6

1 0 0
                                    

"WOY BANGUN!!!!!!" Teriakan seseorang membangunkan gadis yang sedang menjelajahi dunia mimpinya.

"Gue udah bangunin Lo dari dari kebo bener sih, ayo bangun!!!!!" Kali ini orang itu mulai mengguncangkan tubuh gadis itu dengan keras hingga gadi itu menghadiahkan lemparan bantal yang cukup keras diwajahnya.

Bugh!

"Aw sakit gilak" rintih orang itu

Gadis itu terbangun lalu duduk menenangkan dirinya sejenak sampai ia mulai sepenuhnya sadar. Gadis itu menatap orang yang telah membangunkannya tadi dengan tatapan yang sangat tajam sampai-sampai orang tersebut bergidik ngeri melihatnya.

"Gu-gue cuma disuruh kak Giselle untuk membangunkan elo"

"Da vi an" panggil gadis itu dengan penuh penekanan.

"Sorry" lirih Davian.

"LO UDAH MENGGANGU MIMPI GUE! PADAHAL DIKIT LAGI!!!" Gadis itu tentu saja Celin dia sangat marah kepada kakaknya yaitu Davian karena telah mengacaukan mimpinya untuk melihat wajah wanita yang ada di dalam mimpinya. Celin mulai memukul-mukuli Davian dengan penuh amarah hingga terjadilah perkelahian di pagi hari.

"AAAGGGGHHH AMPUN GUE CUMA DISURUH, BERHENTI MUKULIN GUE CELIN!!! HUWAAAAA GUE MINTA MAAF!!!!!!!" Teriak Davian begitu keras karena pukulan Celin yang bertubi-tubi.

"ENGGAK! LO MEMANG PANTAS MENDAPATKANNYA!"

Celin terus memukuli Davian tanpa peduli jika Davian kesakitan, ia amat kesal karena Davian menghancurkan tekatnya yang begitu kuat untuk melihat wanita itu dengan jelas.

Di dapur Giselle yang mendengar teriakkan Davian terkejut hingga hampir menjatuhkan piring ditangannya dan dia juga bergidik ngeri mendengar Davian yang terdengar seperti begitu tersiksa Elwin yang mendengar itu hanya menghela nafas, seperti kejadian itu sudah biasa terjadi. Dan tentu Alvin yang sedang membantu di dapur hanya tersenyum.

"KELUAR!!!!" Teriak Celin dari dalam kamarnya setelah puas menyiksa Davian. Tak lama tampaklah Davian menuju dapur dengan penampilan yang berantakan lebih tapatnya dia terlihat seperti babak belur, semua orang di dapur memperhatikannya.

"Kak, lain kali jangan pernah nyuruh gue buat ngebangunin tuh bocah" ucap Davian sembari merapihkan penampilannya lagi.

"Apa segitu parahnya?" Tanya Alvin menahan tawa.

"Bro, apa lo nggak lihat keadaan gue sekarang?!"

Mereka hanya tersenyum lalu kembali ke aktivitas sebelumnya. Tak berselang lama Celin turun dan menuju ke dapur, dia sempat bertatapan dengan Davian namun keduanya saling membuang tatapan itu dan melengos begitu saja.

"Alvin, semoga lo masih betah nginep disini yaa" Giselle bertanya kepada Alvin dengan menahan tawanya.

"Semoga aja kak" jawab Alvin. Elwin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan adik-adiknya yang terkadang ajaib. Sekarang mereka sedang menikmati sarapan dengan tenang sebelum Davian memulai keributan dengan Celin.

"Apa lo nggak ngerasa ini sedikit berlebihan hah?!" Kalimat itu memang bisa dibilang bukan kalimat memulai perang, tetapi nada kalimat yang keluar dari mulut Davian lah yang membuat perang, agak nyolot. Tak menjawab Celin hanya melirik Davian dengan tajam.

"Tunggu! Apa jangan-jangan lo....." semua orang langsung menatap Davian.

"Lo mimpi lagi bermesraan sama cowok ya?!" Davian mengucapkan itu dengan keras dan langsung saja Celin menghampirinya hendak memukulnya namun Davian berhasil menghindarinya dan terjadilah kejar-kejaran.

"Kalian berhenti! Kembali ke tempat duduk sekarang" mendengar teguran dari Elwin kedua orang itu langsung kembali duduk.

"Lo mimpi apaan sih emangnya? Jangan-jangan tadi malem lo hampir me-" sebelum Giselle menyelesaikan kalimatnya Celin langsung membungkamnya dengan tangan dan mengangguk pelan. Elwin dan Davian yang melihat itu langsung saling bertatapan seperti mengetahui sesuatu sedangan Alvin sekali lagi hanya tersenyum samar dan tetap fokus makan.

"Yaa maaf gue nggak tau" kata Davian dengan wajah menyesal.

Giselle dan Celin sedang duduk di kasur Celin. Celin mulai menceritakan mimpinya semalam kepada Giselle tanpa melewatkan setiap kejadian sedikitpun, Celin mengatakan jika wanita itu sempat bertanya kepadanya apakah dirinya benar-benar yakin ingin melihatnya? Pertanyaan seperti itu bahkan diulangi dua kali. Dia juga mengatakan kepada Giselle tentang pembicaraan Elwin dengan Carlos yang membuat Giselle yakin jika 'sesuatu' yang dimaksud yaitu Celin kemungkinan dapat melihat makhluk-makhluk yang sebelummnya dia tidak bisa melihatnya sama sekali.

"Lo yakin nggak masalah sama sekali dengan itu?" Tanya Giselle juga meyakinkan Celin, dia meminta Celin untuk memikirkannya sekali lagi karena Giselle tahu jika sebelumnya Celin belum pernah melihat makhluk-makhluk sepereti itu, nonton film horor aja takut.

"Nggak usah sok deh ntar pas ngelihat kaya gituan....."

"Sstttt udah deh lo jangan bikin tekat gue hancur kaya Bang Davian"

Celin telah bersiap untuk pergi. Giselle telah pergi terlebih dahulu dengan Elwin arah tujuan mereka sama, sedangakan Davian baru saja keluar rumah sekarang hanya Celin dan Alvin yang hendak pergi. Alvin mulai melajukan motornya membelah jalanan yang ramai menuju rumah Freya, sesaat kemudian mereka sampai Celin menekan bel rumah Freya nampaklah seorang gadis yang membukakan pintu namun ketika melihat seseorang yang mengantarkan Celin gadis itu terbengong.

"Waaahh ada angin apa nih tiba-tiba kok....."

"Udah deh buruan panggilkan kakak lo"

"Dih yang butuh siapa?"

"Yang adeknya siapa?"

Gadis itu kemudian mempersilahkan keduanya masuk dan menyuruh ART di rumahnya membuatkan minuman dan beberapa camilan. Lalu tampak Kaivan yang menuruni tangga sebab mendengar ada suara motor yang datang tadi.

"Ngapain lo disini?" Tanya Kaivan saat melihat Alvin.

"Lagi ngojek gue" jawab Alvin.

"Dih semalem yang nawarin tumpangan siapa" sindir Celin lirih namun masih dapat didengar Alvin dan Freya, Freya yang mendengarnya sekali lagi melongo "Semalem??"

"Iya iya gue lagi anterin lo bukan lagi ngojek" ucap Alvin sembari mengelus rambut Celin lembut, Celin yang diperlakukan seperti itu melotot tidak percaya sedangkan Freya dan Kaivan yang melihat itu melongo tidak percaya.

"Waahh kemajuan yang sangatlah pesat" batin kakak adik itu di dalam hati mereka yang menyaksikan kejadian yang sangat langka ini.

"Apakah dunia sedang tidak baik-baik saja?" sedangkan Celin merasa jika dunia ini sedang terjadi sesuatu sehingga membuat Alvin dari kemarin bertingkah sedikit aneh menurutnya.

Freya masih terdiam dengan keanehan kakak sepupunya itu, begitu juga dengan Kaivan yang hanya mematung di tempat.

"Lo mau sampai kapan berdiri di situ?" Suara Alvin kembali menyadarkan Kaivan yang masih mematung.

"Ekhem, lo nginep di rumah Davian?" Tanya Kaivan yang diawali dengan berdeham untuk menghilangkan rasa canggung.

"Dia yang minta" Balas Alvin yang hanya dijawab "oh" oleh Kaivan.

"Tuhkan gue bilang apa, pasti tuh orang yang nyuruh" Celin.

"Yaudah, mana tugas lo yang minta gue bantuin?" Tanya Kaivan sembari duduk di samping Celin lalu Celin memberikan tugasnya kepada Kaivan.

"Jangan cemburu yaa?" pertanyaan itu ditujukan kepada Alvin.

"Nggak"

"Hah? Apa? Cemburu?" Batin Celin bingung dengan pertanyaan Kaivan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang