fünfte

223 27 7
                                    

- Bastard und Prinzessin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Bastard und Prinzessin









Pagi yang cukup cerah dengan burung burung yang berterbangan kesana kemari mencari kehangatan mereka sendiri. Suara pintu yang diketuk membuat lamunan sah gadis buyar begitu saja.

"Nona. Saya Rose." Suara seorang perempuan terdengar dibalik pintu, sang gadis yang terganggu mengerutkan dahinya kemudia sedikit berteriak

"Masuk saja"

Setelah mengatakan 2 kata pintu terbuka dan menampilkan sosok berambut merah yang melangkah masuk lalu membukukan badan.
"Baik, Nona. Ada kabar jika Putra mahkota sedang dalam perjalanan dan akan segera kemari untuk menjenguk Nona"

Gadis yang kini memakai setelan santainya yang cukup tipis menatap sang pelayan lamat lamat, Ia menaruh tangan di dagunya dan mulai berpikir rupa putra mahkota ini, kemarin saat bermimpi ia tak sempat untuk melihat sosok putra mahkota.

Setelah beberapa saat terjadi keheningan Rose mulai mendengar suara hembusan nafas yang cukup kasar lalu ia bangun dari posisi bungkuknya dan menatap Nonanya yang sedang mengalihkan pandangannya menatap kearah luar.


"Bisakah batalkan saja?"

"Maaf, apa maksud anda?" Jawab Rose cepat karena merasa bingung, bukankah seharusnya Nonanya ini senang karena dikunjungi sang pujaan kasih?

"Batalkan pertemuannya. Katakan saja aku masih sakit"

"Maaf, apa anda masih sakit? Perlu saya panggilkan dokter?"

"Tidak. Aku baik" jawaban singkat sang gadis benar benar membuat sang pelayan semakin bingung

"Maaf?"

"Kau pasti paham maksudku, Rose."
Gadis Surai blonde yang tadinya tak menoleh sama sekali kini ia mengalihkan pandangannya menjadi menatap datar seseorang yang tengah berbincang dengannya.



"Maaf jika lancang, Tapi nona saya tak mungkin berbohong kepada putra mahkota"
perkataan sang pelayan benar benar membuat (Name) jengkel. Ia berdiri dan berdecak kesal lalu berdecih

"Cih, Merepotkan. Kali ini aku mengalah. Persiapkan cepat."

"Siap laksanakan"




















Sang gadis menatap dirinya lamat lamat didepan cermin. Ia tak pernah menyangka akan memakai pakaian seperti ini, padahal di zamannya pakaian yang ia kenakan selalu ketat dan simpel Tanpa banyak pernak pernik yang menghiasi tubuh maupun rupa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fehler ; BlueLock x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang