Chapter 1: Don't Call Me Mama! Part 1

526 60 5
                                    

.

.

.

Suasana gaduh para pekerja yang sedang beres-beres bar yang masih terlihat kacau walau mereka sudah membersihkannya selama lebih dari satu jam. Apalagi waktu yang sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

"BYUN BAEKHYUN!!"

Semua pekerja menjadi kaku mendengar teriakan manajer Bar yang sangat ditakuti setiap karyawan dan seorang pria yang dipanggil Byun Baekhyun, berjalan kaku menuju hadapan manajer Bar tersebut.

"Ini sudah kesekian kalinya kau membuat kekacauan dan masalah di Bar! Mulai besok, jangan pernah datang kesini lagi!!"

Glek

Baekhyun menelan salivanya yang terasa mengganjal hingga sulit tertelan. Tubuhnya langsung lemas begitu saja. Pekerjaan ini adalah pekerjaan satu-satunya pengangan Baekhyun untuk mencukupi kebutuhannya selama ini. Sekarang tamatlah riwayatnya untuk beberapa waktu kedepan karena tabungannya akan semakin menipis.

~*~

"APA? Ka-kau dipecat?"

Luhan teman seperjuangan Baekhyun yang sangat setia saat ujian masuk Universitas Seoul hingga saat ini, terkejut mendengar penuturan Baekhyun. Mereka berdua saat ini sedang berada dikantin kampus setelah selesai menghadiri kelas siangnya.

Baekhyun menghela nafas keras.

Salahkan saja para wanita yang dengan ganjen suka mendekatinya. Sudah untung baekhyun bersikap –pura-pura- ramah, masih saja menuntut lebih, dan buruknya mereka sudah mempunya kakasih sendiri! Sampai kekasih para wanita itu mengira Baekhyun-lah merayunya hingga terjadi kekacauan. Selalu Baekhyun yang salah.

Sebenarnya Baekhyun itu gay, begitu juga Luhan yang saat ini duduk berhadapan dengannya. Dia hanya bersikap biasa dengan wanita atau lebih kearah... cuek. Intinya sikap Baekhyun memang cuek.

"Bayangkan! Aku harus ganti rugi kerusakan properti bar juga! Seharusnya dulu waktu mereka memberiku nomor ponsel, aku terima saja! Aku bisa menagih ganti rugi kepada mereka! Menyebalkan!"

Baekhyun terus saja menggerutu kesal sambari tangannya membuka bekal yang dia bawa sendiri. Luhan dan Baekhyun tinggal diapartemen yang sama. Sebenarnya apatemen itu adalah milik Baekhyun dan Luhan menyewa. Itu menjadi pemasukan sendiri untuk Baekhyun. Terlebih luhan itu jarang pulang ke apartemen, luhan lebih sering menginap di apartemen pacarnya yang seorang businessman sukses –ingat, Baekhyun dan Luhan adalah gay-.

Apartemen Baekhyun hanya dijadikan tempat disaat Luhan kesepian ketika Sehun –kekasih Luhan- sibuk dengan pekerjaannya atau keluar kota bahkan keluar negri. Luhan hanya lah sesosok lelaki manis bermata rusa dengan surai madu ikal yang tak sanggup sendirian. Itulah yang membedakan dirinya dengan Baekhyun.

Baekhyun sangat suka memasak dan biasanya sisa sarapan mereka untuk dijadikan bekal, tapi Luhan sangat antipati dengan yang namanya bekal. Apalagi jika sampai dibawa ke kampus. Dalam pikiran Luhan, yang membawa bekal ketika sudah menjadi mahasiswa itu adalah tindakan yang memalukan dan tidak manly. Walaupun demikian, Baekhyun dengan santai menjawab.

"Ketika membawa bekal itu, kita bisa mengheman beberapa won, Lu. Apalagi sekarang aku pengangguran."

Dan diakhiri dengan tatapan Luhan yang sinis. Sebenarnya Luhan adalah anak orang kaya yang terlalu baik hingga hanya bergaul dengan Baekhyun si tukang irit. Tapi, karena mereka sudah cocok ya beginilah.

"Tidak seharusnya, cowok manly membawa bekal sendiri, baek."

Baekhyun membalas dengan memutar bola matanya malas.

[CHANBAEK] Independent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang