Waktu menunjukan pukul setengah 12 siang. Di stasiun Hogsmeade, para murid dari sekolah sihir bernama Hogwarts sedang sibuk mengangkat dan memindahkan koper serta tas mereka ke dalam kereta.
Beberapa murid berjalan berdampingan di platform stasiun sambil berbincang, bercanda, dan meledek satu sama lain. Beberapa murid yang berasal dari asrama berbeda juga terlihat berbincang di depan gerbong kereta lalu berpelukan dan berpamitan sampai akhirnya mereka memasuki gerbong asrama mereka masing – masing.
Di tengah suasana tersebut, terdapat seorang gadis yang memakai syal berlambang asrama Slytherin berdiri menghadap gerbong kereta yang ada di depannya.
Gadis itu menoleh ke kanan dan kiri, mencari seseorang. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Sesekali ia menghela napas, menggigit bibir bawahnya gugup.
Setelah terdiam cukup lama, gadis itu memutuskan untuk berjalan menyusuri platform stasiun Hogsmeade sambil memperhatikan sekitar. Sesekali, ia menunduk untuk melihat jam yang ada di tangannya. Masih ada waktu untuknya sebelum masuk ke dalam kereta.
Ia terus berjalan tanpa menyadari seorang pria berambut ginger mengikutinya dari belakang. Semakin lama, pria itu semakin dekat. Sampai saat ia sudah berada tepat belakang gadis itu, ia menepuk kedua pundaknya sampai gadis itu berseru terkejut.
Gadis itu buru – buru menoleh ke belakang, menatap pria berambut ginger itu dengan kesal. "Berhenti tertawa, George!"
Pria yang bernama George Weasley itu terus tertawa tanpa memperdulikan gadis yang mengomel padanya. Sesekali, ia berusaha untuk mengatakan betapa lucunya ekspresi gadis tersebut.
Gadis itu mendengus, kembali memukul pundak pria itu. "Hentikan! Kau benar – benar menyebalkan!"
George masih saja tertawa. Butuh beberapa menit hingga akhirnya ia berhenti tertawa lalu merangkul gadis tersebut. "Aww, ekspresimu benar - benar lucu, Leian."
Leian mengembungkan kedua pipinya kesal. Ia melepas tangan George dari pundak lalu berjalan lebih dulu meninggalkan George. George berusaha untuk mengejarnya, namun Leian tidak memperdulikannya.
Karena George yang mengejutkannya, Leian sudah lupa dengan tujuan awalnya berada di platform itu. Ia memutuskan untuk berbelok lalu masuk ke dalam salah satu gerbong kereta karena sudah malas berkeliling.
"Hei, Leian Lestrange!" Seru George yang berusaha mencegah Leian untuk masuk ke dalam gerbong kereta. "Setidaknya, berbincanglah sedikit denganku, dasar pemarah!"
Leian yang sedang berdiri di depan gerbong keretanya menoleh, menatap George malas. "Salahmu karena membuatku kesal!"
Leian mendengus, kembali menoleh ke depan. Ia melangkahkan kaki kanannya ke dalam gerbong kereta, dan meletakan tangannya di besi pegangan tangan yang ada di sebelah kirinya.
Namun, baru saja ia melangkah masuk ke dalam gerbong, seorang pria berambut coklat keemasan muncul di depannya. Leian yang menatap wajah pria itu seketika membeku di tempat. Otaknya yang mendadak berjalan lambat membuatnya bingung harus melakukan apa.
"Maaf. Silahkan naik." Ujar pria itu lalu tersenyum pada Leian.
Leian merapatkan bibirnya, membalasnya dengan senyum kaku pada pria itu sambil berjalan masuk ke dalam kereta secara perlahan. Dalam hatinya, ia sempat mengumpat. Ternyata, sejak tadi ia berada di dalam kereta?
Setelah Leian masuk ke dalam kereta, pria itu berjalan keluar dan berbelok ke arah kiri.
Leian berbalik, menatap punggung pria itu yang merupakan Cedric Diggory yang menjauh dari kereta. George yang ada di belakangnya mengikuti arah pandang Leian, lalu menarik syal hijaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirrorball || Cedric Diggory
Fanfiction"Sekali lagi. Sekali lagi aku akan membantunya. Ini yang terakhir. Aku akan melepasnya." Leian Lestrange memutuskan untuk berhenti menaruh perasaan pada Cedric Diggory karena merasa sudah tidak ada harapan untuknya. Tapi, setiap ia berusaha untuk me...