Part 1

158 47 61
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejaknya, ya!

Semoga suka!

Happy reading🫶🏻🫶🏻🫶🏻

*****

Lelah. Itulah yang menggambarkan kondisi gadis itu hari ini. Gadis berambut panjang sebahu dengan balutan cardigan berwarna lilac itu menelungkupkan wajahnya di meja kantin.

Bagaimana tidak lelah? Hari ini begitu banyak kegiatan yang menguras hati dan pikirannya. Kuis dadakan yang diadakan oleh dosen di mata kuliah Negoisasi Luring dan Daring. Belum lagi tugas presentasi yang harus segera dikumpulkan karna akan dipresentasikan hari esok. Selain itu, gadis itu juga harus mengurus laporan divisi untuk rapat nanti sore bersama organisasinya.

Nala memejamkan matanya sejenak. Ingin rasanya ia pulang ke rumah dan beristirahat dengan tenang. Akan tetapi, kepalanya sudah dipenuhi dengan berbagai tugas dan laporan yang membuat harinya tidak tenang.

Nala benci kondisi seperti ini.

"Lo kenapa sih, Nal?" tanya seorang gadis yang duduk disebelahnya dengan rambut yang diikat kuda.

Nala menegakkan tubuhnya seraya menatap temannya dengan wajah yang memelas. "Capek, Tu," keluhnya.

Gadis yang dipanggil Ratu itu tertawa. Membuat Nala berdecak kesal.

"Gue bilang juga apa, Nal? Nggak usah ikut UKM segala, pusing kan lo sekarang." Ratu tersenyum mengejek ke arah temannya yang tengah frustasi itu.

Dulu Ratu pernah memberitahu perihal kesibukan yang dilakukan oleh UKM Jurnalistik itu. Akan tetapi, Nala tidak mendengarkannya dan tetap pada pendiriannya untuk ikut kegiatan UKM tersebut.

Dan kini, Nala menyesalinya. Betapa banyak waktu yang ia habiskan hanya untuk UKM tersebut yang membuatnya kehilangan banyak waktu untuk dirinya sendiri.

Nala mendesah kesal, "Kan niatnya biar gue nggak gabut lagi, Tu. Eh, malah jadi sok sibuk gini."

Ratu merangkul pundak temannya itu. "Udahlah Nal, nikmatin aja. Toh, apa yang lo kerjain di UKM bisa jadi portofolio kerja nanti, 'kan?"

Nala mengangguk lemas. "Iya, sih. Tapi tetap aja gue capek, Ratu."

"Keluar aja," balas Ratu tak acuh.

"Kalau bisa juga gue udah keluar."

"Tapi nyatanya nggak bisa, kan?" tanya Ratu yang membuat Nala menganggukkan kepalanya lelah. "Nah, ya udah nikmatin aja bestie," lanjutnya.

"AAA GUE PENGEN TENANG, RATUUU!!!" Nala lantas mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Hm. Jangan lupa juga tugas makalah Komunikasi Politik. Dikumpulin 2 hari lagi."

"AUTO PINGSAN GUE!"

*****

"Hari ini udah nggak ada matkul lagi, kan?"

Laki-laki yang menggunakan jaket army itu bertanya kepada laki-laki yang berada di hadapannya yang tengah asik menikmati makanannya.

"Nggak ada." Laki-laki di hadapannya itu menjawab, "lo abis ini ke mana, Sag?" tanyanya lagi.

Laki-laki yang dipanggil Sagara itu berpikir sejenak. Hari ini tidak ada kegiatan apa pun. Ia bisa menikmati waktunya dengan tenang di rumah. Akan tetapi, dibandingkan rebahan, Sagara akan melanjutkan tulisannya yang sudah hampir satu minggu ini belum di update.

"Pulang kayaknya," jawabnya.

"Nggak nongkrong dulu?"

Sagara menggeleng. "Mau istirahat di rumah."

Laki-laki itu hanya mengangguk menanggapi jawaban dari temannya.

Sagara lantas berdiri hendak pergi dari suasana kantin. "Gue cabut, Yog," katanya.

Yoga yang tengah asik menyantap makanannya hanya menatap seraya memberikan jempolnya ke arah Sagara.

"Jangan lupa, Sag, besok ada kuis pak Andre."

"Hm. Gue cabut." Sagara lantas pergi meninggalkan Yoga menuju parkiran motor.

Hari ini sangat melelahkan tubuhnya. Ia butuh suasana kamar yang tenang untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Terlebih lagi, ia juga membutuhkan hidangan lezat yang sudah dibuat dengan penuh cinta oleh bundanya.

Sesampainya di parkiran, Sagara lantas menghampiri motor kesayangannya yang berwarna hitam. Namun, sebelum ia menaiki motornya, pandangannya secara tidak sengaja menatap gadis dengan balutan cardigan berwarna lilac itu tengah duduk di bangku kayu yang ada di bawah pohon dekat area parkiran motor.

Bukan. Bukan gadis itu yang menjadi perhatiannya. Tetapi sebuah buku berwarna biru langit yang tengah dibaca gadis itu.

Sagara mengernyit. Ia sepertinya tau buku apa yang dipegang oleh gadis itu.

Sepersekian detik, Sagara menyadari bahwa buku yang tengah dibaca itu merupakan karyanya. Novel yang ia tulis di salah satu platform menulis dan membaca. Novel yang sudah dibaca sebanyak 5 juta pembaca. Dan novel yang telah diterbitkan.

Senyuman tipis terbit di bibir tipis Sagara. Rasanya sangat senang ketika melihat seseorang yang membaca karyanya. Karya yang ia buat dengan sepenuh hati.

"Nala."

Teriakkan seseorang membuat pandangan Sagara teralih. Seorang gadis dengan rambut yang diikat kuda itu memanggil gadis yang tengah membaca. Lalu tak lama, kedua gadis itu pergi menuju kendaraan roda duanya yang terparkir tidak jauh dari kendaraan milik Sagara. Dan, keduanya pergi begitu saja.

Nala? gumamnya seraya memperhatikan punggung gadis itu yang telah jauh dan menghilang dari pandangannya.


Bersambung...

Partnya sedikit dulu ya. Nextnya insyaallah akan panjang.

Terima kasih yang sudah baca🫶🏻🫶🏻🫶🏻

Instagram & tiktok : wp.sippyteaaa



- Jakarta, 28 Desember 2023

It Was Never Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang