Kim Junkyu, anak kedu -ah tidak, dia adalah anak semata wayang keluarga kim. Namun itu dulu, sekarang sudah berbeda.
Dirinya sekarang menjadi anak kedua setelah sang ayah menikahi seorang janda beranak satu, dia menjadi memiliki seorang kakak dan juga adik yang ia dapat dari ayah dan ibu tiri nya.
Sedikit kilas balik, ayah dan bunda nya bercerai saat dirinya berada di kelas satu sekolah menengah atas. Mereka berdua bercerai karena sang ayah yang mengkhianati istrinya sendiri, dengan memacari seorang karyawan yang berkerja di kantor nya sendiri.
Kedua nya bercerai, sang bunda pergi entah kemana setelah dirinya kecewa tak dapat memenangkan hak asuh anak satu-satunya. Dan sang ayah yang berakhir menikahi sang karyawan.
Junkyu sangat kecewa. Kecewa karena bunda nya pergi tanpa memberi tahu ke dirinya, dia juga kecewa serta benci terhadap sang ayah. Benci saat dengan santai nya sang ayah memperkenalkan perempuan itu sebagai istri baru nya, mereka menikah tanpa sepengetahuan Junkyu sendiri.
Ayah nya kala itu memboyong istri baru nya bersama anak dari sang istri, membawa masuk ke dalam rumah yang dulunya terasa hangat.
Junkyu sangat kecewa, sangat-sangat kecewa sampai dirinya bersikeras untuk tidak akan berbicara kepada ayahnya sendiri.
Sosok Junkyu yang dulu nya periang menjadi sangat pendiam, bahkan di sekolah nya pun.
Dirinya yang masih bergantung pada sang ayah, membuat Junkyu mau tak mau harus bersabar menunggu waktu kelulusan nya agar dapat benar-benar terbebas dari keluarga nya. Cukup sekolah dengan tekun, lulus dengan nilai bagus, pergi dari rumah, dan bekerja sembari menyenangkan dirinya sendiri dalam kebebasan yang sudah ada di depan matanya.
Kurang dari satu bulan, dirinya akan terbebas dari sekolah nya di Indonesia. Uang yang ia kumpulkan dari bekerja part-time sudah cukup untuk menghidupi dirinya nanti, juga ditambah dari uang yang ada di tabungan bunda nya yang sengaja di tinggalkan untuk dirinya. Uang dalam tabungan tersebut juga terus menambah selang satu bulan sekali. Ia yakin, bunda nya selalu mengingat dirinya walaupun sang Bunda memang tidak sama sekali menjalin komunikasi dengan nya.
Ia berencana pergi ke luar negeri bersama dengan salah satu teman baiknya, mereka berencana akan terbang ke negara Jepang saat malam sesudah hari kelulusan nya. Semua sudah terencana dengan matang, bahkan mereka sudah menata masa depan nya nanti di negara Jepang. Mereka nanti akan bekerja sementara waktu di salah satu cabang perusahaan milik ayah dari teman baik Junkyu, lalu ketika uang mereka sudah benar-benar terkumpul banyak, kedua nya berencana membangun sebuah restoran dengan modal yang sudah terkumpul.
Ah, ngomong-ngomong teman baik Junkyu itu bernama Jihoon. Dia adalah teman baik sekaligus satu-satunya keluarga yang mendampinginya sampai saat ini, disaat keluarga nya sendiri tidak dapat meminjamkan pundak mereka dikala ia merasa lelah dengan semuanya.
"Jun! Pulang nanti ke rumah gue dulu ya? Papa gue mau ngomongin buat nanti." Jihoon berkata setelah dengan lancangnya merangkul pundak Junkyu secara tiba-tiba.
Melihat Junkyu yang hanya mengangguk, Jihoon kembali berkata. "Barang lo jangan lupa dikemasi, h-1 kelulusan biar udah ada di rumah gue."
"Iya, Jihoon." Jihoon tersenyum mendengar nya, karena jujur membuat teman nya mengeluarkan suaranya setelah kejadian tak mengenakkan itu adalah hal yang cukup sulit. Dengan dirinya yang sudah menjadi teman sedari smp saja seperti itu, apalagi dengan orang lain yang Junkyu anggap hanyalah orang asing di hidupnya.
.
.
.
Junkyu bergegas turun dari bis yang mengantarnya pulang dari rumah Jihoon. Dirinya berjalan dari halte bis sampai berada di pekarangan rumah nya.
Dia membuka pintu rumah itu tanpa mengetuk ataupun berbicara, ia langsung bergegas untuk sampai di kamar nya yang berada di lantai dua.
"Junkyu sudah pulang?" Ujar seorang perempuan paruh baya, yang tak lain adalah ibu tirinya.
Mendengar itu, Junkyu hanya memandang perempuan itu sejenak lalu melanjutkan jalan nya yang terhenti.
Namun, langkah kaki nya kembali terhenti kala saudara tirinya berkata. "Junkyu! Lo harus sopan sama orang tua!"
Junkyu hanya menoleh sejenak, lalu kembali ke pandang depannya. "Itu orang tua lo Yoshi, bukan gue." Ujar Junkyu tanpa melihat ke arah kedua nya, disertai penekanan di setiap kata nya.
Dari arah ruang tamu, teriakan tegas terdengar. "KIM JUNKYU!"
"Jaga kesopanan mu! Ayah tidak pernah mengajarkan seperti itu kepada mu!" Ayah nya berkata dengan nada tinggi.
Junkyu yang malas menanggapinya pun langsung berjalan kembali seolah tak ada apapun yang terjadi, dirinya langsung masuk ke dalam kamar nya sendiri. Suara pintu tertutup yang keras membuat mereka tersentak, sampai membuat Junghwan yang tak lain adalah anak hasil hubungan ibu tiri dengan sang ayah yang masih berusia satu tahun lebih itu menangis setelah terbangun tiba-tiba dari tidurnya.
TBC
ini cerita buat pengganti anime lovers, soalnya setelah aku baca ulang itu cerita gak nyambung sama tema awal ku..
ide buat ngelarin anime lovers juga agak ngadat, mungkin karena aku gak berpengalaman nulis fluff gitu kali ya.
#jiansukanyiksatokohsendiri
tapi tenang, aku bakal coba ketik ulang anime lovers lagi, ofc dengan alur yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
B O D Y G U A R D ; junshiho [slow update]
FanfictionMenceritakan perjalanan hidup Junkyu mulai dari bagaimana dirinya mencari kebebasan sampai dirinya yang berkerja sebagai bodyguard untuk anak semata wayang dari salah satu keluarga harmonis di Jepang. ©2023, afhrudite