Chapter 1 : Pertemuan

34 6 1
                                    

Hay bestie!

Selamat datang di cerita saya panggil saja saya author dindin😊

Sebelum membaca kenalan dulu yuk, nama dan asal kota kalian.

Spil dikit dong kalian tau dari mana cerita ini?

Buat visualnya terserah imajinasi kalian aja ya.

Maaf typo bertebaran.

Maaf jika ada kata-kata kasar, ambil baiknya buang buruknya ygy.

Maaf jika cerita masih bertele-tele soalnya saya masih belajar.

Maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, karakter dan lain-lain.

Mohon benar-benar dibaca ya bestie jangan hanya tinggalkan jejak tapi gak tau ceritanya😢


Di suatu hari yang cerah, terlihat gadis cantik yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di suatu hari yang cerah, terlihat gadis cantik yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Pancaran sinar matahari yang melewati celah-celah jendela dan menyorot tepat diwajahnya begitu membuat dia terlihat lebih cantik.

Gadis itu menatap tajam dirinya sendiri lewat pantulan cermin dihadapannya, lalu berkata "Aku sudah siap?"

Gadis dengan poni samping dan rambut diikat dibelakang dan tak lupa sepasang jepit cantik berwarna pink di kepalanya langsung mengambil ranselnya di atas tempat tidur lalu pergi meninggalkan kamar kesayangannya.

Gadis itu turun melewati anak tangga satu persatu dengan ransel di punggungnya.

Gadis dengan seragam sekolah berwarna putih, rok pendek berwarna coklat dan rompi berwarna coklat bertuliskan SMU MAJAKSANA di saku depannya, berdiri tanpa suara di belakang wanita paruh baya yang tak lain adalah ART dirumahnya yang sudah ia anggap keluarga karena sudah mengabdi di keluarganya selama 13 tahun lamanya.

"Bi." ucap gadis itu yang tiba-tiba membuat ARTnya yang ia panggil bibi itu terkejut.

"Astaghfirullah, non..." saut bibi yang kaget.

"Aku pamit ke sekolah dulu ya bi" ucap gadis datar seperti tidak terjadi apa-apa.

"Non cantik... lain kali jangan ngagetin dong non, klo jantung bibi copot gimana?" ucap bibi masih dengan raut muka yang panik.

"Klo copot ya diambil lagi lah bi," ucapnya tanpa dosa.

"Ya Allah non... emang barang klo jatuh bisa diambil lagi, non mah aya aya wae" ucap bibi bercanda dengan maksud membuat gadis itu tertawa tapi nihil gadis itu tidak pernah tertawa semenjak kedua orang tua dan kakaknya meninggal.

CARAMEL : dendam dan cinta seribu dukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang