Vote if you like this story.
Comment for feedback.
Milik Masashi Kishimoto.
By ; Aliza_H.
—I'm waiting for you...—
.
.
.
.
.
Di pelataran gedung salah satu universitas, sosok pria bertubuh tegap dengan ransel yang tersampir di bahu kanannya berjalan dengan tenang. Puluhan mata yang menatapnya, ia anggap sebagai angin lalu. Ia terlalu terbiasa dengan banyaknya mata yang mengawasinya, walau kadang membuat seseorang khawatir akan hal tersebut.
Dalam langkah panjangnya menuju parkiran, seorang wanita berambut merah dengan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya mencegat pria tersebut. Wanita tersebut tidak jelek, malah sangat cantik. Tapi, dihadapan pria tersebut, wanita itu tidak ada apa-apanya.
Wanita itu menggeram rendah. Puluhhan pria memujanya, bahkan bertekuk lutut padanya agar ia menerima perasaan mereka. Namun, kenapa dibanding semua pria yang memujanya, dia malah menyukai pria yang kini berada dihadapannya? Pria yang bahkan selalu mengabaikan keberadaannya.
Ini adalah sebuah rekor baru bagi wanita itu. dia bersedia mengejar-ngejar pria itu, menggodanya, bahkan ketika harga dirinya sekalipun tercoreng karena penolakan yang tiada habisnya.
"Menyingkir dari jalanku." Pria itu berucap dingin.
Sejujurnya, bukan hanya pada wanita itu saja. Semua wanita yang mendekatinya ia perlakukan sama rata, seolah ia tidak tertarik sedikit pun terhadap mahluk bernama wanita. Teman-temannya semuanya berjenis kelamin pria, tidak ada yang pernah melihat satupun wanita dalam kehidupannya selain ibunya sendiri.
Pada dasarnya, manusia adalah mahluk yang sok tahu, karena itulah mereka menyimpulkan apapun sesuka hati mereka. Termasuk soal kenormalan pria tersebut.
"Sasuke, katakan, kau normal, bukan? Kau bukan penyuka sesama jenis' kan? Harga diriku akan semakin hancur jika kau adalah penyuka sesama jenis."
Pria yang diketahui bernama Sasuke itu hanya menyerngit halus, kemudian berjalan melalui wanita berambut merah itu. "Bukan urusanmu."
Tak kunjung menyerah, wanita itu pun menahan Sasuke dengan memegang pergelangan tangan Sasuke yang keras oleh otot-otot. Jelas jika pria dengan rambut emo itu adalah orang yang rajin berolahraga.
Belum sampai lima detik, tangan wanita itu dihempaskan dengan kasar oleh Sasuke. Iris hitam sekelam malam itu menatapnya tajam, persis seperti elang yang hendak memangsa buruannya. Tapi wanita itu bisa melihat kilatan jijik dari balik mata hitam itu.
Dengan mata yang berkaca-kaca, kepalanya menggeleng-geleng pelan seraya berjalan mundur. "T-Tidak. Tidak mungkin. Tidak mungkin Sasuke Gay..." Suaranya terdengar lemah sekaligus tidak percaya.
Tak terima dengan fakta yang baru saja ia terima, wanita itupun pergi dari hadapan Sasuke dengan terbirit-birit. Ia merasa malu terhadap dirinya sendiri. Siapa yang menyangka, pria yang ia kejar-kejar sejak masih mahasiswa baru adalah seoarang penyuka sesama jenis? Shock itulah yang wanita itu rasakan.
Setelah wanita tadi pergi, Sasuke pun berniat untuk melanjutkan langkahnya. Tapi, lagi-lagi langkahnya terhenti akibat sebuah tepukan ringan di pundaknya.
"Waw, akhirnya kau berhasil terlepas dari Karin juga." Seru pria dengan rambut jabrik berwarna kuning. Jika kalian perhatikan, rambutnya persis seperti durian.
Sasuke membenarkan letak ranselnya, kemudian bergumam pelan, "Hn."
"Teme, kau ikut ke kedai YakiniQ, yah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe
FanfictionKumpulan Oneshoot Sasusaku dari berbagai Universe. Dengan genre yang beraneka ragam. "Cerita ini terinspirasi dari lagu-lagu." . . . #9 Inspiratif (04/06/23) #10 songlit (04/06/23) #14 Semicanon (04/06/23) #17 University (04/06/23)