Terlihat seorang anak dengan lesu pulang ke rumahnya.
Cklek, suara pintu terbuka.
"Wahh, anak mama udah pulang? Cepat mandi habis itu makan malam. Nanti bisa-bisa masuk angin kalau mandi kemalaman."
"Ma..."
"Iya? Kenapa? Kok ga semangat amat si?"
"Maafin Arvin..."
Yap, MC di Fanfic ini bernama Arvin Ian de Axelle. Yang biasa dipanggil dengan Arvin atau dipanggil Vin.
"Kenapa? Kok pulang-pulang minta maaf?"
"Arvin lagi-lagi gagal banggain mama... Arvin gagal dapat nilai sempurna di ulangan kali ini."
"Memangnya Arvin dapat berapa?"
"...80."
"80? Itu sudah tinggi loh. Arvin juga kemarin belajar sampai semalaman, kan? Dapat nilai segitu mama juga sudah bangga banget."
"Tapi... Anak tetangga bahkan bisa dapat 100 di tiap ulangan."
"Walaupun Arvin tidak dapat nilai 100, setidaknya kamu sudah berusaha. Nilai 80 juga masih bisa dikembangkan, tapi tetap saja bagi mama itu nilainya sangat bagus. Bersemangatlah, Arvin adalah Arvin, mama tidak akan membandingkanmu dengan anak tetangga."
"Arvin juga jangan terlalu terobsesi dengan nilai, kalau mau bermain, pergilah bermain. Masa SMK itu masa terbaik untuk mencari teman loh."
"Sekarang pergilah mandi, ini udah malam. Habis mandi turun makan."
Arvin dengan mata berkaca-kacanya hanya mengangguk dengan cepat.
"Arvin sayang mama. Arvin janji di ulangan selanjutnya bakal dapat 100."
"Mama juga sayang Arvin. Semangat. Hanya kamu yang mama punya sekarang, jangan terlalu memaksakan diri."
"Iya ma."
———
"Untuk hari ini aku bakal lebih semangat lagi! Bang Alan aku dateng~"
Alan sama Arvin itu seangkatan sih, cuman emang Arvin manggil Alan dengan sebutan bang hanya karena menghormatinya.
"Swelamat pagi smuanya!!"
"Wesh baru pagi dah ribut ni bocah satu ni."
Arvin dengan buru-buru menyimpan tasnya lalu berlari keluar kelas.
"Ealah masih pagi dah mo bucin ae."
"Padahal ditolak trus ama Alan masih ja ngotot deketin."
"Lagian makhluk tu bisa-bisanya tertarik ama Alan."
Arvin hanya berlari menuju Kelas Animasi.
"Bang AlanNya ada?" Tanya Arvin saat sampai ke kelas Animasi.
"Bang Alan belum dateng tuh. Kalau mau tunggu aja."
"Aelah Vinn Vinn. Bisa-bisanya lu tahan tiap hari digituin. Mending lu ama gua aja."
"Skip, ga tertarik." Ucap Arvin dengan kecepatan menjawab 0,1 detik.
"Mendingan lu nyerah aja deh dekatin bang Alan. Udah disiram, ditabok, dicuekin kea gitu masih mau dipepetin. Heran dah gua ama lu. Mending nyerah trus sama yang lain aja. Kek lu ga laku aja."
"Gamau, maunya bang Alan. Lagian aku pasti masih ada kesempatan kok."
"Hadeh. Cinta emang buta, ya. Serah lu dah, intinya gua udah ingetin lu."
Sudah sekitaran 7 menit Arvin menunggu kedatangan Alan. Dan akhirnya sosok yang dicari muncul juga.
"Ba–"
"Ngapain lu sini lagi? Minggir."
"Baiklah, baiklah." Arvin hanya menurutinya.
"Bang Alan, nanti istirahat ke kantin bareng yok!"
"Ga."
"Yaudah besok."
"Ga."
"Lusa."
"Ga."
"Lusanya besok!"
"Ga."
"Lusanya besok besok."
"Ga ya tetap ga. Balek sono."
Arvin akhirnya dengan murung keluar dari kelas Animasi.
"Bang, bukannya dah keterlaluan, ya. Dia udah nungguin daritadi."
"Biarin. Lagian gw ga suruh dia buat nungguin."
"Padahal hoki bet lu bang dideketin makhluk begituan, gw aja iri. Mendingan gw mulai pedekate kali ya." Ucapnya sambil nyengir-nyengir gajelas.
"Lu sampe brani nyentuh dia, gua patahin tu tangan."
"Lah?"
––
Untuk kali ini
Alan X M!OC, abis itu mungkin
Richard X M!OC
KAMU SEDANG MEMBACA
Alan For Life, TroubleMaker RaiseYourGang [ALANxMALEOC]
KurzgeschichtenArvin Ian de Axelle, yang biasa dipanggil Arvin/Vin. Penggemar nomor 1 Alan. Yang dipikirinnya hanya nilai, Alan, nilai, Alan, nilai, dan Alan. Arvin selama ini sebenarnya sangat minus dalam hal berantem. Cuman pura-pura kuat aja dengan auranya yang...