Seorang omega manis berdiri menatap malas ke arah lokernya yang terdapat banyak coklat, setangkai bunga mawar dan surat cinta.
Dia menutup kembali lokernya dan menghela nafas.
"Di kasih coklat lagi?" tanya seorang lelaki omega lain nya yang menggunakan kacamata dan rambut putihnya yang melawan gravitasi.
"Ya, seperti biasanya" dia menghela nafas dan berjalan melewati lorong sekolah bersama dengan omega tadi.
"Heh, kenapa kamu tidak mencoba untuk melihat-lihat surat nya? Atau bertemu langsung dengan mereka yang memberimu surat, coklat dan setangkai bunga itu, siapa tau ada alpha yang menarik perhatian mu" ujarnya.
"Diamlah Natan, aku sudah bilang padamu kalau aku tidak mau berada dalam suatu hubungan. Sangat tidak penting" dia menatap datar ke depan.
Omega yang di panggil dengan nama Natan pun menganggukkan kepalanya pelan.
"Baiklah baiklah Monmon aku minta maaf, aku tidak akan memaksamu untuk menjalin hubungan dengan alpha jika kamu benar-benar belum siap"
Aamon tersenyum, "Terima kasih Natan"
Natan mengangguk dan memberikan satu jempol untuk sahabatnya, di perasaan yang sudah kembali senang, tiba-tiba saja ada seorang pemuda dengan rambut blonde panjangnya menghalangi jalan mereka.
"Dedek Aamon tersayang, mau a'a anterin ke kelas gak?" Pemuda itu menaikkan-turunkan kedua alisnya, membuat Aamon dan Natan menatapnya dengan geli.
"Gak"
JELB.
"Oh teganya kamu dengan calon suamimu ini, Dedek emes" Satu tangan nya memegang dada kirinya dan satu lagi menyentuh keningnya, mempergakan orang yang baru saja di sakiti dengan lebay dan alay.
Aamon bergidik ngeri, "Menggelilikan, Lancelot"
Pemuda yang di panggil dengan nama Lancelot pun terkekeh, dia mendekati Aamon dan menatap nya dengan tatapan merayu.
"A'a temenin yuk, tinggalin aja nih si rambut kesetrum listrik"
Natan merasa tersinggung, ia menyilangkan tangannya sambil menatap Lancelot tajam.
"P maksud?"
"KAKAK!!!!!" Suara cempreng seorang bocah esempeh terdengar, mereka dapat melihat sesosok bocah esempeh lelaki comel nan maniez menyerbu Aamon.
"Huweee Kakak, Momih gak ngasih Usion duit jajan"
Gusion merengek karena suatu kesalahan yang ia perbuat sehingga ia di hukum tidak di beri duit jajan oleh Mamaknya.
"Lalu?"
Mendengar pertanyaan Kakaknya yang tampak tak peduli, dia pun merasa kesal.
"Kakak kok gitu, kasih Usion duit jajan lah. Usion mau jajan" Gusion mengulur kan tangan nya minta duit jajan.
"Gak"
"Pelit!" Gusion menyilang tangan nya dan mengembungkan kedua pipinya. Aamon memutar matanya.
"Ya ya ya, cepatlah kembali ke sekolahmu! Sebentar lagi bell masuk berbunyi!" Ujar Aamon sambil memberi Gusion sejumlah uang yang lumayan banyak.
"Makasih Kakak! muach!" Gusion memberikan ciuman melayang untuk Aamon dan kemudian dia berlari kembali ke gedung sekolahnya yang berada di sebrang sekolah Sma Kakaknya.
Aamon menggeleng kan kepalanya, dia kembali menatap ke arah Lancelot yang masih berada di sana.
"Sana ke kelasmu, bel masuk akan berbunyi. Jangan ganggu aku" Setelah mengatakan itu, Aamon menarik tangan Natan, meninggalkan Lancelot yang sedikit protes karena di tinggal begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {Xavier x Aamon} HIATUS
Teen FictionHanya kisah cinta manis antara Aamon dan Xavier. HIATUS! GAK ADA IDE HEHE ⚠️WILAYAH SEKTE AAMON BOTI⚠️ ⚠️BXB OMEGAVERSE⚠️ ⚠️XAVIER X AAMON⚠️