Di sisi Aamon, ia asik sendiri menatap smartphone nya itu. Bahkan ia terlihat tersipu membuat Natan dan Lancelot di sana curiga. Natan mencoba mengintip lewat ekor matanya, tapi sayang sekali Aamon memakai anti gores yang tidak bisa di pandang dari samping.
Natan mendengus kesal, "Hey kenapa kau tersipu begitu? jangan bilang kau diam-diam punya alpha ya?"
"HAH? GAK BOLEEEEEH MASA AKU NT SIH" Protes Lancelot.
"Diem lo jamet, bagus kalo Aamon gak mau sama lo yang ada nanti Aamon ikutan menjamet ketularan elo" Sinis Natan.
"Enak aja, gini-gini gue banyak yang naksir ya!" Ucap Lancelot dengan tak terima.
"Yang naksir ama lu gak waras" Cibir Natan sambil minum es teh yang ia pesan.
"MAKSUD?"
SREK
Aamon dan Lancelot melirik Natan yang tiba-tiba berdiri dari duduknya. Aamon mengangkat satu alisnya ketika Natan berdiri dan mengambil paperbag itu, Natan nyengir dan langsung cabut ke kelas.
"NATAN!" Aamon berteriak kesal, dia berdecih karena di tinggal sahabatnya begitu saja. Akhirnya Aamon berdiri dan meninggalkan Lancelot sendiri.
"Ya elah ditinggal lagi" Kesal alpha berambut pirang yang panjang itu.
Aamon yang bete memilih menetap di kelas nya saja, dia malas keluar kelas. Bel masuk berbunyi, para murid yang diluar pun masuk ke kelas mereka masing-masing.
Di saat Xavier masuk ke kelas, ia melihat Aamon yang lagi menyenderkan kepalanya di atas meja sambil menatap smartphone nya dengan muka yang tampak kesal.
Xavier hendak menghampirinya untuk mengobrol tapi guru tiba-tiba masuk membuat nya harus mengurungkan niatnya.
Xavier berjalan ke mejanya melewati Aamon, dia mengusak surai platinum Aamon yang lembut membuat si pemilik tersentak dan reflek mendongak.
Tatapan mereka bertemu, Xavier melemparkan senyum untuk Aamon dan kembali mengacak-acak rambut Aamon lalu duduk di bangkunya sambil menopangkan dagunya di tangan, ia tersenyum melihat telinga Aamon yang memerah.
BRUK
Satu kelas kaget ketika ada suara kursi jatuh dan ternyata Guinivere pingsan dengan hidung yang mimisan, sementara Floryn juga mimisan tapi ia tutupi dengan tangan nya. Guru menyuruh beberapa murid untuk membawa Guin dan Floryn ke UKS.
'Mereka kenapa?' Batin Aamon yang merasa keheranan, padahal karena dia dan Xavier lah yang membuat dua gadis itu mimisan.
Xavier yang tau kenapa mereka seperti itupun hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya, dia diam-diam membuka handphone nya dan memotret Aamon.
Ah betapa cantiknya omega yang berada di depan nya. Ia tidak sabar untuk segera mengikatnya menjadi omega nya seutuhnya.
Beberapa jam berlalu dan sudah saatnya mereka kembali ke rumah masing-masing. Aamon sedang menunggu sopir nya di luar gerbang, tapi tiba-tiba saja seseorang memakaian nya helm, Aamon kaget dan dia mendongak, ternyata dia adalah Xavier.
"Naik atau ku paksa naik?"
Aamon berdecak kesal, "Aku sedang menunggu sopir dan adik ku, kenapa kau selalu memaksaku untuk ikut denganmu sih?"
Xavier membuka helm nya dan memperlihatkan wajah tampan dengan surai biru sedikit ada bagian yang berwarna biru terang tersenyum tampan membuat Aamon menganga sedikit melihat ketampanan itu.
Xavier terkekeh, dia menyentuh dagu Aamon dan mendekatkan wajah Aamon ke miliknya.
Tapi disaat nyaris saja dua bibir itu bersentuhan tiba-tiba saja ada suara teriakan yang sangat nyaring membuat mereka tersentak.
"KAKAK! LAGI NGAPAIN HAYO!" Teriak bocil biadab dari dalam mobil yang kaca nya udah di buka.
Sontak wajah Aamon memerah padam, dia menjauhkan wajah nya dari Xavier dan mengusap kedua pipinya yang memanas.
Sedangkan Xavier mendengus kesal, dia melirik bocah bersurai coklat dan irisnya sedikit mirip dengan Aamon, tapi milik Aamon lebih indah di banding bocil itu.
Dan ternyata di dalam mobil ada orang tua Aamon juga membuat Aamon semakin malu dan takut. Aamon langsung buru-buru melepas helm itu dan mengembalikan nya ke Xavier.
"M-maaf aku tidak bisa pulang denganmu, mungkin lain kali saja" Ucap nya dengan gugup.
Xavier mengambil helm itu, dia terkekeh kecil melihat Aamon yang tampak gugup.
Dia hanya bisa menatap punggung sempit Aamon yang berlari kearah mobil itu dan masuk. Xavier tidak punya pilihan selain pulang sendiri.
Di dalam mobil, Aamon diam saja tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Ayahnya sibuk menyetir dan Ibunya yang duduk di sebelah Ayahnya sibuk dengan Ipad nya.
Akhirnya si bocil Gusion yang mencairkan suasana, "Kak, cowok tadi siapa? pacar kakak?"
Pertanyaan Gusion mengundang atensi kedua orang tua Aamon, si surai platinum terkesiap dan pipinya sedikit bersemu.
"G-gak kok, itu cuma teman"
Jawaban Aamon membuat Gusion memincingkan matanya, ia tau kalau kakaknya sedang berbohong atau menyangkal fakta, atau juga masih belum pacaran, baru pdkt.
"Oh kalo gitu calon pacar?" Gusion gencar bertanya tentang hubungan sang kakak dengan sosok alpha yang tampan itu.
Wajah Aamon memerah padam, "Apaan sih kamu! ngaco deh"
Gusion tertawa melihat wajah kakaknya yang selalu datar itu memerah, tampak menggemakan jika di lihat-lihat.
Andaikan Aamon bukan saudara kandung nya, sudah pasti Gusion pepet sampe dapet.
"Kami tidak masalah jika kamu berhubungan dengan alpha manapun, tetapi harus ingat kewajibanmu sebagai pelajar, jangan sampai menjalin hubungan dengan seseorang membuatmu lupa akan semua kewajibanmu." Tetiba Ibunda Aamon dan Gusion berbicara dengan nada tegas, namun isi perkataannya sangat berarti dan peduli.
Aamon tertegun, dia tidak menyangka kalau kedua orang tuanya tidak mempermasalahlan dirinya untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan seorang alpha.
Ia pikir ia akan terus belajar sampai dewasa nanti dan seorang alpha akan mereka yang menentukan, ternyata semua itu salah. Omega manis itu tersenyum, ia memejamkan matanya.
"Terima kasih...."
.
.
.
Dengan Xavier, ia baru saja sampai di rumah. Rumah dua lantai yang cukup mewah, ia tinggal sendiri di sana karena kedua orang tuanya sedang berada di perjalanan bisnis. Alpha itu langsung mandi, setelahnya ia menatap satu bingkai foto kecil.
Foto dirinya yang masih tk dan satu anak kecil yang tidak sengaja tertangkap kamera sedang memakan permen lolipop.
"Huh, akhirnya aku bertemu sosok anak kecil itu haha, sama seperti dulu ternyata" Ia bergumam kecil sambil tersenyum mengingat masa kecilnya yang berwarna ketika bertemu anak kecil bersurai platinum itu.
Tiba-tiba perut Xavier berbunyi, ia menghela nafas dan turun ke dapur untuk memasak makan malam.
Alpha ini memang bisa memasak, karena ia sering di tinggal pergi orang tuanya, Xavier suka sekali melihat ART nya atau Bi Lia memasak, dan bahkan sering meminta Bi Lia untuk mengajarnya cara memasak.
Semenjak beranjak dewasa, Xavier lebih memilih masak sendiri dan membiarkan Bi Lia datang hanya untuk bersih-bersih. Saat Xavier sedang memasak, ia terpikirkan sekilas untuk membuat kukis dan memberikan nya untuk Aamon.
Ia pun langsung cepat menyelesaikan masaknya dan makan malam, lalu dengan bahan-bahan kukis yang tersedia, ia langsung mengesekusi bahan-bahan itu menjadi kukis yang lezat.
"Hehe boleh nih sekalian pdkt" Xavier membayangkan ekspresi Aamon nya ketika ia beri kukis ini padanya. Ah pasti menggemaskan.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {Xavier x Aamon} HIATUS
Ficção AdolescenteHanya kisah cinta manis antara Aamon dan Xavier. HIATUS! GAK ADA IDE HEHE ⚠️WILAYAH SEKTE AAMON BOTI⚠️ ⚠️BXB OMEGAVERSE⚠️ ⚠️XAVIER X AAMON⚠️