- Chapter. 07 -

4 4 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Bel jam pelajaran terakhir baru saja berdering. Jinri tampak berlari cepat entah ingin pergi kemana, tapi langkah kakinya seperti membawanya pergi ke suatu tempat.

.
.
.
.
.

#_FLASHBACK..,

.
.
.
.
.

Sekembalinya dari toilet sekolah, Jinri kembali ke kantin menemui kedua temannya itu—Jimin dan Jiyeon. Dia kemudian menceritakan apa yang di alaminya saat di toilet pada dua orang itu. Yang tentu saja, tidak mudah untuk membuat Jimin dan Jiyeon percaya.

"Jinri-ah... aku tahu, kau masih sangat bersedih karena kehilangan Jihoon. Keunde, jebal... kau harus bisa melupakannya." ujar Jimin

Jiyeon mengangguk setuju, "benar, kau harus melupakan Jihoon... biarkan dia tenang disana."

"jadi kalian menganggap aku berbohong? aku berhalusinasi? eoh? YA! aku tidak berbohong, aku melihat dengan mataku sendiri, namjja itu... namjja yang kulihat di depan toilet itu adalah Jihoon." Jinri bersikukuh meyakinkan kedua temannya itu.

Jimin dan Jiyeon jadi saling tatap satu sama lain. Bingung ingin memberikan komentar seperti apa lagi.

"jika kalian tetap tidak percaya, aku akan membuktikannya sendiri nanti." Jinri berkata dengan mantap, membuat kedua temannya itu semakin bungkam.

.
.
.
.

#_END_OF_FLASHBACK...,

.
.
.
.
.

Jinri di kamarnya terdiam, sambil menatap langit-langit kamarnya yang sebenarnya tidak ada apa-apa itu. Namun percayalah, saat ini pikiran yeojja itu sedang tidak ada pada tempatnya, alias pergi dan mengingat semua kejadian yang dia alami seharian ini.

Helaan nafas Jinri terdengar sangat berat, saat benaknya kembali melintas bayangan wajah Jihoon yang tersenyum manis padanya.

"aaaahhhh!!!!" Jinri memekik sendiri, sambil menutupi wajahnya dengan tangannya sendiri saat dia merasakan matanya mulai menghangat begitu saja. "wae....? Jihoon-ah... wae?"

.
.
.
.
.

#_FLASHBACK...,

.
.
.
.
.


"Jinri-ah, waktuku sudah habis."

"anniya... lalu kau akan pergi? andwae, kau tidak boleh meninggalkanku. Apa kau tidak menyukaiku, eoh?"

"hey... dengar, cheongmal... aku sangat menyukaimu, aku menyayangimu, Jinri-ah. Aku yakin, setelah ini kita pasti bertemu lagi. Eoh, aku punya sesuatu untukmu."

.
.
.
.
.

BUKK!

"akh! "mian, aku tidak sengaja"

"gwaenchana. Keunde... lain kali kau harus berhati-hati, arrachi?"

"Park Jihoon..."

.
.
.
.
.

#_END_OF_FLASHBACK...,

.
.
.
.
.

Jinri kembali menghela nafasnya, dia berbaring memiringkan badannya sambil menatap sebuah gelang yang dipegangnya sedari tadi. Cairan bening itu kembali mengalir dari sudut matanya, saat Jinri kembali berbicara pada dirinya sendiri.

"saat itu... apa yang yang sebenarnya telah terjadi padamu? bagaimana bisa...?" mata Jinri terpejam perlahan dan membawanya kembali ke dunia mimpinya.

24 Hours Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang