Frame 4

5 2 2
                                    

"Ok aku turun dari pesawat," jawab Izza. Dia bangkit mengambil tas ranselnya dan bilang ke pramugari kalau ada urusan penting. Dia melangkah keluar dari dalam pesawat sambil mengembalikan pas naik miliknya ke petugas.

"Kamu yakin mau batal terbang Izza ?" Remi terdengar panik.

"Aku tunggu kamu Kak di ruang kedatangan."

"Oke," jawab Remi. Izza menutup teleponnya, di depan cermin dia melihat wajahnya berubah ceria, matanya bersinar dan senyumnya merekah.

Izza menunggu Remi di depan ruang kedatangan, dua puluh menit berdiri dan hilir mudik di antara para penjemput dari hotel, sopir taksi dan beberapa calo hotel, dia masuk ke Starbucks memesan secangkir Capuccino, croissant rasa mentega sambil membuka youtube. Dia sempat melanjutkan film dokumenter Gandhi di Deutsche Welle.

Empat puluh menit tak ada kabar Izza sudah mulai panik, 'Jangan-jangan ada apa-apa dengan Remi' Izza menekan teleponnya, tapi telepon itu tak diangkat, nada panggilnya terulang beberapa kali.

"Kenapa lama ?" tanya Izza, lagipula dia tak tahu mau pergi kemana malam ini. "Semestinya dia sudah datang." Izza berdiri meninggalkan koper dan tas ransel, dia mulai gerah di depan terminal keberangkatan. Belum lagi dia ingat di kantor semua pasti cari Izza. Alasan paling gampang dia mendadak sakit dan ketinggalan pesawat. Izza masuk ke Starbucks, wajahnya mulai pucat, mendadak panik. Dia menyemprotkan dua dosis ventolin ke mulutnya, dia berjalan keluar mencari kursi kosong duduk menghadap ke jalan berharap Remi segera datang.

Mendadak teleponnya berdering, Izza kaget, dia menjawab panggilan video.

"Hai ?" itu suara Niko, beberapa detik Izza melihat wajah Niko ada di mobil.

"Jam berapa mendarat di jakarta ?"

"Aku besok lusa baru pulang," jawab Izza sekenanya dia jadi takut.

"Kenapa ?"

"Aku masih ada perlu dengan teman,"

"Oke, kabari saja sayang," jawab Niko.

"Bye darling. " Suara Izza serak, dia menutup teleponnya. Dia celingukan mencari Remi , mana pria itu yang sejak tadi dia tunggu. Terus kalau mereka ketemu sore itu mereka bakal kemana ? berdua di Bali tidak ada dalam rencana Izza.

Lima menit Izza duduk di kursi, sampai dia sadar dua jam dia membuka Tik Tok.Izza panik, Remi belum datang juga. Dia mulai membuka aplikasi mencari hotel di sekitar Kuta.

"Aku kemana ya ?" gumam Izza.


My Supermodel Love My PharmacistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang