°1°

1 0 0
                                    

"Oh astaga, tinggal setengah jam lagi kelas akan dimulai sementara essayku masih kurang 2 halaman lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Oh astaga, tinggal setengah jam lagi kelas akan dimulai sementara essayku masih kurang 2 halaman lagi."
Keluh seorang gadis yang meratapi layar laptopnya tersebut di ruang perpustakaan.

"Sial, kenapa sama sekali tidak terlintas dipikiranku." Ia sambil memainkan pulpen sambil menatap kosong layar monitor didepannya.

"Hufft.. Tuhan apa tidak ada yang memberikanku contekan sedikitpun." Ia terlihat sangat frustasi, sembari mengacak-acak rambutnya.

"Hei, apa yang kau lakukan disini? Bukankah ada kelas sebentar lagi?"
Wilona. Gadis yang sedari tadi berkutik didepan laptopnya menoleh kearah sahabat yang datang menghampirinya.

"Ahh.. Venka essayku belum selesai, dan setengah jam lagi kelas akan dimulai." Keluh Wilona kepada sahabatnya.

"Beri aku sedikit contekan saja." Wilona memohon kepada Venka sembari memegangi tangannya.

"Tidak ada kata contekan didalam kamusku." Ia berjalan memutari meja dan duduk tepat di depan Wilona.

"Coba minta tolong sama pria itu. Dia terlihat pintar." Venka menunjuk ke arah pria yang tengah duduk memakai headphone dan fokus membaca buku.

"Siapa?" Wilona menoleh memperhatikan seorang pria yang duduk tak jauh dengannya.

"Ah.. Arveil. Memang dia cukup pintar, tapi aku tidak dekat dengannya."

"Eum. Coba kupanggilkan." Venka beranjak berdiri hendak menghampiri pria tersebut. Namun dihalang oleh Wilona.

"Hei Arv..." Sebelum Venka menyelesaikan ucapannya mulutnya lebih dulu dibungkam oleh Wilona.

"Jangan, aku tidak suka dengannya." Wilona memasang wajah kesal.

Sementara pria yang tengah duduk masih mendengar kegaduhan dua gadis tersebut. Ia akhirnya melangkah menghampiri meja Wilona dan Venka.

"Kalian sedang membicarakanku?" Tanyanya langsung

"Ah t-tidak kok." Jawab Wilona agak terbata-bata

"Beri dia contekan Arveil, kelas berikut tugasnya belum selesai. Bukankah Prof. Stein sangat disiplin tentang tugas ya?" Venka malah merinci setiap permasalahan sahabatnya tersebut.

Arveil memang tak akan pelit soal Wilona. Tetapi ini juga tugas yang sangat penting. Mana mungkin ia akan memberikan jawaban yang sama persia kepada Wilona. Justru itu malah membuat semuanya ketahuan.

"Prof.Stein memang sangat ketat. Tapi..." Alveir menghentikan ucapannya

"Kenapa?" Wilona sedikit melirik pria disebelahnya itu

"Kalau jawaban kita sama pasti akan ketahuan." Lanjut Arveil

"Siapa yang ingin mencontek tugasmu? Tidak perlu." Sanggah Wilona.
Namun dari raut wajah Wilona terlihat jelas jika ia saat ini memang membutuhkan contekan untuk essaynya.
Ia melirik arloji di tangan kanannya, menunjukkan waktu kurang 15 menit lagi kelas akan dimulai.

"Huft." Wilona sudah pasrah dengan essay yang bisa dibilang seadanya itu. Sama sekali tidak terlintas di otaknya hendak mengetikkan kalimat apa.

Arveil yang melihat memang tidak tega membiarkan Wilona begitu saja.

"Sini aku bantu."
Alveir menarik kursi disebelah Wilona dan duduk sembari ia mengambil laptop tepat didepan Wilona digeser kearahnya.

"Kau mau apa?" Wilona mengerutkan dahinya

"Menyelesaikan essaymu." Arveil fokus kepada laptop Wilona, ia berusaha mencerna semua kalimat hingga akhirnya ia mulai untuk mengetik keyboard tersebut.

Sementara Venka yang memperhatikan mereka tanpa berpamitan dengan sahabatnya, kini ia pergi begitu saja.

Hening.
Diantara mereka tidak ada percakapan sama sekali, Arveil yang sedari tadi sibuk menyelesaikan essay Wilona. Sementara dirinya hanya memperhatikan setiap apa yang muncul di layar monitornya. Sama sekali ia tak ingin berkomentar, karena dirinya sendiri sudah terlalu pusing untuk memikirkan tugas itu.

"Em..itu." Ucapan Wilona membuat Arveil berhenti dari kegiatannya.

"Apa?"

"Tinggal 5 menit, kau tidak ke kelas?"

"Bukankah kau tau aku masih menyelesaikan ini?" Jawab Arveil tanpa memandang Wilona.

"Ya. Selesai. Kau bisa kumpulkan itu."
Arveil beranjak berdiri.

"Cepat bereskan dan ke kelas, sebelum Prof. Stein yang tiba di kelas duluan." Lanjutnya.

Wilona akhirnya menurut dan mengikuti Arveil. Kebetulan sekali saat ini ia mengambil mata kuliah dan jam yang sama.


         ~~~~~~~~

         ~~~~~~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arveil.

Hanya menganguminya saja sudah lebih cukup.
Jika ada kesempatan untuk mengobrol dengannya adalah kebahagian kecil yang datang bagiku.
Entah sampai kapan aku kuat memendam perasaan ini. Tetapi ada hal lain yang membuatku takut untuk mengungkapkan.

Kebisingan disebelah sedari tadi mana mungkin tidak terdengar olehku.
Yap. Biarpun aku memakai headphone namun tak ada musik yang kunyalakan. Karena dia.

Hingga niatku yang sedari tadi ingin menghampirinya kini akhirnya aku beranjak memberanikan diri untuk mendekat.

"Kalian membicarakanku?"
Memang. Seharusnya aku sudah tau dari percakapan mereka yang terdengar jelas, gadis ini ingin menyelesaikan essaynya tapi ia menyerah.

Wilona.
Hingga akhirnya aku mengambil alih laptopnya, dan menyelesaikan essay milknya. Tidak berharap balasan apapun darinya. Karena dari awal sudah tau ia tak mungkin memiliki perasaan yang sama sepertiku. Hanya membantunya sudah cukup.

"Akhirnya selesai juga. Em. Arveil makasih bantuannya."
Ia duduk tepat didepanku, yang kini menoleh kearahku.

"Tidak masalah."
Jawabku singkat.

"Wi.." Aku memanggilnya lirih namun masih terdengar olehnya.

"Malam ini kau ada acara?"
Aku berniat untuk mengajaknya nonton. Yah, karena ada film horror terbaru, kufikir ia akan menyukainya.

"Kenapa?" 

"Bukankah ada film horror yang baru tayang? Kau mau pergi?"
Aku memperhatikan wajahnya yang tiba-tiba berubah.
Dan kemungkinan besar ia akan menolak.

"Em.. Iya tapi aku masih ada tanggungan tugas. Kapan-kapan saja ya." Ia tersenyum.

"Baiklah."
Sudah kuduga sangat susah mengajaknya pergi.
Tapi sebelum akhirnya ia mengiyakan bukankah aku harus berusaha lagi?
Tidak mungkin aku akan berhenti disini. Ini baru awal.
Semuanya akan dimulai saat ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'M STILL HUMANWhere stories live. Discover now