma sahabatnya kuat lalu menangis. berusaha menyembunyikan getar pundaknya tak ingin ketahuan.
"Childe? kamu gak papa?"
"..."
tbc.
tim Childe or Kazuha gaes?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Recipe [Kazuscara][slow update]
Fanfictionresep cinta katanya, tapi ini bukan tentang makanan. ini tentang proses dimana Kazuha mengolah segala aspek menjadi rasa cinta. [start: satatus : On Going] WARNING : BOYSLOVE | mature content| rating 18+ (mybe)| Fandom/pair : GenshinImpact Kazuschar...