Aiden Aurenal Derganrey yang bertransmigrasi ke dalam novel yang ia baca. Naasnya ia menjadi tokoh yang tidak banyak dibicarakan dalam novel tersebut. Tokoh yang hanya figuran pelengkap novel.
Semenjak Aiden memasuki novel tersebut, alur yang ada d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . .
Lagi dan lagi beberapa hari terakhir ia memimpikan hal ini. Terbangun di padang rumput yang nyaman. Suara samar memanggilnya untuk bangun seakan memberitahukan sesuatu.
"Hah..."
"Hm? Lo udah bangun?"
"Lo siapa?"
"Gue Valen" seoang pemuda yang tengah duduk di smpingnya membawa buku, dengan sabarnya menunggu dirinya untuk bangun.
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh, iya gue Valen" Jawabnya
"Kalok lo Valen gue siapa?" Dirinya bingung sendiri ya bagaimana tidak bingung. Tiba-tiba pindah dimensi.
"Lo Aiden" jelas Valen
"Gue? Njink!!, brarti lo Valen yang asli dan gue Aiden!?, Aiden diri gue sendiri??" Panik itulah yang tertera di ekspresinya. Valen hanya terkekeh geli melihat ekspresinya.
"Maido" Ucap Valen malas
" kok gue bisa di sini? Mati lagi gue?" Tanya Aiden dengan santuynya.
"Cocotmu kids, gue yang manggil lo beberapa hari terkhir"
"Udah kek setan aja lo njir!!" Kata Aiden dengan tangan yang menyilang seakan mengekspresikan dirinya marah.
"Gue kan emang setan tolol" Batin Valen berkata Aiden orangnya sangat blak-blakan ga tau tempat. "Gue mau bilang ke elo" lanjutnya.
"Lo mau bilang suruh nglnjutin idup lo di dunia lo kan" kata Aiden sudah malas dengan kata-kata itu.
"Ya jangan gitu anjir, biar vibes nya belum pernah ketemu. Lu mah merusak suasana"
"Bjir kok gue!!?" Tak terima dirinya disalahkan. "Yaudah apaan" Aiden mengalah karena ia laki-laki pengertian.
"Gue sebenernya udah mati di kamar kek cicak tekapar, dan kebetulan ada jiwa lo yang berkeliaran kek lalerr, yaudah gue masukin jiwa lo ke tubuh gue. Lo pasti udah denger gue jatuh dari motor kan!?, kan ngga epic jatuh dari motor terus mati. Gue beriin lo kesempatan kedua buat hidup sebagai gue-" jelasnya panjang lebar
"Anjir pdhl gue udah tenang di syurga" potongnya. Tangan kepal memukul kepalanya tanpa aba-aba. "Jangan di potong anjir".
"Pokoknya buat idup gue bahagia ya!! Gue ngemis² kek gini njir pokoknya gitu!!, dan lo juga bisa jadi diri lu sendiri. Waktunya udah habis saatnya lo pergi dari sini" titahnya untuk pergi meninggalkan Valen sendiri