Solusi

17 2 0
                                    

Dua hari berlalu, Senin pun kembali menyapa setiap manusia di dunia. Seperti biasa, hari ini upacara kembali dilaksanakan sebelum jam pembelajaran dimulai. Namun, karena ada suatu hal yang harus dibahas, para guru mengadakan rapat yang secara tidak langsung akan membuat siswa tidak belajar setelah upacara. Saat seperti ini biasanya disebut jamkos oleh para siswa.

Mendengar hal itu tentu saja membuat siswa senang. Pasalnya jam kosong adalah sesuatu yang sangat dinantikan oleh sebagian besar siswa. Biasanya mereka akan sibuk menghabiskan waktu luang itu untuk bermain ponsel, jika tidak bermain game pasti sibuk memainkan aplikasi sosial media mereka. Ada juga yang membuat gerakan-gerakan video lalu menguploadnya di platform music video.

Hanya beberapa siswa saja yang benar-benar menggunakan jam kosong tersebut untuk hal bermanfaat seperti membaca, mengerjakan tugas, dan pergi ke kantin ataupun menghabiskan bekal makanan yang mereka bawa dari rumah.

Sementara siswa asyik dengan kegiatannya masing-masing, para guru sibuk membahas tentang permasalahan siswa. Mereka berpandangan, jika siswa masih saja bersikap seperti itu, pendidikan di Indonesia tidak akan pernah maju. Sikap mereka yang kurang bermoral karena kecanduan bermain ponsel akan memberikan dampak buruk bagi masa depan mereka.

Memang semenjak Covid-19, ponsel menjadi alat yang mempermudah proses pembelajaran. Namun, jika hal itu tidak digunakan secara bijak, penggunaan ponsel justru dapat merusak etika dan moral siswa, sehingga perlu solusi yang bijak terkait penggunaan ponsel ini disekolah.

Rapat yang dilaksanakan para guru berakhir dengan keputusan bersama untuk membatasi penggunaan ponsel oleh siswa di lingkungan sekolah dan rumah. Di sekolah, siswa tidak lagi diperbolehkan untuk membawa hp dan untuk tugas diberikan secara langsung. Jika ada tugas di rumah pun, tetap akan dikumpulkan saat tatap muka, tidak lagi secara daring. Para guru berharap solusi ini akan memberikan dampak baik, dalam upaya mengurangi kecanduan pada siswa, sekurang-kurangnya di lingkungan sekolah. Untuk di lingkungan rumah, para guru berharap orang tua juga bertindak tegas untuk membatasi anaknya bermain ponsel.

Selesai rapat seluruh siswa kembali diminta untuk berkumpul di lapangan. Tentu saja hal itu membuat siswa bertanya-tanya, ada hal penting apa yang akan disampaikan kepala sekolah.

Sementara para siswa sibuk dengan pikiran masing-masing dan menerka-nerka mengenai pengumuman apa yang akan disampaikan, kepala sekolah ternyata sudah berdiri di tengah lapangan. Ia menyampaikan bahwa mulai besok seluruh siswa tidak boleh lagi membawa ponsel ke sekolah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, diberitahukan kepada seluruh siswa SMP Negeri 23 Pekanbaru bahwasanya mulai besok tidak diperkenankan membawa ponsel ke sekolah," ucap kepala sekolah dengan tegas yang disambut dengan teriakan tidak terima oleh beberapa siswa.

Teriakan-teriakan tersebut tidak di gubris oleh kepala sekolah dikarenakan itu sudah menjadi kebijakannya yang tidak bisa diganggu gugat.

Hari demi hari telah berlalu, kini banyak dampak positif yang terjadi karena siswa tidak membawa ponsel ke sekolah. Pembelajaran pun dapat berjalan dengan efektif dan kreatif. Siswa menjadi lebih fokus mendengarkan penjelasan guru dan sesekali bertanya. Saat mengerjakan tugas siswa tidak lagi hanya mengandalkan internet. Interaksi sosial antar sesama siswa juga lebih terjalin dengan baik.

Guru Pasca PandemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang