4

24 5 1
                                    

Ting!

"Oh dah nyampe." Sapa Eithen yang sedang bersantai diruang tamu yang hampir kosong.

"Barang-barangnya mana?" Tanya Lizendro yang kebingungan.

"Udah gue buang. Semuanya udah hancur, mending beli baru."

"Apa aja?"

"Tv, sofa juga udah robek semua, cermin aestetik yang gue beliin, bingkai foto yang isinya foto gu-"

"Bagus udah hancur." Potong Lizendro.

"Cih kurang ajar." Kesal Eithen.

"Beli lagi tvnya, suruh antar sekarang. Buat sofa mending ga perlu, cukup beli boneka yang besar buat Adell dudukin." Suruh Lizendro.

"Maksud lo boneka teddy yang gede banget itu?" Lizendro mengangguk.

"Sinting."

Eithen membuka tabletnya, lalu mulai mencari barang-barang yang dia perlukan. Tapi sebelum membeli barang, dia ingin melakukan satu hal.

"Adell, sini." Panggil Eithen.

Adell yang sedang duduk sambil memainkan dress, mengalihkan pandangannya ke arah Eithen. Perlahan dia merangkak seperti bayi menuju Eithen, lalu duduk dengan tenang. Lizendro yang melihat kejadian itu hanya bisa menghela nafas, kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Adell mau boneka warna apa? Mau hitam? Pink? Atau coklat?" Eithen menunjukkan berbagai macam boneka yang ada dilayar tabletnya.

"Aiii uu ai aii..."

Adell mulai menunjuk boneka berwarna coklat dan juga barang-barang yang menarik perhatiannya. Eithen dengan cekatan menambahkan barang-barang ke list belanjanya.

Setelah lebih dari 1 jam memilih barang, terdengar satu suara yang mengganggu pendengaran Eithen dan juga Lizendro. Suara itu juga mengundang tawa Eithen, serta senyum tipis hadir diwajah Lizendro.

Krrruyyukkk~

"Dek, Adell belum dikasih makan dari tadi? Kirain ke salon sekalian cari makan." Kata Eithen.

"Lupa kak, tadi mau nyuruh pesan makanan tapi malah sibuk sama barang-barang." Balas Lizendro.

Dengan kesal Eithen akhirnya membuka ponselnya, lalu menyuruh salah satu bodyguard untuk membelikan mereka makanan.

Adell terlihat sesekali mengelus perutnya, lalu menatap Eithen dengan wajah sedih. Eithen yang sadar sedang ditatap oleh seseorang, segera menatap Adell.

"Astaga sabar ya adek kecil, makanannya lagi dibeli om gede. Sabar ya..." bujuk Eithen.

Eithen menyadari jika setiap kali dia melihat Adell, dia akan teringat pada anak perempuannya yaitu Ihetta Kim. Adell merepresentasikan Ihetta versi dewasa dan Eithen semakin tidak rela jika anaknya harus bertumbuh besar.

Sedikit informasi tentang Eithen, dia adalah seorang pria keturunan Korea Selatan yang tidak sengaja bertemu dengan ayah Lizendro, yaitu tuan Kuromoto Canbrize. Eithen menjadi bawahan ayah Lizendro sejak berusia 18 tahun, karena dia adalah salah satu pekerja terbaik atau bisa dibilang sebagai mata-mata andalan keluarga Canbrize.

Setelah tuan Kuromoto dan nyonya Ellenor meninggal, Eithen naik jabatan menjadi sekertaris sekaligus tangan kanan Lizendro diusianya yang ke 22. Saat Eithen berusia 25 tahun, dia bertemu dengan seorang gadis asal jepang bernama Azaku Hada. Mereka menikah dan memiliki anak yang saat ini berusia 3 tahun, namanya Ihetta Kim.

Lizendro menganggap Ihetta sebagai keponakannya, seperti dia menganggap Eithen sebagai kakak kandungnya.

Eithen adalah orang yang sangat profesional dan bisa beradaptasi dengan sangat baik. Dia bisa menjadi seorang pekerja yang sangat lihai dalam melakukan suatu hal, bisa juga menjadi seorang suami, ayah, kakak ataupun sahabat bagi keluarganya termasuk Lizendro. Sifatnya saat bekerja sangat berbeda dengan sifat aslinya yang cukup absurd. Singkatnya Eithen adalah pelawak berkedok tangan kanan Lizendro.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Power of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang