[3] Ikut pulang

0 0 0
                                    

Xi melihat pemandangan itu membuatnya panas ia tidak suka melihat miliknya tersenyum pada orang lain selain dirinya walaupun wanita lain xi menghampiri natta, natta yang melihat xi langsung menyapanya "halo kak xi" sapa natta tersenyum lembut sedangkan Nia yang melihat segera ingin membawa natta pergi tapi di hentikan oleh xi "lu mau bawa kemana natta?" Tanyanya menatap tajam Nia "i-itu k-kak m-mau pulang" jawab Nia terbata bata natta yang tidak mengerti mengernyit "Nia mau pulang bareng natta?" Tanya natta ia menatap Nia berbinar binar namun Nia yang mendapatkan tatapan tajam dari xi seolah-olah mengatakan tidak hanya menunduk "m-maaf Nat Nia udah di j-jemput" jawab Nia pergi dengan cepat sedangkan natta ia cemberut lesu "yaahhh" gumamnya kecewa xi yang melihat natta yang kecewa bertambah kesal

'gadis bodoh kau kecewa pada wanita rendahan itu?' batin xi memanas namun rautnya berubah ketika natta berbalik menghadapnya "kak, kakak ngapain disini?" Tanya natta kesulitan mendongak menatap xi yang lebih tinggi darinya xi senyum kecil "natta mau pulang bareng kakak?" Tanya xi sisi lembutnya itu hanya dikeluarkan saat bersama natta saja, natta tersenyum manis "mau!"girang natta xi menggenggam tangan natta bersamanya dan pergi menuju parkiran "kenapa natta mau pulang bareng kakak?" Tanya xi natta menjawab dengan cepat "itu karena kakak teman pertama natta jadi natta harus mau!" Jawab natta polos xi terkekeh sedikit lalu mengangkat natta ke motornya karena gadis itu terlalu pendek dan ia pikir tidak akan bisa menaikinya natta hanya diam menurut, xi melajukan motornya pergi ia membawa natta pulang ke vila pribadinya natta yang sadar jalan itu bukan jalan pulang ke kosannya ia menepuk pundak xi
"kakak ini bukan jalan ke rumah natta"ucap natta ia mulai panik saat xi tidak mendengar perkataannya lalu sampailah mereka di vila yang megah dan mewah xi menurunkan natta lalu membuka helmnya, natta ia ketakutan karena lingkungan asing di sekitarnya hutan mengelilingi vila itu ia menggenggam lengan xi
"k-kak ini dimana?" Tanyanya terbata bata xi yang melihat natta ketakutan tersenyum
"vila kakak" jawabnya lalu menarik natta masuk, natta kagum dengan isi vila itu
"tuan muda saya telah menyiapkan makan malam" ucap seorang pelayan xi hanya mengangguk lalu meninggalkannya
'tuan muda membawa seorang gadis?' batin pelayan itu, natta mengikuti langkah xi sampailah di kamar xi namun natta ia tidak masuk dan hanya menatapnya saja xi menoleh "apa yang kau lakukan di situ ayo masuk" ucap xi natta pun masuk ia melihat kamar xi yang dipenuhi nenuasa hitam itu xi menarik natta untuk duduk di ranjangnya sedangkan xi ia mandi dan berganti pakaian ia keluar melihat natta yang masih bengong lalu terkekeh natta yang menyadari itu menoleh
"natta mau pulang!" Ucap natta ia tidak tersenyum lagi saat ini tawa xi terhenti ia menatap natta tajam natta yang kaget menunduk
"apa?" Tanyanya natta menjawab dengan takut
"n-natta m-mau pulang" ucapnya kecil xi menghampiri natta
"kau disini hari ini" ucap xi
"t-tapi natta mau p-pulang" ucap natta lagi BUK xi mencengkeram kuat wajah natta untuk menatapnya
"natta kau tahu, aku tidak suka di bantah" bentak xi natta kaget ia mencoba memberontak namun tak bisa
"natta m-mau pulang n-natta ga mau d-di sini!" Teriak natta PLAK
"AKU SUDAH BILANG AKU TIDAK SUKA DI BANTAH!" bentaknya kasar natta menangis ia mundur perlahan takut tubuhnya bergetar hebat dan sudut bibir yang sobek membuatnya kesakitan ia menunduk tidak berani menatap xien perlakuan xien mirip dengan kakaknya traumanya pada kakaknya muncul lagi ia menangis tersedu-sedu

"m-maaf..hiks natta s-salah...hikss..huhu natta t-tidak akan membantah..hiks huhuhuu..." Ucapnya terpotong potong
"kau ingin pulang kan? Dari pada kau pulang lebih baik aku mengurungmu selamanya disini bagaimana?" Ucap xi menatap sinis natta natta kaget ia menatap xi yang tersenyum puas natta mendekat dan menarik baju xi "kakak n-natta akan jadi anak b-baik...hiks.. j-jangan kurung n-natta lagi natta mohon.."ucap natta memohon xi mengernyit apa maksud kata 'lagi' itu pikirnya namun amarahnya kini mereda melihat gadisnya itu menangis dan bukan tertawa atau tersenyum seperti yang ia harapkan ia memeluk natta

"maaf aku tidak sengaja" ucap xi mengelus lembut natta ia bisa merasakan tubuh yang bergetar hebat itu karenanya, natta ia menelan ludahnya untuk tenang ia memeluk erat tubuh xi yang lebih besar darinya itu

Dia Yang Posesif Where stories live. Discover now