BAB 1

8 0 1
                                    

2011

"Minggir, minggir! Air panas!!!" teriak Okta sambil mendorong kain pel ke depan kelas. Gadis itu kemudian mengibaskan kain pel tersebut sehingga seisi kelas terkena percikan air.

"Iih apaan sih lo! Jorok tau gak!" teriak Mimi, si cewek paling cerewet diantara teman sekelasnya.

"Lo niat piket gak sih, bego!" kali ini gantian William, cowok gendut berkacamata yang mengomel.

"Lo pada udah ga ikut andil bersihin kelas, protes pula! Minggir lo!" ucap Okta sambil mendorong kain pelnya menuju Mimi yang semakin histeris karena melihat benda kotor itu mengenai sepatunya.

"Aaaaaaa!!!" teriaknya. "Christ!!! Tolong!!! Bini lo ni!!! Geblek banget huaaaaa!!!" Mimi histeris memanggil Christian. 

"Kenapa?" Christian muncul dari balik pintu kelas. Cowok berkacamata itu segera menghampiri Mimi dan Okta.

"Nih, rusuh!" Mimi menunjuk Okta dan kain pel bergantian.

"Christ awas lo ikut-ikutan ya!" seru Okta.

"Christ, lo pinggirin deh ni koyo cabe. Kerjaannya tiap hari rusuh mulu." ujar William.

"Christ, gue mau piket. Tapi mereka ga mau keluar kelas. Gimana mau bersih coba?" Okta menatap Christian sambil menunjukkan wajah sedihnya.

"Will, Mi. Biarin dia piket dulu, oke? Ntar kalau kelasnya udah bersih kalian boleh masuk lagi." ucap Christian.

"Ih Christian!" Mimi terlihat kesal, dan segera beranjak dari kursinya, menuju keluar kelas, diikuti oleh William. "Belain aja terus sana!"

"Hehe, makasi" ucap Okta pada Christian.

"Piket yang bener!" Christian mengetok atas kepala Okta dengan tangan kirinya pelan. Lalu pergi.

"Iya, iya. Bawel!" teriak Okta. Selang lima menit berlangsung, Saptha datang. Berlari menghampiri kelas Okta bersama Dira.

"Ta!!! Oktaaa!!!" teriak keduanya.

"Anang kelahi! Ayo buruan!" Teriak Dira. Okta langsung melempar kain pelnya dan berlari mengikuti Saptha dan Dira menuju lapangan. 

Christian yang tengah membaca buku di luar kelas menatap kearah mereka bertiga yang berlari. Kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ayo Anang! Anang!" teriak kerumunan yang menyaksikan perkelahian antar Anang dan Dani yang merupakan anak kelas XII IPS 2.

"Woy, woyyy apa ini?! Minggir lo pada!" Teriak Okta. 

Tiara dan Apip sudah ada disana lebih dulu. Kemudian Saptha fdan Dira masuk ke kerumunan. Mereka bertiga bertatapan. Kemudian berteriak bersama "ANANG! ANANG! ANANG!!!"

"Ayo pukul!!! Terus!!!" teriak Okta.

"Hajar terus Nangggg!!!" teriak Saptha.

"Ayo Anang!!!" kali ini gantian Dira yang berteriak.

Apip dan Tiara saling berpandangan dan menggelengkan kepala mereka.

Tak lama salah seorang guru datang dan melerai mereka dibantu oleh beberapa siswa yang berada disana.

***

"Harusnya lo pukul bibirnya. Jangan kasi ampun! Orang kaya dia tuh harus dikasi pelajaran!" ucap Saptha.

"Bener. Bisa-bisanya ngehina orang pake bawa-bawa keluarga segala. Kalau gue mah, ga ada ampun. Yakan Sap," Okta mengompori.

"Udah, udah. Gak liat nih temen kalian luka-luka?" ucap Tiara sambil mengolesi salep luka di wajah Anang.

"Sabar ya Nang," Apip menepuk pelan bahu Anang.

Dira masuk ke UKS, membawa beberapa cemilan. "Lo belum makan, kan? Nih gue bawain makanan." Dira memberikan makanan itu ke Anang.

"Thanks, Dir." ucap Anang.

"Lo itu udah sabar banget Nang. Dari dulu Dani tuh suka banget ngejekin lo, ngebully lo. Tapi lo diem aja." ucap Okta.

"Iya bener. Bagus lo pukulin lagi sampe benyek." ucap Saptha.

"Bonyok." koreksi Apip.

"Benyek gimana anjir hahaha" Okta dan Dira tertawa.

"Lo jangan ikutin omongan mereka ya Nang. Temen-temen lo yang ini agak sesat. Percaya deh," ucap Tiara sambil menutup botol salep. "Udah, pokoknya gue gak mau tau lagi. Gue gak mau denger ada yang kelai lagi. Baik lo, Nang," Tiara menatap Anang. "Elo, Okta, atau siapapun." ucap Tiara. "Gerah gue." gadis itu berjalan keluar dari UKS.

"Nah kicep lo pada kan dimarahin sama Tiara, hahaha" Apip pun beranjak dari tempat duduknya dan keluar mengikuti Tiara sambil tertawa di akhir kalimatnya.

"Gue belum puas." ucap Saptha. "Yakan, Ta, Dir?"

Okta dan Dira tertawa.

"Anjir gue piket!" Seru Okta sedetik kemudian. Kemudian langsung berlari keluar UKS menuju kelasnya.

 Kemudian langsung berlari keluar UKS menuju kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang