Vote dulu sebelum baca.
Setelah sarapan pagi, Keenan kembali ke kamar Holand. Kamar kakaknya yang satu ini memang paling nyaman.
Setelah kedatangan Keenan, Holand merombak keseluruhan kamarnya. Ya, walaupun masih bertema hitam gelap. Tapi setidaknya disana Keenan terpenuhi segala kebutuhannya. Baik baju, cemilan, dan segala macam yang membuat mood nya membaik.
Holand hampir saja membuat pintu penghubung antara kamarnya dan kamar Keenan. Namun hal itu tidak disetujui sang adik dengan alasan "nanti kalau aku sudah punya pacar dan mengajaknya ke kamar, kak Holand akan mengintip."
Konyol. Satu kaya itu diucapkan Holand waktu itu.
Apakah Keenan lupa kalau dia bisa memesan hotel atau bahkan membeli apartemen untuk dia dan kekasihnya nanti? Kenapa malah di kamar nya? Tidak modal.
Ups.
Apakah Holand sudah melakukannya? Apakah kakak tertua itu memiliki gadis impiannya sekarang?
We never know. Tapi Keenan beranggapan sang kakak belum memiliki siapa pun dihatinya kecuali dirinya dan mommy.
Ada yang terlupa, Keenan lupa meminjam ponsel Holand. Hufft. Jadi anak itu kembali ke bawah berharap sang kakak belum pergi kemana pun.
Tapi, saat akan menuruni tangga, Keenan melihat Jerry yang sudah rapi.
"Kakak mau kemana?" Tanya Keenan dengan penasaran.
Jerry hanya menoleh sekilas lalu menjawab "ada urusan."
What???
Keenan terkejut. Itu Jerry? Kakaknya? Bertingkah seperti itu? Hanya sekilas lalu melengos? Serius? Sumpah demi???
Keenan kaget. Tidak biasanya Jerry seperti itu. Dia tidak suka sikap Jerry sekarang. Terlalu sibuk dengan pacarnya.
Keenan tidak suka dengan perawat itu. Dia tau perawat itu tidak baik. Jangan tanya darimana. Karena ini rahasia Keenan dan sang perawat.
"Keenan boleh titip sesuatu, kak?" Tanya Keenan berharap mendapat atensi sang kakak.
"Minta bodyguard atau maid mu saja. Kakak sudah bilang, kakak ada urusan."
"Urusanmu itu kencan dengan perawat itu kan??" Teriak Keenan dengan kencang.
"Jaga ucapan mu Keenan, tidak seharusnya kamu berteriak."
Bukannya Jerry sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti ini? Dan selama ini Jerry selalu bercanda dengannya. Dia rindu Jerry yang dulu. Bukan yang ini.
"Apa yang salah dengan ucapan Keenan? Itu benarkan? Kakak akan berkencan kan? Kenapa harus memperingatkan Keenan?"
Mata anak itu sudah berkaca-kaca. Dia takut Jerry akan seperti Althan yang dulu. Bermulut pedas dan menyakitkan. Sekali lagi, dia tidak suka.
Holand dan Daddy nya adalah dua orang yang sangat ia takutkan jika bersikap seperti ini. Jika keduanya bersikap seperti Jerry dan Althan, maka Keenan akan benar-benar minggat dari rumah ini.
"Sorry"
"Mommy!!!" Keenan berlari mencari sang ibu. Terserah dengan Jerry. Orang yang sedang kasmaran itu memang susah untuk diajak bergurau.
"Kenapa sayang? Ada apa chubby check mommy ini seperti akan menangis?" Tanya Kinan dengan lembut.
"Eheheh Keenan mau susu mommy." Ucapnya dengan cengiran khas remaja labil itu.
Kinan hanya tersenyum dan membuatkan anaknya susu. Ia senang Keenan bersikap manja seperti sekarang. Bukan Keenan yang usil, jahil, ceroboh, dan pembangkang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEENAN II
Teen FictionWARNING⚠️ DILARANG PLAGIAT CERITA INI. 100% IDE SAYA SENDIRI DAN SAYA HARAP KITA SALING MENGHARGAI ANTAR KARYA. BE SMART READER AND BE CREATIVE AUTHOR!!! Kalau mau lebih nyambung lagi sama ceritanya, baca dulu MY LITLE BROTHER. ________ Keenan hanya...