Awal kisah.

17 1 0
                                    

*** hai haii,cuman mau sampain beberapa hal nih.

●cerita ini murni karangan saya jadi saya mohon maaf jika ada kesamaan alur atau nama pada cerita saya karna itu murni tidak sengaja.
●cerita ini saya tulis ketika tidak sibuk jadi jam update tidak menentu.
●mohon maaf jika ada kesalahan penulisan atau typo atau apapun,soalnya hanya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
●harus vote ya jangan jadi pembaca gelap,sama follow wajib biar saya makin semangat buat lanjutin.
●oh ya disini kalian bisa panggil aku mimin ya biar kita bisa makin akrab.
●mohon bantuan dan kerja sama nya yaa..

                            🥀🥀🥀🥀🥀

Suara bilah pedang besi terdengar saling membentur di iringi suara nafas tak beraturan dan tetesan keringat membasahi wajah seorang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bilah pedang besi terdengar saling membentur di iringi suara nafas tak beraturan dan tetesan keringat membasahi wajah seorang gadis.

"Kau kurang cepat,Alena"

"Kakak yang terlalu cepat!"bantah gadis itu tak terima,dia bangun dan kembali menggerakkan pedangnya menyerang sang kakak yang dengan mudahnya bisa menerima dan membalikkan serangannya.

"Alena,kau harus fokus dan tenang.emosi hanya akan merusak konsentrasimu"Nasihat Aletha.

"Kakak menyebalkan!"

"Aletha,Alena.ayo makan dulu bibi sudah buatkan sup labu kesukaan kalian"

"Sup labu?Tunggu sebentar bibi aku datang,"Alena lalu menyarungkan pedangnya dan menyimpan itu di punggungnya.dia lantas berlari menuju rumah dengan semangat.

Aletha hanya terkekeh,senyum tipis terukir di bibirnya.dia akan menyusul Alena setelah mengemasi barang-barangnya,saat asik memasukkan barang ke dalam tas Aletha menemukan kalung dengan liontin biru laut di tengahnya.ia tersenyum menatap kalung itu sebentar dan memasukkannya juga ke dalam tas dan berjalan menyusul Alena.

"Ibunda,Ayahanda.. aku merindukan kalian"


  
                                🥀🥀



"Bagaimana?mereka berhasil di temukan?"

Terlihat sosok berjubah biru dengan tudung yang di naikkan sedang duduk di atas tahtanya sambil melipat satu kakinya,dia tersenyum sinis menatap bawahannya dengan tajam.

"M-maaf yang mulia,k-kami belum berha-"

Brakk...

Bunyi tongkat yang di hentakkan kuat di lantai terdengar jelas,mengejutkan mereka semua yang ada disana.sosok berjubah itu berdiri memegang tongkat sihir emas dengan kristal biru di puncaknya.

"Kau bilang apa?"

Prajurit itu meneguk salivanya susah payah,jantungnya berdetak lebih cepat dan nafasnya terengah-engah,keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.sial,ketakutan yang luar biasa sedang mengelilingi tubuhnya sekarang.

AmbivalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang