Dua jam telah berlalu, sudah saatnya bel istirahat berbunyi. Para siswa tidak sabar ingin pergi ke kantin, namun bu Rita tak kunjung keluar. Ia meminta ketua kelas untuk mengumpulkan tugas yang sudah diberikan. Seluruh siswa panik karena mereka belum mengerjakan. Mereka pikir bu Rita tidak ingat dengan tugas yang ia berikan. Akan tetapi, asumsi mereka salah, ingatan guru itu sangat tajam.
Lantaran banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang ia berikan, bu Rita pun memberi mereka waktu untuk mengumpulkan minggu depan.
Setelah memberi tahu siswa, ia pun pergi meninggalkan ruangan kelas. Siswa langsung berbondong-bondong keluar. Ada yang pergi ke kantin untuk mengisi perut, ke lapangan untuk bermain, dan ada juga yang berdiam diri di dalam kelas.
Beberapa menit kemudian, jam istirahat berganti dengan jam pelajaran. Teriknya sinar matahari membuat siswa tidak lagi fokus mendengarkan penjelasan guru. Mereka asik dengan dunianya sendiri hingga bel pulang berbunyi.
Keesokan harinya, seperti biasa semua siswa melakukan rutinitasnya sebagai pelajar. Di pagi hari, mereka mengaji dan literasi lalu dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran. Saat jam pelajaran berlangsung ada salah seorang siswa yang tidak memperhatikan guru dan malah bermain ponsel. Guru yang mengajar menegurnya untuk tidak bermain ponsel saat jam pelajaran berlangsung dan siswa tersebut segera menyimpan ponselnya.
Namun tak berselang lama, Reno pun kembali memainkan ponselnya. Ya, siswa berambut ikal dan bermata sipit yang sedang memainkan ponsel itu bernama Reno. Ternyata setelah diperhatikan lagi tidak hanya Reno yang memainkan ponselnya melainkan di pojok belakang ada segerombolan siswa yang asik bermain game online.
Guru yang ada di depan kelas merasa sangat tidak dihargai karena hal itu. Ia sudah lelah menjelaskan tapi anak didiknya tidak memperhatikan. Rasanya sia-sia saja mereka duduk di dalam kelas jika tidak mendapatkan ilmu.
Kemudian, jam pelajaran telah usai. Para guru berkumpul di ruangan majelis guru, dimana ruangan ini dikhususkan hanya untuk guru. Bersama guru lain, bu Rita berdiskusi terkait masalah siswa yang bermain ponsel saat jam pelajaran. Ada salah seorang guru yang menyarankan untuk memanggil orang tua dari anak tersebut untuk mengetahui bagaimana tingkah laku si anak di rumah, bu Rita dan yang lain pun menyetujuinya.
Beberapa hari telah berlalu, segenap orang tua siswa pun kini tengah menyempatkan waktunya untuk hadir memenuhi panggilan guru. Mereka diberi tahu bahwa anak-anaknya bermain ponsel saat jam pelajaran. Meskipun sudah kerap kali ditegur oleh guru yang mengajar, siswa hanya acuh tak acuh saja.
Para orang tua menyimak penjelasan guru dan sesekali bertanya mengenai anak mereka. Kemudian mengalir cerita dari orang tua Reno, bahwa anaknya selalu bermain ponsel ketika berada dirumah yang turut dibenarkan oleh orang tua yang ada di sana.
"Iya bu, anak saya seharian bermain ponsel. Mengerjakan tugas saja tidak apalagi membantu saya."
"Anak saya bermain game seharian bu."
"Kalau anak saya selalu bermain di platform music video"
"Iya, anak saya tolong dinasehati dengan tegas saja bu."
Berbagai curahan hati dari orang tua ditampung oleh bu Rita selaku wali kelas VIII B. Melalui pertemuan dengan orang tua ini, ia mendapatkan kesimpulan bahwa ponsel yang menjadi penyebab utama sikap siswa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Pasca Pandemi
KurzgeschichtenSudah dua tahun Covid-19 berlalu, namun dampaknya masih dapat kita rasakan sampai saat ini, khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam pendidikan, karakter siswalah yang sangat penting, tetapi bagaimana jika karakter siswa tersebut mulai rusak? NAMA :...