4-The Slytherin Princess

117 18 3
                                    

Pagi hari di Hogwarts, beberapa murid Hufflepuff berkumpul di courtyard. Sehabis kelas mantra, mereka memutuskan untuk membungkus makan siang mereka dan menyantapnya di courtyard sambil berbincang bersama.   

Mereka berkumpul untuk membicarakan Cedric yang terpilih untuk mengikuti turnamen triwizard. Dari sekian banyaknya siswa yang ada di Hogwarts, Cedric terpilih sebagai perwakilan Hogwarts di turnamen tersebut.

Beberapa dari mereka terus memberi selamat pada Cedric. Cedric pun hanya bisa tersenyum sambil sibuk menyantap sandwich nya.

Dalam hatinya ia merasa senang, dan juga takut. Ia senang karena memang sejak awal ia menginginkan untuk mengikuti turnamen tersebut. Tapi, di sisi lain, ia juga takut bagaimana jika ia tidak bisa melaksanakan tugas yang akan diberikan nanti?

Cedric menggelengkan kepalanya pelan, mencoba untuk menghilangkan pikiran buruknya. Ia berusaha untuk menyakinkan dirinya, bahwa ia bisa melewati tantangan apapun yang diberikan nanti.

Saat akan menyantap sandwich nya kembali, mata Cedric melirik ke arah kiri. Ia memperhatikan tiga murid Slytherin yang berjalan melewati koridor courtyard sambil berbincang. Tentunya, ia mengenali ketiga Slytherin tersebut.

Blaise Zabini yang berada di posisi paling kanan, Aletha Parkinson yang berada di tengah sambil menceritakan sesuatu, dan Leian Lestrange yang sedang sibuk memakai jubahnya. Sepertinya, mereka bertiga baru saja kembali dari kelas magical creatures. Itu terlihat dari buku besar berbulu yang mereka bawa di tangan mereka.

Tanpa sadar, Cedric terus memperhatikan mereka, terutama Leian yang paling terlihat di matanya. Gadis berambut hitam legam dengan mata hijau seperti emerald itu entah kenapa mengundang rasa penasarannya. Padahal, ia sudah lama mengetahui soal gadis itu. Tapi, pada tahun keenamnya, Cedric mulai penasaran dengannya.

Ketiga teman Cedric yang berada di depannya pun saling tatap. Mereka awalnya bertanya – tanya kemana arah Cedric memandang. Sampai akhirnya, mereka ikut menoleh mengikuti arah pandangannya.

Awalnya, mereka mengira Cedric sibuk memperhatikan Cho. Tapi, dugaan mereka salah. Seseorang yang menarik perhatian Cedric ada Leian Lestrange, the Slytherin princess.

"Oi, Ced!" Seru salah satu temannya yang bernama Herbert Fleet sambil menjentikkan tangannya di depan wajah Cedric. "Kemana kau melihat??"

"Hm?" Cedric menoleh, menatap wajah teman – temannya secara bergantian. "Ah, aku, aku tidak-"

"The Slytherin princess, really??" Celetuk Malcolm Preece dengan sedikit terkekeh. "Merlin's beard, Ced. Cho tidak akan senang mendengar ini."

"What??" Cedric menatap teman – temannya bingung. "Apa yang kalian bicarakan??"

"Apa yang kami bicarakan?" Anthony Ricket mengangkat satu alisnya. "Kau baru saja memperhatikan seorang Leian Lestrange yang sedang berjalan bersama teman – temannya. Kau pikir kami tidak tau??"

Cedric mengedipkan kedua matanya, lalu tertawa canggung. "Aku tidak memperhatikan Leian."

"Gosh, kau bahkan memanggilnya Leian!" Seru Herbert histeris. "Ada apa di antara kau dan dia??"

"Aku tidak ada apa – apa dengannya, Herbert." Cedric mendengus, "Aku memperhatikannya karena...ya...dia lewat saja. Kau tau kan, ketiga Slytherin itu nampak agak mencolok-"

"Mencolok di mataku? Hell nah, mereka atau lebih tepatnya Leian Lestrange hanya terlihat mencolok di matamu, Diggory." Potong Anthony tanpa mendengarkan pembelaan Cedric. "Ada apa denganmu? Kau sudah bosan dengan Cho?"

"Tidak!" Sewot Cedric yang nyaris menjatuhkan sandwich nya. "Aku hanya memperhatikannya karena aku penasaran dengannya! Hanya itu saja!"

Ketiga temannya terdiam sejenak.

Mirrorball || Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang