chapter 4

0 1 0
                                    

Hai aku balik lagi nih

Ada yang kangen ga sama Rafael ?

Spam Comment disini ya

Spam comment "Rafa Ganteng"

Spam comment "lanjut"

Oke guys ?

"Happy Reading"



"Gue nggak mau cewek yang gue sayang sampe terluka"

~Arkan Williams~


Hari ini hari Minggu. Rafael menghabiskan waktunya di kamar , dari pagi kepala nya terasa sangat sakit , untuk sekedar duduk saja ia tak sanggup , ditambah lagi rasa nyeri di lengan nya akibat sayatan itu kembali terasa.

"Sshhh , pusing banget" lirih Rafael memegangi kepalanya.

"RAFAEL!" Teriak Monica dari lantai dasar membuat Rafael tersentak kaget di dalam kamar.

Karena tidak mau membuat mamanya menunggu lama , dengan sekuat tenaga Rafael bangun dari tempat tidur , kemudian beranjak tertatih-tatih menemui mamanya.

"Kenapa Ma?" Tanya Rafael lirih , ia berdiri di pinggiran sofa sebagai penyangga tubuhnya yang lemah.

"Kenapa-kenapa , udah budek kamu saya panggilin lama banget datang nya" ucap monica sarkas.

"Kepala El pusing , ma" adu Rafael.

"Gausah manja , pusing dikit aja ngeluh!"

"Saya udah transfer uang ke rekening kamu sebanyak 10 juta , sekaligus bayar iuran sekolah kamu" ucap Monica kembali fokus ke laptop nya. Tidak mendapat jawaban dari anak nya , Monica beralih menatap Rafael dengan alis terangkat.

"Kenapa diem , kurang?" Tanya Monica , Rafael menggeleng pelan.

"El nggak butuh uang itu , ma. El hanya butuh mama , El hanya butuh kasih sayang dari mama"ucap Rafael lirih , ia menatap Monica dengan mata memerah.

"Nggak butuh uang kamu bilang?!! Kamu pikir kamu sekolah pake apa , hah?!! Kamu makan pake apa?!! Kasih sayang?!!!" Bentak Monica.

"Masuk kamar , sekarang!!" Ucap Monica menunjuk arah kamar Rafael.

Rafael masih tak bergeming , ia menatap mamanya , Monica terpaku melihat tatapan putranya itu , tatapan seolah-olah anak itu sangat putus asa , sangat mengharapkan kasih sayang darinya , tanpa sadar El sudah berdiri di hadapan Monica.

"Ma , boleh El peluk mama sekali?" Tanpa menunggu jawaban Monica , Rafael memeluk erat tubuh wanita yang sangat ia sayangi , ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Monica , Rafael menangis.

"El sayang sama mama" ucap Rafael dengan suara tertahan.

Monica terpaku , tubuhnya ingin mendorong Rafael namun hatinya berkata lain. Ia tak sanggup saat merasakan suhu tubuh Rafael yang terasa panas saat bersentuhan dengan kulitnya.

Namun , sekelebat bayangan masa lalu kembali muncul di kepalanya , saat dimana seseorang dengan sangat mudah menghancurkan masa depan nya dan menghadirkan sosok makhluk kecil di perut nya , saat dimana ia diusir oleh keluarganya saat tau kehamilannya membuat amarah Monica memuncak.

Ia mondorong tubuh Rafael kuat hingga anak itu tersungkur di lantai , Monica menunjuk ke arah rafael dengan mata memerah , urat-urat menonjol di leher wanita itu.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang