Prolog

574 77 129
                                    

AWAL SEBUAH KEJADIAN


Life A Second Time


Di sebuah mansion, seorang anak laki-laki yang baru akan ber-usia 17 tahun. Di mana anak itu tengah menatap datar sebuah kue besar yang menunjukkan angka 17, tepat nya malam ini diri nya telah nginjak usia 17 tahun, ya seperti semua orang bilang 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭𝐞𝐞𝐧, di mana usia nya hendak memasuki transisi usia remaja dewasa.

Sesekali anak itu menatap datar sebagian maid dan bodyguard yang bernyanyi dengan suara yang mengalun pelan, entah mengapa setiap tahun selalu saja seperti ini.

Sepi dan hampa.

Ya, walaupun bodyguard dan maid di mansion ini begitu banyak, tapi bagi nya masih merasa kesepian.

"Apa appa dan eomma tidak pulang lagi ahjumma? " ujar Joon-gi lirih namun masih menatap datar kue di hadapan nya.

"Maaf Tuan Muda. Tadi Tuan dan Nyonya sudah kami hubungi, namun Tuan bilang masih sibuk, kemungkinan besok baru akan pulang" ujar Ketua maid itu pada Joon-gi dan menatap sendu anak di depannya ini.

"Sibuk ya... Selalu seperti itu alasan nya. Ya sudah ahjumma, tolong bersihkan semua nya ini, aku ingin tidur, kalian bisa memakan kue nya" ujar anak itu mulai beranjak pergi menuju kamar nya.

"Baik lah Tuan Muda, selamat malam Tuan Muda" ujar maid dan bodyguard serempak sambil membungkuk sebentar dan mulai membersihkan ruangan serta dekorasi ulang tahun tadi.

Di dalam kamar, Lee Joon-gi tengah menatap beberapa butir kapsul obat di genggaman nya.

"Demi apapun saat ini aku lelah. Aku bagaikan anak yang tidak di harap kan, mereka selalu melupakan ku, membuat ku seperti tidak memiliki siapapun. Ku harap esok aku tidak akan melihat mereka lagi, dan ku harap kalian bahagia setelah ini" ujar anak itu lalu mulai menelan semua obat kapsul itu dengan bantuan air.

GLEK

GLEK

"Ahh.... Ku rasa ini masih kurang" gumam anak itu, lalu beranjak mengambil botol obat tidur kapsul itu, lalu menuangkan segala isi nya pada telapak tangan nya.

Anak itu menatap lekat segenggam obat tidur kapsul itu, dan tak lama melangkah mengambil air minum di meja nakas.

"Maafkan aku Tuhan... " ujar nya.

Anak itu mulai memasukan semua obat di tangan nya itu kemulut, lalu menelan nya dengan bantuan air yang kini sudah habis berserta obat yang ia telan tadi.

GLEK

GLEK

GLEK

GLEK

Bruk

Anak itu menghempaskan tubuh nya ke ranjang kasur nya, anak itu memejamkan mata nya erat lalu meresapi segala sakit pada kepala nya yang mulai terasa.

Purut nya mulai terasa mual, tubuh nya lemas, kepala nya seakan ingin pecah, tubuh nya berkeringat dingin dan mulai melemas.

"Emmppttt.... "

Life A Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang