-N e w S c h o o l-
Hari ini adalah hari pertamaku di sekolah Pelita Gading. Aku sudah sering sekali berpindah-pindah sekolah. Itu karena kekuatan ini.
Bahkan pernah ada hantu yang mengerjaiku dengan merasuki diriku dan bilang ke kepala sekolah kalau aku ingin pindah sekolah.
Tapi aku sudah berjanji pada nenek, bahwa ini akan menjadi sekolahku yang terakhir, aku tidak akan berpindah-pindah sekolah lagi. Entahlah, biar kulihat sampai mana aku bertahan disini.
Aku berjalan lurus dan memperhatikan beberapa siswa siswi yang bergerombol. Ada juga empat siswi dengan dandanan nyentrik yang sepertinya adalah cewek populer di sekolah ini.
'Siapa dia? Gue rasa anak baru'
'Pendiem banget kayaknya.'
'Oh, jadi dia anak baru itu?'
Itulah beberapa suara-suara pikiran yang kudengar. Aku berjalan tertunduk dan tanpa sadar menabrak seseorang.
"Maaf," ucapku tanpa berniat melihat wajah orang yang kutabrak.
"Ya, anak baru kan? Mau gue anter ke kantor?" Ucap orang itu. Aku mendongak dan melihat sepasang mata dengan alis tebal.
"Nggak, Makasih." tolakku halus lalu mulai berjalan lagi.
"Em.. kantornya disana." ucapnya kemudian. Aku menoleh padanya yang menunjuk ke suatu arah. Ternyata aku salah arah. aku berjalan ke arah yang ditunjuk cowok tadi.
"Permisi," ucapku di ambang pintu yang terbuka.
"Ya? Ah.. kamu pasti Anastasia Smith kan?" Sahut seorang wanita berumur yang mulai keriput tapi masih terlihat cantik.
"Iya." jawabku singkat.
"Baiklah, ayo aku antar ke kelasmu," ucap kepala sekolah yang kutahu bernama Bu Tira.
"Permisi Bu Zahra, saya membawa anak baru." ucapnya kepada seorang guru yang sedang mengajar. Guru itu keluar dan menatapku intens.
"Oh baiklah, biar kuurus." ucapnya. Terlihat sekali wajah tegas diwajahnya. Lalu Bu Tira meninggalkanku.
"Ayo masuk." ucap bu zahra
"Anak anak, perkenalkan ini Anastasia Smith, murid pindahan yang mulai saat ini akan bersekolah disini." ucap Bu Zahra. "Kamu bisa duduk di kursi yang kosong" ucapnya.
Aku berjalan dan duduk di salah satu kursi kosong. Lalu mulai mendengarkan penjelasan dari Bu Zahra. Hingga bel istirahat berbunyi dan seluruh murid keluar. Um.. kecuali satu orang perempuan yang duduk di depanku.
"Hai, aku Laura Bahari," ucapnya sambil mengulurkan tangan. Aku menatapnya aneh. Karena memang sebelumnya aku tidak pernah punya teman.
Sekalipun punya, mereka akan meninggalkanku saat tahu kekuatan yang aku punya dan menganggapku aneh. Maka dari itu aku menghindari orang yang mau berteman denganku.
"Ana," ucapku tanpa membalas uluran tangannya.
"Um.. baiklah. Ana, kamu nggak ke kantin? Atau.. ke perpus? Mau kutemani?" Tanya Laura.
"Nggak, terima kasih." ucapku tanpa menatapnya.
'Huft, ada apa dengannya? Gue pikir kita bisa menjadi teman baik.'
Aku menatap laura. Dia berniat baik. Tapi apa dia masih bisa menerimaku saat tau kekuatanku? Kurasa lebih baik seperti ini. Aku tidak mau dia malah menjauhiku nanti."Ana, sebenarnya ada apa? Apa kamu ada masalah? Maaf jika aku terlalu ikut campur." ucap Laura.
Aku menggeleng. "Lebih baik lo urungkan niat buat berteman sama gue. Atau lo malah menjauhi gue nantinya." ucapku membuat raut wajah kaget terlihat diwajah Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
TerrorIni ceritaku. Cerita kehidupanku yang dipenuhi segala hal diluar logika manusia. Aku benci kekuatan ini. Kekuatan yang membuat aku berbeda dari manusia lainnya.