Chapter 1

1 0 0
                                    

 "Pertemuan bukanlah kehendakku, lantas bagaimana aku harus menghindarinya disaat itu terjadi?"


Hari-hari kujalani dengan biasa, tanpa orang spesial seperti kebanyak orang. Ya, walaupun teman-temanku banyak yang sudah memiliki pasangannya masing-masing, bahkan ada yang sudah mempunyai seorang anak. 

Hari Jum'at adalah hari spesial bagi umat muslim, ya tidak ada banyak kegiatan dalam hidupku hanya kuliah, organisasi, kajian dan datang kemajlis ta'alim disaat ada waktu luang. Hari ini kebetulan aku diajak oleh temanku untuk datang ke salah satu majlis temannya.

"Ntar sore ikut aku yok?"

"kemana?"

"biasalah, majlisan Syah. Kebetulan ini majlis baru yang dibentuk sama temenku"

"oalah, emang jam berapa za?"

"ba'da ashar, tenang aja ntar aku jemput kaya biasanya"

"heheh iyadong, kalo ga dijemput mana dizinin sama bunda"

"oke sip"

Setelah mendapatkan ajakan itu, aku langsung menemui bunda untuk meminta izi darinya, karena ridho orang tua adalah ridho Allah.

"bundaaa, bunda dimanaa?"

"Aisyah jangan teriak-teriak gabaik, apalagi perempuan" 

"hehehe, maaf abi. Abi, bunda kemana ya?"

"ada di dapur lagi masak"

"makasii abii"

kebetulan hari ini abiku sedang cuti kerja, karena kurang sehat. 

"bundaa"

"iya sayang, ada apa?"

"bund, Aca mau izin pergi ke majlis sama Aza sore ini ba'da ashar"

"boleh, asal jangan lupa jaga diri baik-baik. Nanti Aza yang jemput?"

"heheh iya"

"ada apa bund?" tiba-tiba Abiku juga menyusul kedapur dengan segelas kopi ditangannya.

"ini, Aca mau pergi ke majlis sama Azizah"

"Ooh, hati-hati ya. Ingat perempuan adalah emas, harus dijaga"

"Siap bunda, abi. makasihh ya"

Aku sangat takut awalnya jika Abi tidak mengizinkanku, tapi syukurlah Abi memberiku izin. Abi memang sangat protektif kepadaku dan kakaku, karena kami sama-sama perempuan yang memang derajatnya harus dijaga. Aku sangat bersyukur memiliki orang tua seperti mereka yang mengajari betapa pentingnya menjaga kehormatan serta harga dan martabat seorang wanita.

Setelah itu aku bersiap-siap untuk pergi mandi, karena Ashar sudah hampir tiba. Sholat Ashar ku tunaikan terlebih dahulu sebelum pergi ke majlis. Kuputuskan memakai pakaian abaya hitam seperti biasa. Ya, aku orangnya memang sangat menyukai gamis yang berwarna hitam atau gelap, meski terkadang aku dikatain seperti orang sedang berduka oleh orang-orang. Tapi bagiku hitam adalah warna yang sangat indah, sebagaimana pakaian Sayyidah Fatimah.

 Tapi bagiku hitam adalah warna yang sangat indah, sebagaimana pakaian Sayyidah Fatimah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aisyah Az-Zahra_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS IS MY DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang