"Secret Meeting"

27 1 0
                                    

"Hmmm, pak guru satu ini ternyata banyak sekali keingintahuanya, 'ngga bagus lho itu." Seru Rora sembari menyentil kening guru muda itu.

"Aw, memang kenapa dengan itu, manusia bisa maju karena daya ingin tahunya. Benar kan." Jawab Ady dengan muka polos.

"Ya, ya, ya kau memang benar, tapi tak semua hal kau harus tahu bukan?" Rora melengos pergi kebalik mejanya lagi, sembari menuliskan sebuah catatan-catatan kecil, "Lagi pula itu juga kejadian yang sudah berlangsung lama, tak usahlah kau pikirkan." Celotehnya lagi dengan sedikit tersenyum.

"Kalau begitu pertanyan terakhir, apa gadis itu mengakhiri hidupnya dengan loncat dari atas sungai?" Ady bertanya dengan pandangan mata yang menyala-nyala.

"Baiklah, baiklah. Sepertinya akumendapat pasien yang sedikit berisik sekarang." Rora sedikit menghela nafasnya, dia melihat kearah Ady kembali, melihat matanya yang penuh akan tanda Tanya itu Aurora sedikit tersenyum kecil, "Ah mungkin kau bisa menghilangkan kebosananku sebentar guru bandel."

"Kalau begitu ceritakanlah sekarang juga." Ujar Ady tak sabaran.

"Apa kau lupa sekarang kau sedang mengajar?" Balas Rora tersenyum manja.

"Kau pintar sekali mengalihkan pembicaraan." Nada suara Ady sedikit kesal sembali melangkah pergi keluar ruangan.

"Hahaha." Aurora hanya membalas ejekan Ady dengan tawa yang setengah hati, Rora yang langsung berdiri dan membuka jendela itu.

"Baiklah, besok minggu kita bertemu di luar desa, bagaimana?" Tiba-tiba saja Ady memberikan sebuah ajakan yang cukup berani kepada Rora.

Rora tak menoleh sedikitpun ke arah Ady, dia hanya memandang keluar jendela menikmati angi yang berhembus.

"Bagaimana? Kau mau tidak." Kata Ady tak sabaran menunggu jawaban Rora yang cukup lama itu.

"Kenapa harus di luar desa, kenapa tak sehabis pulang sekolah disini atau diwarung dekat sini?" Balas Rora yang masih tak bergeming itu.

"Aku hanya merasa seperti itu, lagiupula aku ingin mengenal tempat-tempat disekitar sini, bukanlah ide yang buruk menurutku." Jawab Ady tanpa ragu sedikitpun.

Terlihat jelas lagi-lagi sebuah senyum kecil menggores di bibir Rora.

"Ahahahaha, kau cukup menarik pak guru muda." Rora mulai menunjukan pergerakan karena respon Ady yang cukup mengagetkannya.

"Baiklah, aku terima tawaranmu." Meskipun ia menerima tawaran guru jepang itu tapi Rora masih belum mau memalingkan wajahnya.

"Hey, hey, bukankah itu sedikit tidak sopan menerima ajakan seseorang tanpa menunjukan wajah seperti itu." Ady sedikit kesal karena kelakuan Rora yang menurutnya aneh itu.

Dengan posisi sedikit mendongak Rora mulai menggerakan kepalanya, sedikit miring kekanan tapi kau bisa dengan jelas melihat wajahnya yang lumayan cantik itu, sebuah senyum simpul tepat berada di sana di bibir merahnya.

REMINISCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang