0. Prolog

626 77 9
                                    

"Hantu itu bakal datang kalau diundang. Kalau nggak, ya cuma rebahan doang."

- Ghost -

Katanya orang hidup itu capek. Harus makan, minum dan berak tiap hari. Selain itu, masih perlu sekolah, kerja, nyari uang, nyari mantan yang ilang, eh, bukan-bukan. Pokoknya capek.

Saking capeknya, kadang ada yang nyoba buat mati. Berharapnya bisa reinkarnasi atau dapat kehidupan baru di alam kubur. Sayangnya, itu masih jauh.

Menurut kabar dari KPH alias Ketua Para Hantu, yang biasanya dijabat oleh para jin level rendah, nggak ada yang namanya daur ulang manusia. Gue percaya sama ketua gue.

Sebagai hantu penunggu rumah level rendah, bawahan dari Gugun, KPH di daerah gue, setiap kata-katanya gue percaya. Soalnya hantu rendah selevel gue ini, hanya bergaulnya sama hantu-hantu yang selevel. Paling mentok cuma Gugun doang.

Kalau Gugun beda lagi. Komunitasnya udah para Jin level rendah dan menengah. Kalau untuk yang tinggi, udah jadi KPJ alias Ketua Para Jin. Mereka bertugas ngurus tiap daerah. Kalau di dunia manusia dikenal sebagai gubernur.

Di atas KPJ ada yang namanya PKPJ ( Pemimpin Ketua Para Jin ). Udah selevel presiden. Di atas PKPJ, ada yang namanya Iblis. Itu udah kayak lord dari para lord.
Jujur, selain hantu level rendah sampai menengah, gue belum pernah ketemu sama setan atau jin di tingkatan berbeda. Mereka jarang ke dunia manusia. Soalnya udah sibuk ngurus dunia sendiri.

Dunia mereka terpisah sama dunia manusia. Kalau gue, masih di dunia manusia, cuma beda dimensi doang.

Gue adalah salah satu hantu rumah. Rumah yang gue tinggali bareng kelima teman gue yang lain, memiliki dua lantai, dua kamar mandi, beberapa ruangan dan tiga kamar.

Di lantai satu, ada teras kecil, bagasi mobil dan ruang tamu. Itu adalah wilayah dari trio kunti.
Tiga cewek berambut panjang lurus dengan pakaian putih yang hampir nggak pernah ganti, menjaga wilayah itu.

Kadang mereka ngeluh karena nggak bisa ikut nonton tv saat para manusia di rumah tempat kami tinggal nutup pintu rumah saat Maghrib.

Meski di dunia yang sama, dimensi kami berbeda. Jadi, kami hanya bisa datang kalau diundang. Salah satunya dipersilakan masuk saat pintu dimensi kami terbuka.

Mereka suka banget ngemil makanan manusia kalau bisa terhubung ke dunia kami karena makanan yang jatuh dan dibiarkan atau saat makan nggak baca doa.
Di dapur dan kamar mandi ada si poci. Setan rendah yang suka lompat dan terikat, suka banget ngeliatin orang mandi atau lagi masak. Sebab, dia juga bisa nebeng makan atau mandi kalau manusia lupa berdoa.

Pocong bisa mandi? Bisa banget. Dia terikat kalau dalam posisi mau pamer aja. Kalau dalam keadaan biasa, tangan dan kainnya bebas. Kadang, dia suka jail juga, kok.
Di kamar lantai bawah, deket tangga, ada kamar dari pemilik rumah ini. Kalau nggak salah namanya Pak Asep dan Bu Siti.

Di kamar itu ada salah satu dari trio kunti. Meski suka di ruang tamu, dia suka tidur di kasur yang empuk. Apalagi kalau ada AC-nya. Mantap banget kata dia.

Di tangga nggak ada hantu alias area bebas parkir. Siapa pun boleh di sana, nggak perlu izin. Selain di tangga, kamar mandi atas, garasi dan teras juga termasuk area bebas parkir. Di kamar depan lantai atas, dihuni sama anak sulung dari keluarga ini. Namanya Rifki. Orangnya agak gemuk dan tinggi. Orangnya penakut. Gue like banget tinggal di kamar ini.

Hantu perlu diundang masuk, tapi gue nggak perlu khawatir karna sekali pun dia baca doa, gue tetap bisa masuk dunia karena rasa takutnya. Rasa takut adalah jalan tol bagi para hantu.

Di kamar kedua lantai atas ada kamar anak kedua. Cewek. Orangnya agak tomboy, rambutnya pendek dan suka banget olahraga. Dia masih SD. Namanya Queenza.
Dia anak yang pemberani, beda dengan abangnya. Si Susot alias suster ngesot yang tinggal di kamar itu sering banget tidur di luar atau di balkon kalau Queenza lagi di rumah dan tidur di kamarnya. Untungnya, kadang Queenza masih suka demen tidur di kamar orang tuanya atau mampir ke rumah neneknya yang lokasinya hanya beda dua sampai tiga rumah dari sini.
Jam efektif para hantu buat bisa satu dimensi sama manusia mulai dari jam enam sore sampai jam enam pagi.

Orang yang bilang kalau ada ayam berkokok kami udah pulang, bohong banget. Kalau ada suara kaki bebek atau ayam tengah malam atau dini hari, artinya ada hantu suruhan yang lagi keliling.

Hantu suruhan adalah hantu level menengah atau tinggi, yang ditangkap manusia lalu dijadikan budak. Contohnya kayak Tuyul.

Mereka bisa ketangkep karena sok, sih. Pasti mereka mikir manusia lemah semua, akhirnya malah berakhir menyedihkan.

Hantu suruhan ada yang bahaya dan ada yang nggak. Sebenarnya para hantu nggak bisa membunuh, tapi istimewanya kalau udah jadi hantu suruhan, kami memiliki kekuatan selevel dengan pemilik.

Hantu rendahan kayak gue adalah hantu bebas. Itulah enaknya jadi hantu penunggu rumah. Bebas ke mana-mana tanpa takut ditangkap manusia yang belajar ilmu sihir atau hitam di mana para hantu pun terlarang buat belajar.

Hantu bisa belajar? Bisa, tapi terbatas hanya untuk hantu level menengah atau tinggi yang punya potensi buat naik jadi jin.

Kadang gue iri sama manusia, mereka bisa bebas ngelakuin apa yang mereka mau, cuma mereka kebanyakan nggak bersyukur.

Kalau kata mereka hidup sebagai manusia itu capek, pengen mati aja. Jadi hantu sebenarnya nggak wah-wah banget.

Temen hantu satu rumah gue atau hantu-hantu yang lain juga banyak bilang hal yang sama. Ada banyak cerita dari manusia dan suka-duka para hantu yang bisa dijadikan bahan ghibah.
Itu sebabnya, kami selalu berkumpul tiap jam satu dini hari, buat ngibahin para hantu dan manusia. Kami menyebut perkumpulan kami ini sebagai KoPaJu ( Komunitas Para Hantu Julid ).

Ini adalah diary rahasia gue. And, we can telling our stories from now.

HANTU JULIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang