Hari ini adalah hari ulang tahun Asyina ke-18 tahun. Dan asyina tidak pernah ingin hari ulang tahunnya dirayakan, alasannya selalu tidak ada Irsyad hadir bersama. Tetapi, Mama selalu merayakan ulang tahun Asyina dengan mengundang teman dekatnya asyina.
duarrr...
Asyina kaget membuka matanya saat itu suara balon yang diletuskan Alice mampu membuat Asyina kebingungan.
" Selamat ulang tahun sayang!" seru Mama dengan wajah cerianya.
"Yeayy selamat bertambah umur Sisi." sambung Alice.
"makasih semuanya, makasih uda ingat hari special Sisi." jawab Asyina dan tersenyum kecil.
Sebenarnya Asyina tidak ingin dirayakan tetapi, dia tidak mau Mama dan sahabatnya sedih karena keinginannya.
"ayoo Sisi kita makan kuenya bareng Alice." ajak Mamanya.
Jadi, Alice Agetta sahabat paling akrab dan selalu bersama dengan Asyina di sekolah maupun di luar sekolah. Alice sangat baik menjadi seorang sahabat, hingga Mama Asyina menganggap Alice seperti anaknya sendiri. Dan Alice tidak pernah tahu seperti apa sosok Ibu yang telah membuangnya semasa kecil. Hal itu, membuat Alice kuat untuk hidup bersama Ibu yang merawatnya saat alice terlantar di jalan.
Setelah selesai acara merayakan ulang tahun, Asyina mengajak Alice untuk menikmati pantai di dekat kota mereka hingga menunggu sunset disana. Asyina memang kerab sekali suka melihat keindahan pantai dan sahabatnya menyukai hal yang sama juga. Mereka meminta izin kepada Mamanya Asyina untuk bermain.
"Mama, Sisi izin ya main ke pantai sama Alice janji deh Ma, pulangnya ngga kemaleman kali ini." ucap Sisi sambil memohon.
"Iya tante, kami bakalan jaga diri di luar sana kok, tante tenang aja." timpal Alice.
"Iya, Mama izinin asalkan kalian hati-hati jangan terlalu larut pulangnya, takutnya Mama nanti khawatir nungguin." sahut Mama.
Mereka berdua pun mengangguk dan menyalim tangan Mama hingga mereka pergi menaiki mobil merah milik Asyina itu. Dan kali ini, Asyina menyuruh Alice untuj menyetir karena Asyina sedikit nyeri pada jari kanannya.
Setelah dua jam kemudian, akhirnya sampai di pantai tersebut. Pada hari minggu siang memang terlihat sepi seperti tidak ada pengunjung, tapi biasanya saat sore hampir ramai sekali pengunjung.
Saat mereka berdua memakirkan mobil tersebut, Asyina dan Alice bergegas mencari villa di dekat pantai yang masih tersedia. Ternyata, masih cukup banyak yang tersedia, mereka pun memesan satu villa untuk menunggu sunset tiba.
"Alice, kamu istirahat dulu disini ya, Aku mau pesan makanan sebentar dekat villa ngga jauh kok." cetus Asyina sambil menunjuk lokasi.
"eh Si, beneran kamu gapapa kan sendirian? langsung balik ke sini aja kalau butuh bantuan bilang ya si." dercisnya Alice sambil rebahan dan Asyina mengangguk mengacungkan jari jempolnya.
Sepanjang jalan dekat villa terlihat sangat indah banget dan setiap langkah Asyina selalu diiringin angin sepoi-sepoi. Tetapi, semua hanya lah khayalan Asyina yang tidak pernah pudar untuk bertemu pria yang diharapkannya.
"Haloo mbakk!! mau kemana hati-hati itu ombaknya deras jangan terlalu ke tengah." seru penjaga pantai yang melihat Asyina berjalan hampir ke tengah pantai yang dalam itu.
"Hah kok saya bisa sampai sini pak?, maaf saya ngerepotin bapak, sebelumnya saya ga sadar tadi lagi ngelamun untung bapak nolongin saya." celutuk Asyina sambil mamasang wajah panik tidak karuan.
"Terimakasih Pak sudah nolongin saya!" ucapnya dan bapak itu mengangguk dan tersenyum hangat.
"Yammpun, untung saja diriku tidak tenggelam mati di tengah pantai itu. Kalau tidak? aku tidak akan pernah bertemu dia. huhu,,," ringis batinnya.
Sesudah memesan kepada pelayan dekat villa, Asyina balik ke villa untuk beristirahat sejenak sambil menunggu pesanan datang. Dia berfikir untuk tidak menceritakan masalahnya tadi kepada Alice karena tidak mau Alice kepikiran juga.
"Permisi, nona ini pesananya maaf sedikit lama menunggu." pelayan pria itu sedikit membangubkan Asyina yang sedang istirahat itu.
"Sebentar,, Zeyy kamu disini?" Kaget Asyina sembari bangkit dan berdiri menatap tajam pria yang berpenampilan pelayan itu.
"Kamu siapa? kenapa bisa kenal aku? apakah kita sebelumnya kenal?" tanya pria bernama Zeyy dengan penuh pertanyaan.
Asyina terdiam lebih dulu dan jantungnya berdebar sangat cepat pikirannya mengingat satu hal yang selalu dia ingat setiap harinya. Ya, dia pria yang dikenali oleh Asyina Zeyyi Yutami. Salah satu teman akrab Irsyad pria yang dia cari selama hidupnya.
"Yaa, aku tentu mengenalmu. Akhirnya kita bertemu setelah beberapa tahun menghilang." ucapan itu terlontar oleh Asyina dan dia terlihat senyum hangat.
"Beberapa tahun? menghilang? kamu adalah Asyina Arlott?" yakininya lagi dengan menatap Asyina penuh pertanyaan. Dan dengan sigap Asyina mengangguk cepat dan meneteskan beberapa air mata.
"Sisi,,, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama kita menghilang, aku sama sekali ngga tahu selama ini keberadaanmu, wajah mu yang sama sekali sudah berubah, dan rumahmu yang aku tidak tahu sekarang dimana?" semua ucapan Zeyyi terlontar begitu cepat.
"Maaf Zey, semenjak kedua orang tua ku cerai, aku tidak bisa menahan Mama untuk tetap disana dan aku tahu mereka tidak akan pernah bersatu seperti dulu lagi, Zey aku selalu kangen selama tiga belas tahun. Dan aku selalu berfikir kita pasti ketemu tapi, Irsyad dan Nisca tidak pernah lagi ku dapat kabar dari mereka." sambil mengusap usap air mata yang terus menetes.
Zey memegang pundak Asyina, "Aku ngerti apa yang kamu rasakan, aku tahu semua yang kamu ingin ungkapkan sekarang. Asyina dengerin aku ya sekarang, Irsyad akan balik minggu depan dari Paris, Aku dengar dia akan masuk di sekolah Superior School." sambungnya menenangkan Asyina.
Seketika itu, Asyina terdiam kaku, m
nafasnya terus terhembus tidak karuan, Asyina kaget mendengarkan ucapan Zey perihal sekolah itu."Demi,,apa Zeyy? barusan aku ngga salah dengerkan? jangan buat aku kaku gini!" sontak Asyina dengan memasang wajah seriusnya.
"Hahaha yaampun lucunya ngga ilang dari kecil tetap sama." sambil menertawakan ekspresi Asyina.
"Si, memangnya kenapa? kamu tahu sekolah itu?" sahutnya lagi.
"TAUU DONGG!!" seru Asyina sambil menutup mulutnya yang masih heran itu.
Dan Asyina menghela nafas pelan, "Itu sekolah aku Zey, jujur aku kaget banget barusan, rasa senang itu campur aduk banget ini." cicitnyaa dengan senyum hangatnya.
"Aku sudah duga kamu sekolah disana, semoga bisa ketemu ya!" tegasnya kepada Asyina.
Setelah lama berbincanga, Asyina juga menikmati pesanan itu bersama Alice dan Zeyyi. Sebelum pulang ke rumah, Asyina dan Alice tidak terlupakan niatnya untuk melihat sunset di pantai pada sore hari. Dengan sesekali bermain air di pantai dan memotret beberapa gambar untuk kenangan mereka.
Saat waktu menunjukkan pukul 19.00, mereka bergegas membereskan barang miliknya dan berpamitan kepada Zeyyi. Walaupun hari sudah terlihat gelap, Asyina tidak pernah merasa takut saat di jalan. Dan kali ini yang menyetir mobil Asyina sendiri, Sedangkan Alice harus menahan dan sesekali bercerita masalahnya.
Next>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjaga Jodoh Sendiri!
Roman pour AdolescentsAsyina Arlott yang biasa dipanggil Sisi dia adalah seorang perempuan yang menghabiskan masa kecilnya dengan rasa suka duka, tidak ada yang lebih sakit daripada kehilangan orang yang selalu membuatnya tersenyum. Seseorang tidak bisa menggantikan dan...