Chapter 14 (end)

8 3 0
                                    

   Saat dibukanya jendela, Syifa mendapatkan Liam yang sedang duduk di atas atap dekat jendela Syifa, sambil memandangi langit yang penuh taburan bintang.
   Liam menoleh ke arah Syifa, dengan didapatinya wajah Syifa yang sembab. Liam tersenyum mengajak Syifa duduk disampingnya.

   Saat Syifa mendekat dan duduk, Liam tiba tiba memeluk erat Syifa, hampir menjatuhkan bunga yang sedari tadi ia pegang. Syifa terkejut dengan reaksi aneh Liam.

    "Hei?? Kenapa hmm?" Ucap Syifa, yang sedang menahan tangisnya. Tetapi Liam memilih untuk diam, dan hanyut ke dalam pelukan Syifa.

   Mereka menghabiskan waktu bersama malam, di atas atap dengan hiasan bintang di langit.

Syifa berbisik, 'andai perjodohan ini tidak ada'

   Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, Liam dengan berat hati harus pamit pulang. Sambil menggenggam tangan Syifa.

    "Kalo kamu ada apa apa, langsung telfon aku yahh" ucap Liam, senyum nya seakan membawa Syifa larut kedalamnya.
  Syifa hanya menganggukkan kepala, Liam turun melewati tangga yang memang sudah disiapkan Syifa.

~•~

   Setelah malam itu, Syifa tak berani untuk mengirim pesan ke Liam, ia takut papahnya akan marah. Tinggal seminggu lagi acara pernikahannya Syifa dengan vino. Syifa semakin gugup, ia takut dengan kehidupan selanjutnya.

    Syifa berjalan ke dapur mengambil minum, untuk menenangkan pikirannya, melamun. Papah tiba tiba mengagetkannya dari belakang.

    "BAAA!, Haha kamu kenapa melamun terus?" Tanya papah.
   Wajah Syifa terlihat kusam, menaruh gelas lalu berjalan menuju keluar, ia ada janji dengan Dira untuk bertemu di taman kota.

   Sesampainya disana Syifa melihat Dira sudah menunggunya di bangku taman, disamping Dira seperti ada laki laki, yang nampaknya Syifa kenali. Karna penasaran Syifa bergegas menghampiri Dira, ia berlari menuju Dira.

     "Haaahhhh... Capek bangett" Syifa menoleh, ternyata itu reza.
Lalu Syifa segera menarik tangan Dira, Reza mengerti lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

  
    Syifa menceritakan semua kejadian, mulai dari saat ia di rumah vino. Dira kaget, lalu menepuk punggung Syifa menenangkan.
 

  "Udah udah, aku tau posisi kamu sekarang. Kamu sahabat terbaik aku"

   "Acaranya tuh lusa dir" mata Syifa masih basah akibat menangis.
Dira berusaha menenangkan Syifa, hingga pada akhirnya mereka pulang kerumah masing masing.

    Syifa menangis tak bersuara saat tiba di kamar, ia rindu keadaan nya dulu saat sebelum ayahnya menikah lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEROBATI [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang