The Final Chapter

4 2 9
                                    

Seminggu telah berlalu, dan seminggu itupun Yangyang dan hany tidak pernah bertemu sama sekali.

"Sayang, kamu udah baikan belum sama nak Yangyang"

Tanya ibunda pada hany, sudah 3 hari Hany masuk kembali ke kampus, tapi Hany tidak sedikitpun bercerita tentang Yangyang pada Bunda, seharusnya jika mereka baikan setidaknya Hany bercerita kan.

"Males"

Jawab hany singkat, Jangankan meminta maaf bertemu saja mereka tidak pernah, Jujur hany sedikit sakit hati karna dia pikir Yangyang selama ini tidak benar-benar mencintainya, buktinya saja dia tidak berusaha meminta maaf pada hany. Begitu pikir hany.

"Ndak boleh begitu nak, perbaiki hubungan kalian, kan udah lama kalian berhubungan masa mau selesai cuman gara gara masalah sepele"

"Bunda! buat apa aku kembali baikan sama dia dan jalani kaya semula kalo ujung-ujungnya ninggalin buat apa bun?!"

"setidaknya kalian bicarakan dulu, jangan sampai kalian berpisah karna kesalah fahaman, ujung-ujungnya itu akan jadi penyesalan nak"

"Bun, dia aja gak bener-bener usaha buat nemuin aku, kalau dia serius sama aku pasti dia bakalan datang terus dan minta maaf sama aku"

"Udah nak udah, Yangyang udah usaha kemarin minta maaf sama kamu tapi kan kamu yang gak mau ketemu, sekarang cobalah kamu hubungi dia dulu, jangan egois na, turunin sedikit gengsimu kalau kamu beneran sayang Yangyang, kamu masih mau kan sama yangyang?"

Pertanyaan Bunda membuat hany terdiam sejenak, dia juga bingung sama perasaan sama dirinya, di sisi lain hany masih cinta sama Yangyang di sisi lainya dia takut banget kalo semisal dia balik baikan sama Yangyang ujung-ujungnya bakalan tetep di tinggalin, itu sama aja kaya sekarang.

Hany pun pergi meninggalkan bunda di ruang tv, hany pergi ke kamarnya dan menangis memikirkan apa yang seharusnya dia lakukan.

Jujur hany pun bingung dan cape, tapi dia juga gatau harus melakukan apa sekarang, meminta maaf pun sepertinya dia terlalu malu.

Hany menangis cukup lama sampai dia sendiri tertidur.

TOK TOK TOK

"Sayang... buka dulu sayang sebentar, Bunda mau ngomong"

Hany yang tertidur pun terbangun oleh ketukan pintu, hany segera membukakan pintu, Bunda pun masuk dan langsung duduk di tepi ranjang hany.

"Ada apa bun?"

Hany langsung tidak enak hati, sepertinya bunda ingin membicarakan hal penting padanya.

"kamu siap siap, pakai baju rapih dan sopan ya sayang, nanti kalau sudah kamu langsung turun ya"

Hany mengerutkan dahinya penuh tanya, tiba-tiba sekali bunda memintanya untung berdandan rapih.

"Ada apa bun, ko tiba tiba banget?"

"Ada tamu, pokonya nanti kamu turun langsung kalo udah siap ya sayang"

Bunda langsung pergi dan menutup pintu rapat-rapat, banyak pertanyaan yang muncul di benak hany, tapi tak sempat di tanyakan kepada bunda.

Hany pun bersiap seperti arahan bunda, Selesai mandi Hany memakai gaun selutut warna dominan putih dengan motif bunga-bunga, terlihat santai tapi rapih. Sedangkan rambutnya di biarkan terurai.

Hany melihat dirinya di cermin, meski sudah di makeup tapi tetap saja mata sembab hany tetap terlihat meski sedikit samar.

Hany berjalan turun kebawan, menuruni satu-persatu anak tangga, sedikit demi sedikit terlihat siapa yang ada di ruang tamu

Hany membolakan matanya setelah tahu siapa yang ada di bawahh, Jujur hany sangat ingin lari dan menangis.

Hany yang terlihat mematung di anak tangga terakhir segera di datangi oleh Bunda.

"Ayo sayang duduk"

Ajak bunda pada hany, mereka pun duduk dan berbincang bersama, Jujur saja hany sama sekali tidak fokus apa yang mereka bicarakan, sedari tadi dirinya hanya menunduk dan mendengarkan detang jantungnya yang sangat kencang.

Orang itu Yangyang. Dia datang ke rumah Hany bersama kedua orangtua-nya.

Hany pun ingin mencuri-curi pandang pada Yangyang, saat hany mengangkatkan wajahnya, dia langsung melihat wajah Yangyang sedang menatapnya sambil tersenyum sedikit.

Muka hany pun terasa memanas, takut Yangyang menyadarinya hany pun menunduk kembali seperti semula.

Setelah lumayan lama Bunda mengobrol dengan kedua orang tua Yangyang akhirnya pembahasan inti di mulai.

"Jadi Bunda tujuan saya dan orangtua sama kesini ingin membicarakn kelangsungan hubungan saya dengan Hany"

Deg Deg Deg

Hati hany berdetak lebih cepat ketikan mendengar apa yang di ucapkan yangyang, muka hany sepertinya memerah seperti tomat.

Bohong kalau hany tidak senang mendengarkan ucapan Yangyang itu, sungguh hany sangat-sangat senang.

Tapi di sisi lain Hany malu, karna masalah kemarin, Hany merasa semua itu terjadi karna kesalahanya, dia terlalu takut kepada apa yang belum terjadi.

Tapii ya sudah bagaimana lagi, itu pun sudah terjadi, Hany akan meminta maaf kepada yangyang atas ke egoisan dirinya.

Mereka semua pun membiacarakan rencana lamaran yang akan di selenggarakan sebulan lagi, Hany dan Yangyang meminta izin untuk mengobrol berdua.

Sekarang Hany dan Yangyang berada di taman depan rumah hany, mereka mengobrol dan bercanda meskipun pada awalnya canggung

"Kenapa tuh mata, ko bengkak"

"Ya lo pikir aja sendiri"

"Hahaha ketauan lo abis nangisin gw"

"Dih, ogah yaa kaya gak ada kerjaan banget nangisin lo"

"Hahah, Btww Aku mau minta maaf sama kamuu, maksud ak---"

"Enggak Yanggyang, aku yang salah bukan kamu, aku yang terlalu egois gak mikirin kamuu, padahal kamu bener kita masih muda dan bisa jalanin dulu inii... tapi aku malaj terlalu takut sama masa lalu, aku nyamain kamu sama Papa aku, padahal udah jelas kalian bedaa"

"Aku juga ngerti ko Hany, kenapa kamu begituu. Dan aku juga udah mikirin panjang, aku ngerasa setengah nyawaku ilang... hampir 2 minggu gak sama kamu, dari situ aku nyadar aku bener-bener cinta sama kamu, makanya aku ngobrol sama ibu sama ayah buat ngelemar kamu. Aku ngelamar kamu bukan karna kamu ngambek atau apalah, aku mau ngelamar kamu karna aku sadar aku udah bener-bener cinta sama kamu, makasih selama ini udah ngertiin aku, udah nungguin aku, dan maaf kalo dari pertunangan ke pernikahan kamu harus nunggu lumayan lama lagi"

Hany yang mendengar ucapan Yangyang menangis deras, dia merasa bahagia, sedih, menyesal pokonya campur aduk banget.

"Aku gak apa-apa kalo harus nunggu lagi yang, aku ngertii ko karna nikah gak se mudah itu apa lagi kita masih muda, emosi dan ego kita masih belum kekontrol, maaf juga aku sama Bunda udah neken kamu buat lamar akuu, maaf "

Setelah sesi maaf memaafkan dan Yangyang sama Hany mengeluarkan isi hati dan fikiran, mereka berdua sepakat kalau menuju menikah mereka tidak akan buru-buru dan akan fokus kepada karir, dan memperbaiki diri sendiri dulu.

!!TAMAT!!






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar Laknat | Yangyang (Chat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang