Hari Pertama

44 5 21
                                    

Pagi ini suasana sangat tenang dan damai. Hanya terdengar kicauan burung yang saling bersahutan dan suara sayup sayup angin. Bahkan keadaan rumah pun terasa sangat sunyi. Tidak ada aktivitas yang terlihat sejauh ini.

Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, suara teriakan terdengar dari lantai 2. Teriakan panik tersebut membangunkan seisi rumah.

"Suara apa itu?" "Gak tau pi, ayo kita samperin si cantik."

Mereka segera menghampiri arah suara tersebut. Dengan tergesa-gesa mereka menaiki anak tangga. Ketika sudah berada dilantai dua, dengan langkah pelan keduanya menghampiri asal suara tersebut.

Suara teriakan itu berasal dari kamar anak mereka. Dengan pelan keduanya membuka pintu dan melihat sekeliling kamar.

"Loh? Grizel dimana pi?" Tanya Lily —sang istri— sambil memeriksa kamar tersebut. "Tidak tahu. Sebentar papi cek di kamar mandi." Jawab Davian —sang suami—

Dengan pelan namun pasti, Davian mengetuk pintu kamar mandi. Perasaan was-was menyelimuti hati mereka.

"Cantik. Kamu lagi mandi ya?"

Bukan jawaban yang mereka dapat, malah wajah Davian yang terkena pintu.

"Astaga sayang. " Ujar Davian yang mengeluh sambil mengusap kening dan hidungnya.

"Aduh papiiii. Maaf maaf. Aku gak tau papi di depan pintu." Grizel —sang anak— mengusap wajah papi-nya sambil terus meminta maaf. Ia benar-benar merasa bersalah.

"Kamu kenapa sih sayang? Masih pagi udah teriak aja." Tanya Lily sambil memberikan salep ke hidung suaminya.

Grizel kembali teringat sesuatu. Ia langsung buru-buru memakai baju yang sudah di siapkan dan mengambil tasnya.

"Aku telat!!!! Lupa pasang alarm tadi malam." Ucap Grizel yang panik.

Melihat itu Lily mencoba menenangkan putri kecilnya. Dituntunnya Grizel untuk duduk dipinggir kasur.

"Tenang dulu ok. Grizel hari ini masuk jam tujuh kan? Sekarang masih jam enam sayang. Kamu belum terlambat."

Grizel diam sebentar, lalu ia memeriksa jam di hp nya. Ternyata benar ia belum terlambat. Grizel segera membuang nafas lega. Pasalnya tidak lucu jika terlambat di hari pertama masuk sekolah.

"Huh, aku kira udah telat. Ck dasar lelet." Ucap Grizel yang memarahi dirinya sendiri.

Davian dan Lily hanya tersenyum, ia tahu kalau Grizel tidak suka dengan yang namanya terlambat. Anak itu sangat disiplin waktu, wajar saja ia sangat panik.

"Sudah tidak usah menyalahkan diri sendiri. Sekarang cantiknya papi mau dianter?" Tanya Davian lembut. "Mauuu." Seru Grizel. "Kan hari ini aku gak akan bobo di rumah. Pasti nanti aku kangen banget sama mami papi." Sambungannya.

"Iya, rumah juga sepi banget pasti. Biasanya tiap pagi anak cantik ini akan teriak buat minta sarapan. Mami sarapan Grizel manaaaa, gitu deh." Kata Lily yang menirukan tingkah Grizel setiap pagi.

Grizel yang malu langsung membuang wajahnya kesembarang arah. "Ish mamiiii. Engga kok." "Hahaha iya iya." Lily tersenyum manis melihat tingkah putrinya.

"Sudah ayo berangkat. Koper dan beberapa barang kamu sudah dimasukkan ke bagasi tadi malam. Sekarang kamu bawa buku dan barang pribadi kamu saja." Kata Davian yang berdiri dan membawa tas ransel yang berisi perlengkapan sekolah Grizel. Sementara itu Grizel mengambil tas selempangnya.

Davian, Lily dan Grizel segera keluar kamar dan turun ke lantai 1. Setelah semua beres, Grizel langsung berpamitan kepada mami-nya dan segera masuk mobil. Davian segera menyalakan mobil dan pergi ke sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Of School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang