1. Islam tak mengenal pacaran

91.7K 2.9K 176
                                    

Ini cerita Islami pertama saya. Jadi kalau ada yang kurang berkenan mohon diberikan masukan. Bukan malah dihina dan dicaci maki.


cerita ini repost. Karena sudah selesai sejak 1,5 tahun yang lalu.


***


"Sabrin..." panggil seorang gadis ditengah kumpulan mahasiswa. Saat ini kantin begitu ramai mengingat waktu menunjukkan jam makan siang. Gadis itu berlari kecil mendekati Sabrin.

"Ya Allah, Rin. Aku tuh manggil kamu tau dari tadi. Kamu gak dengar ya?"

"Maaf ya Sen, aku lagi konsen sama makanan ku"

"Kamu konsen sama makanan apa konsen sama yang di sana tuh" tunjuk gadis yang bernama Sendi kearah pojok kantin kampus mereka. Di pojok kantin nampak beberapa pria tengah tertawa sambil menyantap makan siang mereka.

"Kok kamu tau aku ngelamunin dia" tanya Sabrin pada Sendi. Sabrin tampak bingung, apa sahabatnya ini mampu membaca pikiran orang lain.

"Rin, kita itu berteman udah dari SMA. Aku tau kamu gimana" Sendi menepuk Sabrin, memberikan kekuatan pada sahabatnya itu. "Kamu berantem lagi sama kak Darwan?" sambungnya.

"Kita gak pernah berantem Sen" Sabrin berusaha menghindar dari pertanyaan Sendi. Tapi walau seribu kali Sabrin menghindar, Sendi seperti tahu apa yang dirasakan sahabatnya.

"Nanti dia loh yang ngajar kita di lab. Soalnya kak Azhari gak bisa ngajar katanya"

Sabrin menatap Sendi dengan tatapan malas. Sebenarnya Sabrin ingin menghindar dari kelas laboratoriumnya nanti siang. Apalagi jika dia tahu yang akan mengajar di kelasnya adalah kak Darwan. Pria yang saat ini begitu dia hindari.

"Aku tuh bingung sama kalian berdua. Jauh kangen. Deket kayak orang gak kenal"

"Sen.. aku juga gak tau harus gimana. Dia itu.." kalimat Sabrin terhenti karena pikirannya melayang mengingat kalimat terakhir yang dikatakan kak Darwan kemarin malam.

'Sabrina.. maaf.. aku tidak ingin kamu berharap lebih. Karena aku tidak mau ada hubungan dengan seorang wanita tanpa ikatan yang halal'

Saat mendengar kata itu, semalaman Sabrin tidak bisa tidur. Apa cuma dia yang punya perasaan pada seniornya itu. Memang dia dan kak Darwan bagai bumi dan langit. Kak Darwan merupakan sosok senior di kampus yang begitu di hormati. Mengingat dia adalah seorang asisten dosen di laboratorium dan dia juga merupakan anggota LDK ( Lembaga Dakwah Kampus ). Sangat sulit bagi Sabrin untuk bisa begitu dekat dengan pria itu. Sabrin hanya mampu mencuri-curi waktu untuk dekat dengan dia, seperti di perpustakaan. Walau perpustakaan merupakan tempat yang begitu dia benci, namun demi bertemu dengan pujaan hati dia berusaha menghilangkan rasa bencinya pada buku.

Sedangkan Sabrina Sakhi Hamid merupakan gadis yang sangat bertolak belakang dengan pria yang bernama Darwansyah Ahmad itu. Sabrin seorang junior di kampus, dia tergabung dalam organisasi musik kampus. Karena hobi dia dalam bernyanyi menuntunnya masuk dalam klub paduan suara kampusnya itu. Dan hal itu sangat dibenci oleh Darwan.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari klub musik itu, tapi Darwan tetap tidak suka. Menurutnya klub musik hanya membuang waktu saja. Ditambah kegiatan mereka hanya membuat berisik saat LDK sedang sibuk mengisi dengan hal yang syarat agama.

Itu salah satu sebabnya Darwan menjaga jarak dengan Sabrin. Bahkan pria itu secara terang-terangan tidak suka jika Sabrin masuk klub musik itu.

"Sabrin.. kamu ngelamun lagi?" Celetuk Sendi. "Ayo cepat kita ke lab, kalau gak mau senior kesayanganmu itu ngomel" ledek Sendi.

Al kahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang